pt.22

1.3K 120 17
                                    

🚀 problem solved 🚀

VOTE SEKARANG ATAU AKU GA UP LAGI.

"Bahkan tanpa kita jalanin rencana kita, mereka berdua udah mulai nggak akur." ucap seorang laki-laki.

"Baguslah. Biar gue nggak perlu kelamaan ngedrama kayak gini." balas seorang perempuan.

"Lo harus terus deketin dia sampe mereka bener-bener udah nggak ada hubungan apa-apa lagi." titah laki-laki itu dengan menatap sang lawan bicara dengan tajam.

"Iya."

🐣🐣🐣

Tiga hari berlalu sejak kejadian saat Ajmi mengabaikan Lita waktu itu. Lita semakin sering melihat Sasya yang terus menempel pada Ajmi. Kemanapun.

Lita bahkan sekarang sudah tidak tau bagaimana hubungannya dengan Ajmi. Dibilang putus, mereka belum ada yang mengatakan kata itu. Dibilang masih pacaran juga tidak tau, mereka bahkan jika berpapasan pun sama sekali tidak saling menyapa.

Lita sebenarnya ingin sekali menyapa Ajmi lebih dulu. Tapi, dia masih sakit hati saat ingat bahwa Ajmi menerima ajakan Sasya untuk pulang bareng waktu itu. Ditambah ketiga sahabatnya yang menyuruhnya untuk mengabaikan Ajmi balik supaya Ajmi menyesal, katanya.

Dan Ajmi. Dia masih kekeh untuk tidak meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Bukan hanya karna egonya, tapi entah mengapa Ajmi selalu muak jika ingat Lita dan Rama yang berpelukan waktu itu. Jadi, sampai saat ini Ajmi masih mengabaikan Lita. Dia ingin Lita yang datang padanya untuk minta maaf dan menjelaskan semuanya.

Adnan sudah geram dengan sikap Ajmi yang seperti ini. Ajmi terlalu gengsi. Tapi terkadang dia juga respect dengan sikap Ajmi. Seperti contohnya saat tiga hari lalu.

Ajmi tidak benar-benar mengantar Sasya pulang. Justru dia memantau Lita yang tengah terduduk dilantai dengan memukul-mukul dadanya. Ajmi tidak setega itu, dia menyuruh Adnan untuk menenangkan Lita. Sedangkan dia bersembunyi dibalik tembok lorong.

Sebenarnya Ajmi juga sebal saat Adnan malah memeluk Lita. Tapi, dia mencoba mengikhlaskan karna itu demi kebaikan kekasihnya juga. Agar tidak terus memukul-mukul dadanya.

"Mau sampai kapan?" tanya Adnan dengan dingin.

Mereka sedang berada dikelasnya. Tidak pergi ke kantin, entahlah katanya mereka ingin di kelas saja. Menyuruh satu orang untuk membelikan mereka makanan dan makan di kelas.

Ajmi mengerti apa maksud Adnan. Dia mengedikkan bahunya, "Gatau." balas Ajmi. Dia mengutak-atik handphone-nya tidak tentu.

"Jadi cowok kok gede gengsi sih Mi," celetuk Farhan dengan sedikit gurauan di kalimatnya.

Edo mengangguk, "Iya. Harusnya lo duluan dong yang mulai buat kelarin masalah hubungan kalian. Masa iya lo nunggu-nunggu Lita duluan sih. Keburu diambil Rama deh," ucap Edo dengan mengunyah baksonya.

Ajmi mencengkram handphone-nya. Tidak. Dia tidak ingin itu terjadi. Tidak boleh ada yang mengambil Lita darinya. Apalagi Rama.

"Kita cuma ngingetin, biar lo nggak nyesel."

Sedangkan dikelas 11 MIPA 6. Lita dengan sangat betah menatap layar handphone-nya. Berharap sosok itu mengiriminya pesan. Sudah tiga hari ini dia tidak berkomunikasi lagi dengan kekasihnya.

Pernah Lita pikir, mungkin Ajmi sudah memilih Sasya sekarang. Ajmi meninggalkannya dan berpacaran dengan Sasya. Cewek populer yang sangat di idolakan oleh semua kaum adam disekolahnya.

A J M ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang