BAD BOY (SeulMin)

Chapter 3

Akan ku ralat segala persepsiku tentang seseorang. Sampah pertama bukan lagi Jin tapi Jimin. Park Jimin.

"Jika aku mengatakan aku menyukaimu apa kau percaya?"
"Aku menyukaimu Kang Seulgi"

Hening cukup lama, Jimin serius dengan ucapannya karena itulah yang memang ingin dia ungkapakan.

Tidak ada jawaban dari Seulgi, dia malah melewati Jimin bergitu saja.

Jual mahal? batin Jimin

Jimin semakin tertarik dengan Seulgi, sebenarnya bukan pertama kalinya Jimin di tolak oleh perempuan yang bisa dibilang baik-baik, dulu Mina juga memperlakukannya seperti ini tapi lihatlah sekarang dia dengan sukarela memberikan apapun yang Jimin minta. Karena semua hanya masalah waktu.

"Ah tidak.. Kau tidak perlu menjawabnya" Jimin menghalangi jalan Seulgi lagi

Seulgi sungguh malas meladeni pria gila didepannya. Dia berharap ada seseorang yang membantunya lolos dari pertaka ini.

"Aku akan bertanggung jawab" lanjut Jimin yang membuat Seulgi semakin terheran

Seulgi memilih melewati Jimin lagi tapi pecuma Jimin sudah terlanjur menahan lengannya.

"Kau adalah yang pertama"
"Dan aku juga yang pertama"

"Yak! Apa mak-.."

"Tidak perlu bohong, itu juga pertama bagimu kan?" potong Jimin
"Semuanya mudah ditebak dan jelas, aku akan bertanggung jawab."
"Tidak perlu berpacaran, aku akan menikahimu!"

Jimin tak mau kalah, dia suka tantangan apalagi berdebat dengan perempuan kasar seperti Seulgi terasa menyenangkan.

Seulgi menghela nafasnya "Park Jimin-ssi!"
Seulgi berbicara sesantai mungkin, dia berniat bicara baik-baik dengan Jimin.

Hidupnya bukan untuk mengurus hal kekanakan dari Park Jimin, ada banyak hal yang bisa Seulgi lakukan. Seulgi harus menyelesaikannya. Harus.

"Iya"

"Katakan dengan jelas apa maumu?"

Jimin tersenyum sambil menaikkan alisnya
"Aku mau kamu"
"Kamu jadi milik aku"

-------

Seulgi buru buru membereskan bukunya, dia harus segera pulang karena apartemennya adalah tempat terbaik sekarang.

Seulgi mengabaikan segala ajakan Jisoo atau Sooyoung untuk pergi dan pulang dengan sangat hati-hati, jangan sampai dia bertemu pria gila Park Jimin.

"Seulgi!"

Suara itu membuat Seulgi yang awalnya mengendap-endap berhenti seketika. Suara yang tentu tidak asing baginya, suara yang selalu menemaninya setiap hari, dulunya.

"Seulgi itu kau kan?"

Seulgi menoleh lalu diam, dugaannya benar dia Seokjin.

"Aku mencarimu sejak tadi"

"Kenapa?"

Seulgi hanya mengucapkannya dalam hati, dia masih merasa sakit hati meskipun sebenarnya dia masih berharap pada Jin.

Bersama selama beberapa tahun tidak membuatnya cepat melupakan segala kenangan yang mereka buat kan?.

"Kau ada waktu? Mungkin aku terlihat tidak tau malu."
"Tapi aku berbicara sesuatu padamu"