Awan Kelabu

819 46 173
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Suasana sedikit sendu melingkupi rumah berlantai dua dengan nuansa monokrom sore ini. Tepat di salah satu jendela yang menghadap taman belakang rumah, seorang wanita bersandar pada kusen besi memandangi rintik yang membasahi deretan tanamannya.

Kegelisahan terpeta di kedua manik diiringi helaan napas pendek darinya. Mendengar berita yang di bawa suaminya siang tadi, membuat Hwang Riyu resah.

Riyu tahu, ia seharusnya merasa senang karena berita yang dibawa Chanyeol menegaskan jika kehadiran putra mereka di terima dengan baik. Namun, semua itu tak serta merta membuat Riyu tak menyimpan pikiran negatif.

Bayangan jika Mark memilih tinggal di rumah Keluarga Drimis membuat wanita itu merasa sepi. Sekalipun Riyu ingin bersikap egois tapi hal itu bukanlah yang terbaik untuk Mark. Cukup sudah Riyu bersikap egois dengan membatasi hubungan Mark dan saudaranya yang lain selama bertahun-tahun ini.

Tanpa Riyu sadari, gerak-geriknya sedari tadi mengundang perhatian gundah dari dua sosok yang berdiri di balik pintu kamar. Baik Chanyeol maupun Mark seakan tak berani mendekati Riyu yang seperti menebar aura sendu ke sekeliling rumah. Tapi, keduanya juga tahu, tak baik untuk wanita itu berlarut-larut memikirkan sesuatu yang sebenarnya tak akan pernah terjadi.

Mark mengerling ke arah Ayahnya. Iris gelap pemuda berusia tanggung itu seakan mengobservasi apa yang tengah dirasakan sang Ayah. Hingga Mark memberanikan diri membuka suara.

"Appa, apa tidak sebaiknya kita mendekati eomma? Aku khawatir sejak siang tadi eomma tak makan ataupun minum."

Mendengar penuturan khawatir putranya, membuat atensi Chanyeol sejenak beralih. Chanyeol menemukan Mark menatap dirinya dengan ekspresi cemas terpeta nyata di roman. Chanyeol menghela napas panjang dan mengangguk, apa yang dikatakan putranya ada benarnya. Riyu tak bisa terus bersikap diam seperti ini pada dirinya ataupun Mark.

Perlahan, keduanya pun memutuskan masuk ke dalam kamar. Masing-masing dari keduanya berusaha memikirkan apa yang harus dilakukan. Sungguh, hal tersulit yang harus mereka hadapi dari seorang Hwang Riyu adalah sikap diamnya.

"Eomma..."

"Riyu-ya..."

Chanyeol dan Mark memanggil secara bersamaan. Hal itu jelas membuat Riyu berbalik dan menemukan dua sosok paling berharga dalam hidupnya. Riyu mematung di tempat, seolah menanti apa yang akan dilakukan baik oleh Chanyeol maupun Mark.

Mark dengan cepat memangkas jarak dan dengan cepat mengurung sang Ibu dalam pelukannya. Mark tahu, dalam diam Ibunya tengah menyimpan kegelisahan dan pemikiran negatif. Mark pun paham apa yang tengah dirasakan ibunya saat ini—tak ingin berpisah darinya.

"Eomma, apa eomma takut aku pergi dari sini? Eomma, aku tidak akan pergi. Sekalipun mereka memintaku tinggal, aku tetaplah putra eomma juga appa. Hal itu tak akan pernah berubah. Aku hanya mengunjungi para saudaraku yang lain. Memang benar aku menginginkan saudara, tapi..."

Dreamies Familie | NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang