Hambar. Satu kata yang saat ini menggambarkan hatiku. Rasanya seperti jiwa ini sudah tidak ada lagi. Semuanya mendadak kosong. Yang saat ini ada dalam pikiranku hanya berlari. Aku ingin pergi ke tempat di mana aku hanya sendiri. Tidak ada orang orang. Tidak ada keramaian. Hatiku sakit sekali. Air mataku tidak berhenti menetes. Kenapa harus aku yang merasakan seperti ini. Kenapa harus aku yang merasakan sakitnya ditinggal.
Baiklah, semua harus dimulai kembali. Aku tidak bisa terus seperti ini.
Satu hal yang pertama ada diotakku ketika air mata sialan ini kering adalah aku harus mencari suasana baru. Mengganti semua kegiatan harianku. Si bajingan sialan yang telah berani beraninya mengkhianatiku ada di dalam sana. Di tempat aku bekerja. Seharusnya dari awal saja aku tidak memulai hubungan dengan rekan satu kantor. Sialan, sekarang aku yang kebingungan.
Surat izin cuti sudah ada di tanganku, tinggal menyerahkan dan meminta tanda tangan atasan saja. Aku memutuskan untuk mengambil cuti untuk 2 minggu kedepan. Hatiku masih terlalu kacau untuk kembali ke tempat ini dan memulai semuanya seperti tidak terjadi apa apa. Untuk meninggalkan tempat ini pun sama buruknya. Setelah 10 tahun bekerja di dalam sana. Mengetahui buruk buruknya tempat ini, aku tidak mungkin membuat patah hati keduaku.
Dengan segala pertimbangan yang besar akhirnya aku memutuskan untuk menemui atasanku. Mengajukan cutiku. Lalu pergi untuk sementara.
'ada apa sha?' suara bariton di balik meja kerja itu menyapa langkah kakiku yang masih menutup pintu ruang kerjanya.
'saya ingin mengajukan cuti pak' aku mencoba mengungkapkan dengan segala keberanianku
'cuti untuk?' tatapan matanya mulai mengintimidasi. Sebenarnya aku juga takut cutiku tidak di acc. Tapi aku sangat butuh ini.
'ada beberapa hal yang harus saya selesaikan pak'
'bukan karena Agam?' telak. Ternyata gosiip itu sudah menyebar. Kalau sudah seperti ini aku tidak bisa mundur lagi.
'beberapa alasan seperti itu pak'
'mana surat cutimu?' dia tersenyum. Tersenyum untuk yang pertama kalinya hari ini. Barsha. Orang di depanku ini bernama Barsha. Anak dari dirut perusahaanku. Ayahnya belum memyerahkan semua perusahaan kepadanya. Tapi dia berhasil menjadi manager keuangan. Yang artinya, semua urusanku harus berhadapan dengan dia. Usia nya tidak jauh dariku. Berulang kali dia menolak di panggil bapak. Tapi bagaimanapun dia adalah atasan ku.
'sha, apapun yang terjadi kamu tidak seharusnya serapuh ini. Dengan begini kamu malah ngebuat dia makin percaya diri kalau dia sanagt berharga buat kamu' ucapnya sembari menandatangani cutiku.
'kenyataannya memang begitu. Bagaimanapun. 7 tahun bukan hal yang sebentar.'
'selamat menikmati cutimu, semoga lekas pulih luka batinmu' ucapnya memberikan kembali surat cutiku yang telah dia tanda tangani.
'oh iya sha, apa harus aku memecat orang yang telah membuat karyawanku ini semellow ini' dia mengerlingkan matanya padaku, sungguh jika aku sedang dalam keadaan baik baik saja. Jika kenyataannya tidak sesakit ini. Aku ingin hatiku jatuh cinta pada Barsha saja. Bukan Agam.
'terima kasih untuk perhatiannya pak, tetapi sepertinya itu berlebihan. Aku bisa mengatasinya' ucapku dengan memaksakan senyuman lalu beranjak pergi. Mood ku sedang tidak baik untuk diajak becanda.
Aku berjalan kembali ke kubikel ku. Membereskan meja kerjaku. Mengumpulkan kertas kertas kerja yang salah dan menjadi sampah.
'shaaa, are you okay?' Serena. Sahabatku satu itu menghampiri meja kerjaku.
'tidak pernah sebaik ini sebelum mendapat surat cuti ini' ucapku berusaha tersenyum manis pada serena. Aku tidak ingin dia mengkhawatirkanku.
'haruskah aku mengajukan cuti untuk menemanimu sha?'
'kau pikir kau akan di perbolehkan?' aku tertawa kecil mendengar pernyataan Serena. Dia masih menatapku penuh iba.
'shaaaa' Serena menatapku dengan mata kasihanya.
'kau membuatku merasa sangat menyedihkan Ser, berhenti menatapku seperti itu atau aku akan mencolok matamu' untuk pertama kalinya Serena tersenyum menatapku. Mungkin dia mulai merasa aku memang baik baik saja.
'Sha, aku akan membunuh Agam jika nnti melihatnya masih tertawa tawa'
'pastikan dia tidak bisa tersenyum lagi Ser' ucapku tersenyum melihat Serlina.
Aku keluar dari bangunan itu setelah membereskan semua urusanku. Hari ini aku sama sekali tidak ada melihat Agam. Bahkan ketika jam makan siangpun tidak ada Agam di kantin kantor. Mungkin dia memutuskan makan diluar dengan.....
Ahhhh memikirkan nya saja kepalaku pusing.Aku memutuskan untuk segera kembali ke kamar kost ku. Membereskan segala hal yang berantakan di dalamnya.
Kacau. Keadaan kamar kostku benar benar kacau. Tisu berserakan dimana mana. Patah hatiku semalam sepertinya menguras habis air mataku. Akan lebih baik jika air mata yang keluar semalam mutiara yang bisa kujual kembali. Agam sialan. Kau berhasil membuatku sekacau ini.
Kupungut satu persatu sakit hati yang berserakan dalam bentuk tissu itu. Aku benar benar membereskan semua sudut. Belum ada rencana apapun untuk cutiku.
Tringg!!!
Notifikasi handphone. Setelah semalaman tidak ada notifikasi apapun. Akhirnya hpku berdering. Aku mengambilnya dengan enggan. Barangkali bukan hal penting.
Promo 50% ke pulau dewata?
Seriously?
Apakah ini semua pertanda?
Apakah semesta ikut merayakan patah hatiku?
Aku langsung membuka aplikasi traveloka ku, membooking tiket pesawat dengan promo 50 % itu. Tanpa berpikir panjang aku memutuskan penerbaangan hari ini. Setelah selesai memesan aku langsung membereskan koperku. Mengisi koperku untuk baju 2 minggu kedepan. Aku akan lama disana. Penerbanganku masih jam 7 malam nnti. Dan saat ini jam menunjukkan pukul 3. Masih ada waktu untuk menyiapkan semua.
Aku mempersiapkan penginapan. Mungkin aku akan sampai jam 10 malam di sana. Dan tidak akan sempat jika harus mencari mengandalkan peta.
Aku bergerak menuju bandara jam 5. Masih ada satu jam tersisa sampai pesawat benar benar berangkat ketika aku tiba di bandara.
Tringgg!!!
Serena : where are yoh bitch?
Hmmm. Manusia satu ini.
Belum sempat aku membalas telepon masuk dari namanya.'shaaa, aku di depan kostmu'ucapnya dari seberang telpon.
'ser, aku sudah tidak di rumah' ucapku berusa tenang.
'kamu mau kemana sha?'
'cutiku 2 minggu ser. Akan sangat tidak berkesan jika tidak kugunakan dengan baik' ucapku. Dia terkikik disana. Entah apa yang lucu.
'have a nice holiday sha. Semoga semua ini dapat mengobati luka batinmu' ucapnya.
'kau terdengar seperti pak barsha ser. Dia mengucapkan itu tadi pagi' aku terkekeh mengingat bagaimana barsha juga mengatakan demikian padaku.
'ohh ya? Apakah pak Barsha tertarik padamu sha?' manusi satu ini melai ngelantur.
'ser, aku harus tutup telepon. Penerbanganku akan segera dimulai'
'ayy ayy baikla. Semoga jodohmu selanjutnya pak barsha yang sangat perhatian itu ya hahahaha' aku tau di mengejekku. Kenyataannya barsha tidak pernah banyak omong terhadap bawahannya.
Aku memasuki pesawat setelah mendapat panggilan. Kali ini kuharap berhasil. Berhasil membuatku baik baik saja lagi.
----------------------------------------------
Hyyyyyy...
How about my new story?
Jgn lupa buat meninggalkan jejak ya.🙏🙏
Chillll ❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
ACASHA
Roman d'amourKehilangan? Apa satu hal yang ada di pikiran kalian ketika mendengar kata kehilangan? Semoga cerita ini dapat menggambarkan apa yang kalian rasakan. Semoga dengan cerita ini, kalian tidak akan pernah takut untuk memulai kembali. Welcome to Aeleas...