Perhatian Jaemin

851 62 153
                                    

•••

Ke esokan hari. Keenam anak Ayyara tengah bersiap berangkat sekolah dan kuliah. Jisung, si bungsu sudah diantar oleh supir menggunakan mobil. Lalu, Haechan, Chenle, Jeno dan Renjun membawa mobil masing-masing, tentunya dengan pengawalan dari jauh. Tinggal lah Jaemin seorang, ia membawa motor sendiri.

Ayyara yang baru saja mengantar Jisung sampai mobil, ia kembali ke dalam dan mendapati Jaemin.

"Kau berangkat bersama Hyora lagi, Jaem?" tanya Ayyara dan menatap Jaemin yang kini sudah berseragam lengkap dengan jaket serta helmnya.

Pemuda itu tersenyum manis menatap Ibunya, lalu terkekeh pelan. "Iya eomma." Kemudian ia mendekat ke arah Ayyara untuk berpamitan dan mengecup kedua pipi Ibunya itu.

"Hm, sampaikan salam aemi pada Rara ya. Ajak dia ke rumah, sudah lama sekali aemi tidak bertemu dengannya," sahut Ayyara dan menyebut nama panggilannya untuk Hyora.

Mengangguk. "Nanti akan Jaemin sampaikan. Jaemin berangkat dulu ya," pamitnya yang dibalas senyuman dan anggukkan santai oleh Ayyara.

Tak butuh waktu lama, Jaemin tiba di rumah Hyora, lebih tepatnya Kwon Hyora. Sebenarnya rumah mereka hanya dibatasi satu kawasan, Hyora ada di kawasan elit lainnya. Bicara soal Hyora, ia tipikal gadis yang asik saat diajak bicara, tidak selalu menjaga imagenya, termasuk gadis yang cuek dan savage kalau kata Jaemin. Lihat saja, seperti sekarang...

"Ayo naik, chagi-ya," kata Jaemin setengah bercanda setelah melihat Hyora yang masih menatapinya dalam diam.

Gadis itu tersenyum kecil mendengar ajakkan Jaemin. "Ck, iya tunggu sebentar," balasnya asal lalu memakai helm dan naik ke jok belakang motor Jaemin.

Mereka berdua memang sering berangkat bersama seperti ini, sebagai teman lama dan orang yang selalu bersama Jaemin. Rasa-rasanya Hyora masih saja tak terbiasa dengan panggilan-panggilan asal Jaemin sekalipun dia tahu itu hanya sebuah candaan.

Padahal jika teman-teman prianya yang lain melakukan hal yang sama seperti Jaemin, memanggilnya dengan sebutan sayang, chagi, atau sejenisnya, Hyora akan biasa saja.

"Pegangan Ra," ujar pemuda itu menyadarkan lamunan Hyora.

Tangannya di tarik oleh Jaemin untuk masuk ke dalam kantong jaket pemuda itu dan mendekap pinggangnya, "Iya, Jaem. Kenapa buru-buru sih?” ujar Hyora kembali pada sifat tak acuhnya. Padahal detak jantungnya sudah sangat berisik sejak tadi.

Jaemin berdecak kesal mendengar pertanyaan tak tahu diri dari sahabatnya itu. "Kita bisa telat, pabo! Kau berhias diri terlalu lama sih!"

Hal itu membuat Hyora terkekeh menyadari kesalahannya, pada akhirnya gadis itu malah mengeratkan pelukkannya pada tubuh Jaemin selagi dagunya dia sandarkan pada bahu lelaki itu. "I’m sorry."

Jaemin hanya menyunggingkan senyumnya mendengar hal itu lalu mengangguk santai. Mereka akhirnya menghabiskan waktu perjalanan menuju sekolah sambil berbincang santai seperti biasa, Jaemin asik menceritakan hal-hal yang terjadi di rumah besarnya sedangkan Hyora menyimak semua itu dan kadang sesekali menanggapinya dengan candaan membuat mereka kembali tertawa.

"Ah, iya. Kau diminta main ke rumah oleh eomma. Kalau diingat lagi, kau sudah lama sekali tidak berkunjung," teriak Jaemin karena angin cukup berembus kencang.

Dreamies Familie | NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang