pt.7

1.6K 143 6
                                    

🚀 Sang Penyelamat 🚀

VOTE dulu sok!

Sesuai dengan yang mereka rencanakan, sekarang Lita dan sahabatnya sudah berada di Cafe Light. Cafe dengan desain yang sangat unik dan kekinian membuatnya selalu ramai pengunjung. Tetapi lebih dominan oleh anak-anak remaja SMA seperti Lita atau juga anak kuliahan.

Di cafe ini selalu ada live music, dulu Lita juga pernah menyumbang lagu untuk para pengunjung cafe ini. Jangan ragukan suara Lita ya. Dia pernah lolos dalam kompetisi yang sangat bergengsi, apalagi kalo bukan Indonesian Idol Junior. Tapi hanya sebatas masuk 20 besar aja, hehe.

"Kalian mau mesen apa?" tanya Salwa.

"Biasa deh, gue hot matcha aja." ucap Lita.

"Gak sekalian sama makannya Ta?" tanya Salwa lagi dan dijawab Lita dengan gelengan kepala saja.

"Yaudah, kalian?" tanyanya pada Mutia dan Bunga.

"Gue lagi pengen yang dingin-dingin, Lemon tea aja" ucap Mutia. "Sama makannya pengen mie goreng tapi yang spesial." sambungnya.

"Gue samain kayak Muti." ucap Bunga.

"Okee, bentar gue kesana dulu." ucap Salwa kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan menuju tempat memesan.

"Jadi gimana Ta?" tanya Mutia setelah melihat Salwa sudah duduk di kursinya lagi.

"Iya, jadi lo kenapa sama Ajmi?" tanya Salwa.

"Huft, ya gitulah pokoknya." jawab Lita dengan lesu.

Mereka bertiga mengerutkan kedua alisnya tanda tidak mengerti. Lita saja tidak menjelaskan dengan jelas, mana bisa mereka mengerti.

"Ish, gitu gimana? Jelasin dong,"

"Intinya tadi Ajmi bilang ke gue kalo dia risih sama gue." jawab Lita kemudian menyandarkan tubuhnya ke senderan kursi.

"Huh?!" teriak Mutia dan Salwa bersamaan.

Kemudian Bunga mendelikkan matanya melihat sahabatnya teriak-teriak seperti itu, dikira hutan kali ya teriak-teriak kayak gitu.

"Kok bisa?" tanya Salwa. "Um maksudnya gimana kok dia bisa tiba-tiba bilang gitu?" sambungnya.

Kemudian mengalirlah cerita tentang Lita yang tadi mengejar Ajmi ke kelasnya kemudian yang menawarkan untuk berpacaran sampai kalimat yang Ajmi ucapkan.

"Wah bener-bener ya si Ajmi itu." geram Mutia sambil menggebrak meja di depannya yang membuat sebagian orang yang disana melihat ke arahnya.

"Eh eh maaf mbak, mas." ucap Lita meminta maaf pada para pengunjung.

"Ish, Mutiii ini tempat umum." omelnya pada Mutia.

"Ya maaf, abisnya gue kesel banget sama dia." ucap Mutia kemudian melipatkan tangan di dadanya.

Kemudian makanan pesanan mereka datang, mereka mengambil makanannya dan langsung memakannya. Tidak lupa juga untuk berdo'a terlebih dahulu.

"Terus sekarang lo mau gimana Ta?" tanya Bunga setelah tadi hanya diam saja.

"Yaaa gue bakal tetep deketin dia lah, gue ngga akan nyerah cuma digituin doang." Jawabnya dengan penuh semangat.

Bunga mengangguk-anggukan kepalanya. Sedangkan Mutia dan Salwa memelototkan matanya menatap Lita tidak percaya. Hey ini udah dikatain murahan tetep aja mau kekeh buat deketin, dasar.

Hatinya Lita emangnya terbuat dari baja ya? kok bisa sekuat itu.

"Lo serius? Lo udah dikatain murahan gitu loh Ta," ucap Salwa.

A J M ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang