MCS : Assalamualaikum Fia 💞💞

1.2K 114 26
                                    

"Assalamualaikum, Fia."

Sofia yang masih asyik berjalan ke arah mushola tak menggubris Joan yang berjalan di sampingnya dengan jarak 1 meter, itulah yang diperintahkan Pak Himawan padanya.

"Wa'alaikumussalam." Singkat saja, Sofia tidak mau berlama-lama menganggapi seseorang yang sok akrab dengannya, apalagi cowok.

"Kok judes gitu sih, gue kan cuma mau nanya."

Sofia tiba-tiba menghentikan gerakan kakinya dan membuat Joan harus mengerem kakinya mendadak,"Tanya apa !?"

"Kok makin judes gitu sih ? Kemarin-kemarin gue kan udah akrab bener sama Abah lo."

"Dengerin ya Kak Jono Andrean yang sok kepedean, kan kakak akrabnya sama Abah, ya udah, buat apa Fia pakai ikut-ikutan akrab sama kakak he !?" Sentak Fia benar-benar ingin memojokkan Joan agar membuatnya pergi.

"Makin serem aja deh lo, Fi. Kalem kek. Kok lo aneh sih, lo bisa akrab sama Lee, tapi, kenapa lo nggak bisa akrab sama gue ?" Interogasi Joan sembari mencocokkan jawaban Lee waktu itu dengan jawaban Fia nanti.

"Ya nggak tahu."

"Kok nggak tahu ?"

"Ya kalau namanya orang nggak tahu mau gimana ? Guling-guling ? Jungkir balik ? Naik turun tangga ? Enggak kan ?"

Dari jarak lima meteran, sosok Nathan datang sambil berharap bisa menjadi penengah di antara keduanya.

Melihat ada kesempatan kabur dari pertanyaan yang hampir-hampir memojokkan dirinya, Sofia segera ambil tindakan.

"Kak Nafis Sulthan, ikut Fia yuk ?" Ajak Dia melarikan diri dengan menggeret lengan jaketnya.

"Kita mau ke mana, Fi ?" Tanya Nathan di belakang.

"Liat aja nanti."

Apa yang Sofia lakukan pada Nathan alhasil mengundang banyak perhatian dari siswa-siswi yang mereka lewati, tak ada yang luput dari kamera ponsel mereka untuk menyaksikan momen langka.

Tibalah mereka di depan mushola dan cepat-cepat Sofia melepaskan tangannya dari Nathan.

"Kita mau ngapain di sini ?"

"Salat. Udah, gih sana, lebih baik Kak Nafis Sulthan ambil wudhu dan shalat Dhuha. Mengerti !" Serunya langsung masuk ke dalam masjid, secara, Sofia masih terjaga wudhunya.

🐇🐇🐇

Di sisi lain. Sebuah telpon menghampiri layar ponsel Erina yang terdampar di loker mejanya. Mengetahui nama siapa yang tertulis di sana, buru-buru Erina keluar kelas untuk menghindari Hana.

"Iya, kak. Ada apa ?"

"Gue mau lo nemuin gue sekarang. Gue tunggu di kelas gue. Jangan sampai ada orang yang tahu."

Tut Tut Tut...

Erina dibuat kesal sejadi-jadinya. Ia merasa dipermainkan ketika sudah resmi menjadi pacar Excel Pradipta.

"Apa ini yang namanya pacaran ? Gue rasa nggak sesengsara ini deh ?" Pekik Erina menuruti kemauan Excel.

Kelas tampak sepi, hanya ada sosok jangkung berpamor yang kini duduk dengan santainya di meja.

"Lama amat." Ketusnya menyambut Erina.

"Bodo."

Erina ikut duduk di samping Excel.

"Siapa suruh lo duduk di situ, jauh-jauh lo !" Titah Excel bak raja pada dayangnya.

"Kalau Erina nggak mau ?"

"Gue putusin !" Ancam Excel.

"Ya udah, kalau gitu, Erina juga nggak mau bantuin Kak Excel buat dapetin Fia. Gampang kan ? Secara kan, Kak Excel kalah telak dari Kak Lee sama Kak Nathan."

"Ngomong apa lo barusan ? Ceritanya lo ngancem gue ?!"

"Enggak, Erina cuma berbicara sesuai kenyataan. Itu saja."

Kalah. Excel memang kalah untuk membuat Erina jera mendekatinya, tapi tak masalah, demi mendapatkan Fia, dia rela melakukan apapun itu, sekalipun harus mengorbankan sahabat terbaik sebagai kunci.

"Gue nyerah. Terserah lo mau ngelakuin apa, terserah ! Yang penting lo mau bantuin gue."

"Oke. By the way, apa nih yang Erina harus bantu ?"

"Gue mau nanya-nanya soal Fia."

"Maksudnya ?"

"Iya.... semisal tentang makanan kesukaan Fia, tempat favorit, bunga, benda, aktifitas atau apapun itulah. Pokoknya semua yang berhubungan dengan Fia."

"Gampang itu mah, Erina tahu semua kok tentang Fia."

"Oh ya ? Gue perlu bukti."

"Siapa takut. Coba deh, kakak tanya apapun soal Fia dan besok buktiin ke Fia."

"Oke. Gue mau tanya..." Excel berpikir sejenak sambil mengambil secarik kertas dan pena untuk menulis jawaban yang akan Erina berikan.

"Makanan kesukaan Fia apaan ?"

Erina memikirkan jawaban secara matang-matang,"Semua makanan Fia suka, nggak ada tuh yang nggak dia suka. Tapi seingat Erina, Fia itu paling  suka sama Lumpia."

"Lumpia ?" Erina mengangguk.

Excel segera mencatat nama Lumpia di daftar makanan kesukaan Fia.

Kedua.

"Minuman kesukaan Fia ?"

"Air putih kayaknya."

"Kok kayaknya ? Berarti nggak pasti dong dia sukanya sama air putih." Protes Excel.

"Ya pastilah, orang Fia sendiri yang bilang kalau dia sukanya air putih. Erina bilang kayaknya itu karena, Erina juga ngerasa aneh juga, masak Fia sukanya sama air putih."

"Oke. Next. Tempat kesukaan Fia ?"

"Rumahnya." Jawab Erina terlalu percaya diri.

"Ya kali ?"

"Emang gitu, kak. Tempat kesukaan Fia emang di rumah. Asal Kak Excel tahu ya, dalam seminggu, Fia nggak bakalan keluar rumah kurang dari tiga kali, kecuali buat sekolah, ke kajian sama ke sasana tinju."

"Oh gitu. Jadi...Fia itu anak rumahan ya ?"

"Nggak juga sih."

"Nggak gimana ? Kata lo dia sering ngehabisin waktu di rumah. Gimana sih lo ?"

"Gimana ya ngejelasinnya..."

Rupa-rupanya, pertemuan Excel dan Erina itu pun direkam oleh seorang mata-mata Queen's yang sama sekali tidak mereka sadari.




Sudah cukup melihat kedekatan Nathan dan Fia, Teressa makin dibuat panas dengan pertemuan Excel dan Erina.

"Sialan itu cewek dua ! Gue pasti bakal kasih mereka pelajaran ! Tunggu aja ! Apa lagi sih Fia Fia itu !" Kesal Teressa menggebrak meja makannya.

"Pastinya dong, Sa. Tangan gue udah gatel pingin kasih pelajaran sama mereka berdua,"tambah Megan memperusuh suasana.

Sejurus kemudian, Teressa menatap tajam cewek yang memata-matai pertemuan Excel dan Erina itu.

"Butuh berapa lo ?"

"Satu juta ?"

"Hah ? Satu juta doang ? Gue bisa kasih lo lebih kali." Ujar Teressa menyombongkan diri.

"Beneran ?"

"Iya dong, Teressa kan, cewek paling baik hati. Tapi dengan satu syarat."

"Apa syaratnya ?" Teressa memandang singkat kedua temannya memberi sebuah isyarat.

🐇🐇🐇





Mengejar Cinta Sofia [TERBIT]✓#MCS1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang