Kesadaran yang Tinggi

669 55 244
                                    

•••

Ayyara, Ibu enam anak itu berjalan dengan langkah lebar menuju gedung fakultas Arsitektur --di mana ada putranya yang bernama Jeno belajar di jurusan tersebut. Bukan karena tak ada hal penting Ayyara ingin bertemu Jeno, padahal sore ini Ayyara ada jadwal mengisi seminar di Yonsei Univeristy, kampus anaknya satu lagi --Haechan.

Namun, ada sesuatu yang membuat Ayyara penasaran sejak kemarin. Dan di sinilah ia sekarang, tepat di hadapan putranya --Jeno. Mereka berdua bertemu di tengah jalan menuju fakultas tersebut, tak ada percakapan, hanya ada saling tatap dan itu membuat sekeliling menatap mereka berdua heran.

Bahkan ada yang berpikir kalau Jeno sedang bersama kekasihnya, sebab Ayyara sama sekali tak terlihat seperti Ibu-ibu pada umumnya, wajah dan tubuhnya seperti wanita muda yang sedang mengunjungi kekasihnya. Karena tak banyak yang mengetahui kalau Ayyara adalah ketua yayasan Universitas tersebut sekaligus profesor jurusan Psikolog. Mereka berdua seperti bicara dari hati ke-hati. Sebenarnya ada apa?

"Eoh, eommonim." Tiba-tiba ada Reira yang menginterupsi mereka berdua.

Ayyara menoleh dan tersenyum lebar saat mendapati sosok Reira yang begitu cantik. Sekadar informasi, Reira sudah seperti putri kandung Ayyara sendiri, sebab Jeno sering membawa gadis itu main ke rumah dan Reira juga tipikal gadis yang periang walau sedikit keras kepala.

Memeluk gadis yang sudah dianggap putrinya itu, Ayyara berkata, "apa kabar Rei sayang? Kau semakin cantik saja..."

"Eommonim bercanda atau bagaimana? Lihatlah... Kau tidak menua sama sekali." Reira mengatakan itu dengan santainya. Lalu ia memeluk kembali Ayyara. "Rei baik, eommonim. Kau sendiri bagaimana? Rei merindukanmu, eommonim..." lanjutnya.

Rei melepas pelukannya, dan mendapat perlakuan lembut dari Ayyara --ya, wanita dewasa itu membenarkan letak anak rambut Reira. "Aku baik, bahkan sangat baik. Hmmm, bagaimana kabar Ayahmu?"

Kebetulan, Ayyara mengenal orang tua Reira --Ayah ataupun Ibunya. Tapi, Reira adalah anak yang hidup dengan Ayah seorang sebab kedua orang tuanya telah berpisah saat Reira masih kecil. Dan ketika Reira sudah dewasa, tanpa sengaja ia mengenal Jeno yang ternyata sudah ia kenal sejak kecil kalau saja Ayyara tak menceritakan itu.

Intinya, Reira mengenal Jeno sejak mereka kecil tapi keduanya baru mulau bersahabat saat masuk kuliah. Ada kejadian yang bahkan tak bisa mereka tebak saat pertemuan pertama mereka kala itu. Mungkin kalau dibahas di sini, akan memakan waktu banyak.

"Ayolah eommonim, jangan bahas Ayahku hm? Ah iya ada apa eommonim ke sini?" Reira menatap Jeno. "Kau melakukan sesuatu eoh?" tuduhnya.

Jeno membelalak tak percaya, enak saja Reira asal menuduhnya begitu. "Ani, aku tidak melakukan apa-apa. Aku saja bingung kenapa mommy bisa ada di kampus." Ia melirik ke arah Ayyara yang terlihat seperti menyimpan sesuatu.

"Ya sudahlah, nanti saja mommy bicara padamu. Di mana Chenle?" tanya Ayyara pada Jeno.

Reira yang menjawab. "Aku melihatnya tadi di ruang kesehatan, makanya aku mencari Jeno karena ponsel dia tidak aktif. Aku ingin memberitahu ini padanya." Ia menatap Jeno.

Ayyara langsung memekik karena terkejut sekaligus khawatir. "Dia sakit? Atau bagaimana? Antarkan aku ke sana!" serunya panik.

Dreamies Familie | NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang