.....
.....
Thank u and happy reading :).
.Melihat Ella yang datang dengan tiga gelas susu yang ada di atas nampan, Serkan dengan cepat-cepat melembutkan tatapannya yang menatap pada anaknya Hanin dengan tatapan datar, dan sedikit tajam tadi.Takut Ella semakin marah, dan tidak mau bertegur sapa dengannya semakin lama, dan panjang. Cukup selama seminggu ini, dirinya harus serba tersiksa.
Tersiksa lahir batin. Makan tak enak, tidak ada yang menemani ia makan apabila ia pulang telat agak larut karena lembur, tidak ada yang membantu memasang dasi atau mengacingkan kemejanya, tidak ada yang menggosok punggungnya, dan yang lebih parah selama seminggu penuh ini, Serkan menahan gairahnya sebisa mungkin, dan menggunakan sabun sebagai pelampiasan hasratnya.
Banyak wanita lain di luar sana, termasuk Sharon yang melempar tubuhnya bagai barang yang tak ada harga, muarahan pada dirinya, tapi sayang, Serkan jijik pada perempuan selain Ella. Apalagi untuk menyentuhnya, mungkin Serkan akan muntah di tempat apabila melakukan hal itu.
Tidak ada teman tidur, dan guling ternyaman yang menemani dirinya tidur selama seminggu belakangan ini.
Isterinya itu dengan pintar, apabila anak mereka Hanin telah terlelap setiap malamnya, Ella dengan gesit, dan pintar segera meleset ke kamar anaknya Hanin, tidur di sana, dan akan kembali ke kamar mereka sebelum anak mereka Hanin terbangun.
Serkan tidak bisa apa-apa, takut Hanin terbangun, dan semuanya menjadi serba kacau di saat waktu yang seharusnya menjadi waktu istrahat untuk dirinya, isterinya, dan Hanin. Tapi, hari ini, Serkan tidak akan tinggal diam. Ella harus sudah mau bertegur sapa dengan dirinya, mengurus dirinya, dan perhatian pada dirinya sebagaimana kewajibannya sebagai seorang isterinya, apapun yang terjadi hari ini. Serkan harus kembali mendapatkan itu semua dari Ella.
Dan kalaupun Ella masih keras kepala, dan masih tak acuh padanya.
Demi Tuhan, Wanita benar-benar memuakkan, dan membuat hidup Serkan tersiksa selama ini, kecuali Ella. Ella adalah obat mujarab bagi Serkan. Tapi, anak-anaknya? Karena mereka'lah dirinya harus menderita selama seminggu ini.
Hanin, dan Ella saling menatap dalam diam saat ini, melihat sedikit keanehan yang di tampilkan oleh Serkan saat ini, laki-laki itu terlihat melamun dengan tatapan yang menatap dalam kearah Hanin yang makan dalam diam dengan kepala menunduk sedari tadi, tapi kini Hanin sedang menatap balik ke arah Serkan yang terlihat melamun.
Ella mencolek lembut bahu anaknya, memberi kode agar membersihkan pinggiran mulutnya dari selai coklet yang belepotan di sana, hampir saja, Hanin membersihkannya dengan semborono menggunakan punggung tangannya, tapi dengan cepat di tahan sama Ella.
"Suruh papa."Bisik Ella pelan, Serkan masih melamun. Hebat, apa yang sedang laki-laki itu pikirkan? Sedang merangkai rencana supaya bisa melenyapkan anak mereka? Tak akan Ella biarkan.
"Suruh papa, Mama?"Bisik Hanin pelan, dan terlihat menelan ludah susah payah saat ini, menatap mamanya dengan tatapan was-was.
"Ya..."Bisik Ella lembut.
Tanpa kata lagi, Hanin terlihat mengulurkan selembar tisu tepat di depan wajah Serkan membuat Serkan tersentak kaget hampir terjatuh kebelakang bersama kursinya. Hanin menahan tawanya sebisa mungkin melihat wajah kaget papanya, ih lucu sekali, dan terlihat menggemaskan bagai anak kucing tetangga yang sering Hanin lihat diam-diam di waktu sore hari mendatang, Begitupun dengan Ella terlihat menahan tawanya sebisa mungkin.
"Kamuuu!!!"Desis Serkan dengan geraman tertahannya membuat wajah Hani pucat dalam waktu seperkian detik melihat tatapan papanya yang sangat tajam.
Dan deheman seseorang, yaitu Ella membuat Serkan sadar, merubah cara tatapnya pada anaknya Hanin dengan tatapan yang sangat susah payah di pasang oleh laki-laki itu di kedua mata, dan raut wajahnya. Tatapan lembut, dan teduh.
"Ada apa, Sayang?"Tanya Serkan lembut, dengan kedua ekor mata yang melirik kearah Ella yang wajahnya yang sangat datar saat ini.
Hanin tersenyum lebar . sayang? Yey, papapnya panggilan dirinya barusan dengan panggilan sayang.
Hanin tanpa kata, kembali mengulurkan selembar tisu pada papanya Serkan. Mendekatkan wajahnya dengan raut menggemaskan kearah Serkan. Dan sial, raut manja anaknya, raut menggemaskan anaknya membuat jantung Serkan rasanya ingin meledak saat ini juga.
"Kata mama suruh papa, mulut Hanin kotor."Ucap Hanin dengan tatapan malu-malu pada papanya.
Dan raut malu-malu, kata-kata menggemaskan Hanin barusan membuat jantung Serkan berdebar liar diringi dengan rasa sesak yag menyiksa saat kali ini.
Melihat wajah bahagia anaknya, Ella segera meletakkan nampan yang ada di tangannya, membalikkan badannya ingin menuju kamar mandi. Air matanya hampir menetes, tidak mungkin Ella merusak bahagia anaknya hari ini dengan air mata, dan wajah merah serta basahnya di depan anaknya Hanin.
Serkan, melihat Ella yang berjalan menuju dapur. Membersihkan dengan cepat pinggiran mulut Hanin dari selai dengan usapan lembutnya.
Bahkan...Bahkan Serkan tanpa sadar, sebelum beranjak untuk menyusul isterinya. Cup! Satu ciuman lembut, di daratkan laki-laki itu pada kening anaknya Hanin, membuat senyum Hanin semakin lebar saat ini.
"Ih, Papa cium Hanin."Ucap Hanin malu-malu.
Serkan nggak tahan lagi, pertahanannnya akan runtuh kalau ia masih berada sedikit lama di dekat Hanin.
" Pa-Papa nyusul mama ke dapur. Bantu buat jus untuk A-Adek, Hanin."Ucap Serkan susah payah, dan mendapat anggukan manut dari Hanin masih dengan senyum, san wajah malu-malu bocah kecil itu.
Serkan melangkah lemah.
Tak lupa, laki-laki itu, Serkan menggosok kasar kedua bibirnya, untuk menghilangkan jejak, dan bekas kulit wanita lain yang menempel di tubuhnya, selain Ella.
Serkan merasa jijik!
Serkan melangkah dengan oleng, dan lemas. Pengaruh Hanin sangat kuat pada dirinya, dan jantung.... jantungnya di dalam sana, berdebar semakin liar di dalam sana. Menyebut dirinya papa pada Hanin barusan. Membuat Serkan merasa sudah mengkhianati papanya di atas sana.
Tidak! Serkan, apapun yang terjadi tidak akan pernah mengkhianati papanya!
Tbc !
2-04-2020-08:50

KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy (Repost)
AcakElla, adalah gadis desa yang awalnya sangat beruntung karena di peristeri oleh seorang laki-laki tampan, dan kaya pemilik sebuah perusahaan ternama di kota. Tapi, ternyata Ella tak seberuntung itu, di saat suaminya... laki-laki yang mengaku jatuh c...