Cahaya terang dari lampu yang tepat di atas nya membuat Eunha kembali menutup matanya. Dan selimut dengan motif garis acak ia erat kan.
Rasanya sangat nyaman. Ia memperbaiki posisi tidur nya mencari posisi ternyaman untuk melanjutkan tidur nya.
Saat ini Eunha bukan sedang di kamar nya atau di kamar hotel. Tetapi di salah satu ranjang UKS.
Insiden pingsan tadi yang menyebabkan ia harus di sini. Sebenarnya Eunha sudah bangun setengah jam setelah ia pingsan. Tetapi karena dirinya malas untuk ke kelas. Ya, mau bagaimana lagi akhirnya ia tidur.
Srekk
Suara tirai di sibak kasar membuat Eunha membuka matanya. Melihat siapa yang membuat tidur nya terusik. Belum tidur sih tapi baru ingin.
"Hehe, maaf kak." seorang gadis bersurai panjang dengan pipi gembul seperti nya.
"Sebentar lagi jam pulang, Kakak mau ke kelas atau di sini saja?" tanya gadis itu.
Eunha mengerut kan dahinya. Siapa ya? Kita kenal aja sok peduli gitu.
"Aku pengurus UKS, kak." seakan tau akhirnya gadis itu menjawab.
"Ouh." balas nya dengan anggukan kecil.
"Jadi kakak mau ke kelas atau di sini aja?" tanya gadis itu lagi.
"Di sini saja."
Gadis di depannya itu mengangguk, "Kalau begitu aku minta tanda tangan kakak di sini. Jangan lupa data nya di tulis ya, kak." seru nya.
Setelah mengisi semua data nya. Eunha tersenyum tipis membalas gadis itu. Di lihat dari logo nya. Anak kelas sebelas. Lebih tepat nya adik kelas nya.
"Kalau begitu aku tinggal ya, kak." Eunha mengangguk lalu merebahkan kembali tubuh nya di ranjang.
Netra bulat nya melirik jam dinding hitam. Pukul 14.58—sebentar lagi bel akan berbunyi.
Ternyata telat lalu pingsan itu menyenangkan ya. Bisa tertidur lama lalu tidak mengikuti pembelajaran. Mungkin besok Eunha akan mengulang kejadian nya hari ini.
"Mama!"
Eunha melotot menatap kaget sosok lelaki remaja yang berada di sebrang ranjang nya.
"Halo, Mama!" seru nya riang.
"Sekali lagi aku bukan Mama mu. Pergi dari sini, cepat!" bentak Eunha, posisi nya masih sama tetapi ia memiringkan tubuhnya.
"Tidak mau! Aku mau ketemu Mama!"
"Kalau kau yang tidak mau pergi, aku yang akan pergi."
Kaki mungil nya turun dari ranjang, menghentakan satu kaki nya. Lalu melengos.
"Papa datang." gumam Soobin.
KREKK
"AAAAAAA!"
Lelaki yang memakai seragam seperti Eunha itu menatap gadis di depan nya bingung.
"Aku bukan hantu. Kenapa kau selalu berteriak sih?" kesal Jungkook.
"YAK! Jangan sok kenal. Dan singkirkan tangan mu dari tas ku!"
Eunha menatap nyalang lelaki di depan nya. Entah kenapa ia menjadi tidak suka dengan Jungkook. Rasanya melihat wajah tampan nya itu ingin ia tendang.
"Dasar tidak tahu terimakasih."
Setelah mengucapkan itu Jungkook melempar tas ransel berwarna ungu ke arah nya lalu pergi meninggalkan diri nya seorang diri di depan pintu UKS.
"Mama!"
Eunha memegang dadanya lalu memutar badannya. Melotot ke arah lelaki yang tersenyum lebar ke arah nya.
"Jangan suka mengagetkan ku!"
"Maaf, mama. Soobin tidak akan melakukan itu lagi." lelaki itu menunduk sambil menautkan jari-jari berisi nya.
Eunha tersenyum kecil. Sangat menggemaskan sekali. Apakah ini yang di rasakan oleh Mama nya saat ia masih kecil.
"Di maafkan." balas Eunha dengan acuh.
Baru satu langkah berjalan ke luar. Ia dipanggil lagi.
"Kenapa?"
"Mama, tidak mau tahu tentang Mama Eunha dan Papa Jungkook ya?" tanya nya pelan.
Eunha menggigit bibir plum nya. Eunha menyembulkan kepalanya melihat sekitar koridor yang sudah sepi. Lalu beralih menutup pintu UKS.
Menarik tangan Soobin untuk duduk di samping nya. Menghela nafas sebentar lalu tersenyum lebar.
"Coba ceritakan." seru nya dengan semangat.
"Mama ingin tahu dari mana? Boleh bertanya kok nanti akan ku jawab." jawab Soobin dengan senang.
Eunha mengetuk-ngetuk pelipis nya. Berpikir, apa yang akan ia tanya kan terlebih dahulu.
"Ah, anakku dan Jungkook ada berapa?" tanya Eunha dengan polos.
Soobin menahan tawanya. Bukan kah ini memalukan. "Ada dua, Ma."
"Apakah kita berdua benar-benar bercinta di atas kasur?"
Soobin menggelengkan kepalanya, perut nya sudah sakit. Tawanya pecah membuat Eunha merengut.
"Aku sedang tidak melucu tau!" kedua pipi gembul nya ia gembung kan.
"Maafkan aku, Mama. Ya, kalian berdua tentu saja bercinta."
"Sungguh?!"
Membayangkan tubuh Jungkook di atas nya membuat wajah nya berubah menjadi kepiting rebus. Apalagi rumor jika lelaki itu mempunyai tubuh yang sangat indah.
"Ma."
Eunha tersenyum kikuk lalu menggaruk kepala nya yang sama sekali tidak gatal. Kenapa pikiran nya kemana-mana sih.
"Aku penasaran kapan kita berdua berkencan?"
Soobin menyipitkan matanya. Kapan ya? Kenapa mendadak ia lupa.
"Kalau tidak salah, bulan Se—"
BRAKK
"EUNHAAAAA!"
Gadis yang di panggil nya itu mendengus kesal. Menatap marah teman kelas nya yang cukup dekat dengan diri nya.
"YUNAAAA! SIALAN!"
●❯────────────────❮●
Maaf, kalau ngawur jadinya.
Hehehe, jangan lupa voment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello
Fanfiction❁┊# Eunha pusing ia harus percaya atau tidak dengan seseorang yang mengaku sebagai anak dari masa depannya. Anak dari dirinya dengan Jungkook, laki-laki yang cukup populer di sekolah nya. ©3UNHATHETIC,2020.