Mencoba Merelakan

671 37 68
                                    

•••

Hyora tiba di kediaman Jaemin dan menghentikan langkahnya di pekarangan rumah besar tersebut. Seketika beberapa ingatan masalalu terlintas di pikirannya, tentang masa kecilnya dengan Jaemin.

Keduanya suka bermain di pekarangan rumah tersebut --lebih tepatnya memanjat pepohonan yang berakhir dengan Jaemin terkena omelan sang Ibu.

Lalu Jaemin kecil tak terima dan balik menyalahkan Hyora dengan mengatakan bahwa gadis itu yang mengajaknya. Namun, Ayyara selalu membela Hyora karena gadis itu pun sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.

Tanpa sadar Hyora menarik kedua sudut bibirnya --tersenyum kecil. "Lucu juga dulu ya," gumamnya.

"Eh, nona Hyora?"

Gadis itu terperanjat kaget ketika mendengar sapaan tersebut, Hyora dengan cepat menoleh menatap sosok bertubuh tinggi yang kini sedang menatapnya ramah. Ia lalu tersenyum kecil membalas panggilan penjaga rumah Jaemin itu. "Iya, ajussi. Jaemin ada di rumah?"

Pria dewasa itu mengangguk. "Tuan muda ada di dalam, non."

"Ah, baik ajussi terima kasih," sahutnya. Hyora melangkah dan otomatis pintu utama terbuka sendiri.

Ternyata sudah ada Jaemin di balik pintu sedang tersenyum ke arahnya. "Hai, Ra." Lalu ia membawa Hyora untuk masuk lebih dalam ke rumah tersebut.

Keduanya lalu duduk di sofa --family room berdua, Hyora menatap sekelilingnya yang tampak sepi sedangkan Jaemin sibuk membereskan beberapa buku yang ada di atas meja.

"Di mana yang lainnya, Jaem?" tanyanya.

"Haechan hyung dan Jeno hyung kerja. Sedangkan Chenle hyung, ada di kamar Jisung," balas Jaemin santai.

Hyora mengangguk. "Lalu di mana, eommonim?"

"Di kamarnya bersama Renjun hyung." Jaemin lalu menoleh ke arah Hyora dan menyodorkan sebuah buku gambar. "Coba kau lihat hasil karyaku."

Hyora membuka buku tersebut dan terpampang sebuah gambar seorang gadis sedang menatap bunga yang ada di pohon dengan satu tangan terulur menyentuh kelopaknya. Seketika ia teringat, kalau subjek di sana itu adalah dirinya.

"Jaem, jangan bilang gambar itu aku? Sangat terlihat nyata, kau yang terbaik Jaem! Astaga, itu sudah lama sekali..." Hyora tersenyum senang.

Jaemin yang dipuji begitu pun langsung besar kepala. "Itu hadiah untukmu, Ra. Disimpan hm..."

"Gomawo, Jaem..."

Akhirnya mereka berdua menyelesaikan kerja kelompoknya. Hingga tiba-tiba Jaemin membuka suara dengan topik yang membuat Hyora sedikit tak suka.

"Ra, kau masih ingat Eunsa yang dua minggu lalu nyaris kita tabrak itu?"

Benar kan? Namun Hyora enggan menunjukkan ketidaksukaannya. "Kau, bukan kita," balas gadis itu sekadarnya.

Jaemin mencibir pelan mendengar balasan Hyora, hal itu malah membuat Hyora terkekeh kecil.

"Hmmm, iya aku ingat. Kenapa memangnya?" Hyora menatap Jaemin sambil memegang pulpen di tangan kanannya.

"Menurutmu, dia itu bagaimana?"

Hyora terdiam. Ia tahu kemana arah pembahasan ini akan berjalan, namun ia juga tak bisa mengalihkan topik. "Kau menyukainya, Jaem?" tanyanya to the point.

Jaemin tak membalas pertanyaannya. Pemuda itu malah menggigit bibirnya sambil tersenyum kecil membuat Hyora paham akan jawaban yang Jaemin tunjukkan.

Dreamies Familie | NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang