pt.9

1.5K 148 8
                                    

🚀 Harus Sembuh🚀

Kalian harus VOTE dulu

Ini sudah satu minggu semenjak kejadian di gudang yang Ajmi menolong Lita dari Sasya. Dan sudah satu minggu itu juga Lita selalu menjauhi Ajmi, menghindar dan mengusahakan untuk tidak bertatap muka dengan Ajmi.

Seperti waktu itu Lita akan pergi ke perpustakaan dan melihat Ajmi di depan kelasnya, dia langsung berbalik dan tidak jadi untuk pergi ke perpustakaan. Dia bahkan tidak pergi ke kantin, dia selalu membawa makanan dari rumah dan selalu mambawa novel.

Sebenarnya Lita sangat tersiksa jika seperti ini, tidak bisa melihat Ajmi dari jarak yang dekat seperti waktu itu. Sekarang dia hanya bisa melihat Ajmi dari jarak jauh dan diam-diam.

Tapi mau bagaimana lagi, dia juga harus melakukan ini agar dia tau apakah Ajmi ada perasaan padanya atau tidak. Dan sepertinya Ajmi tidak punya perasaan padanya, lihat saja sudah satu minggu lebih ini tidak ada tanda-tanda dari Ajmi kalau dia menyukainya.

"Akhirnya lo udah mau di ajak ke kantin lagi Ta." ucap Mutia.

Iya, saat ini Lita dan para sahabatnya sudah berada di kantin. Akhirnya Lita mau pergi lagi ke kantin setelah satu minggu lebih jika istirahat dia hanya diam di kelas, membawa bekal dari rumah dan juga membaca novel.

"Hahaha iya nih, udah abis kali ya novel buat di bacanya." ucap Salwa dengan nada mengejek.

"Hehehe iya bener banget Sal. Stok bacaan novel gue udah abis. Gimana kalo pulang sekolah kita ke gramed?" ajak Lita. "Kita udah lama nggak beli buku," sambungnya.

"Kayaknya gue nggak bisa deh Ta," ucap Mutia.

"Loh kenapa Mut?" tanya Lita.

"Sepupu gue dateng hari ini, gue harus jemput dia ke bandara." jawabnya.

"Sepupu lo yang dari Jerman itu?" tanya Lita lagi dan dijawab dengan anggukan kepala.

"Waaah asik dong, kita harus kumpul di rumah lo. Kapan ya kira-kira?" ucap Salwa dengan girang.

Dasar ya bucin mah gitu, kalo soal cowok ganteng pasti gercep banget.

"Ish lo mah," ucap Lita sambil melempar tisu bekas ke arah Salwa. "Giliran cogan aja lo gercep banget," sambungnya sambil terkekeh.

"Gapapa dong, gue tuh bosen tau sendirian terus. Gue pengen punya seseorang yang bikin hari-hari gue itu lebih berwarna gitu," ucapnya panjang lebar dengan wajah cemberutnya.

"Lebay lo," ucap Bunga.

"Ck, gue serius ihh." ucapnya dengan nada merajuk.

"Lo jadi jomblo ngenes banget ya Sal, jadi kasian gue." ucapan Mutia membuat mereka tertawa kecuali Salwa tentunya, dia semakin mengerucutkan bibirnya.

"Nanti gue bantuin deh biar bisa deket sama Kak Rama," ucap Lita dengan nada menggoda Salwa.

"Boleh banget tuh Ta," ucapnya. "Eh tapi gue takut di datengin sama nenek sihirnya Ta," sambung Salwa sambil bergidik ngeri.

"Nenek sihir?" tanya Mutia dengan kedua alisnya yang mengerut.

"Itu loh yang waktu itu bawa Lita ke gudang," jawabnya.

"Sasya maksud lo?" tanya Lita.

"Iyalah siapa lagi,"

"Ck, masa dia disebut nenek sihir. Ada-ada aja lo," ucap Bunga dengan terkekeh kecil.

"Dih emang bener dong, dia kan jahat mirip nenek sihir." ucapnya dengan menaikan satu oktaf nadanya.

"Udahlah jangan ngomongin orang, nggak baik." ucap Mutia.

A J M ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang