MCS : Beraksi !

1K 116 8
                                    

Sebenarnya hari ini bukan hari ulang tahun Sofia atau hari istimewa untuknya. Hanya saja, kedatangan Nathan ke kelas nya di jam pulang  sekolah sembari membawa buket bunga membawa satu tanda tanya baginya.

Ada apaan nih orang ? Kayak nggak ada kerjaan banget dah. Bisik Sofia dalam benaknya.

"Terima dong, Fi," suruh Hana yang sebenarnya kalau temannya itu tidak menerima berharap dia yang mendapat buket bunga itu.

Sofia menoleh sebentar ke arah Hana lalu berbalik lagi kepada Nathan yang masih stay memegang buket bunga pink,"Eh, ini kakak Nafis Sultan ada acara apaan sih ? Pakai ngasih saya buket bunga segala ?"

"Ya... nggak papa, Fi. Sekedar membuktikan keseriusan gue aja."

Sofia memotong,"Keseriusan apa maksudnya !?" Dia naik pitam.

"Iya... keseriusan kalau gue mau jadiin lo pacar gue. Lo mau kan ? Jadi....pacar gue ?" Tanyanya agak kurang pede.

Sofia membuang muka sambil tersenyum kurang menyenangkan,"Ha ? Pacar ? Masih jaman ya pacaran ? Ih, kalau Dia sih, ogah ! Buat apa pacaran, nambah-nambahin dosa aja. Udah gih, daripada makin tambah malu, lebih baik Kak Nafis Sultan pulang sono."

Mungkin, bila dapat disaksikan kini, ribuan bahkan jutaan pengikut Nathan yang tengah ikut live streaming channel nya dibuat tertawa kecil bahkan besar.

Dan, di antara jutaan pengikutnya, ada deretan geng Queen's yang juga tengah menyusun rencana untuk membalas ketidaksenangan mereka pada Fia.

"Kita beraksi." Titah Teresa mengomandani. Megan dan Gia langsung angkat diri dari kursi kelas mengikuti langkah Teresa.

Suasana sekolah sudah semakin sepi sejak live Instagram Nathan dia sudahi karena mendapat penolakan mentah-mentah dari  Sofia yang baik hati.

Berbekal keahlian menyadap ponsel, Megan yang mengetahui bahwa Sofia masih ada keperluan sepulang sekolah hari ini, dia pun memanfaatkan waktu untuk mengeksekusi rencana yang sudah tertata rapi.

Di sini, di perpustakaan yang sunyi, Sofia terus mencari buku yang referensi membuat karya tulis ilmiah untuk kelompoknya esok hari. Bersama kunci perpustakaan yang dia pinjam dari guru penjaga, dia pun bisa leluasa bergerak mencari buku yang dicari, tapi tetap, dia hanya diberi waktu sampai jam setengah lima, dan setelah itu, dia harus segera mengunci pintu.

"Sini..." tangan Sofia menyusuri deretan buku non-fiksi di rak paling ujung,"Tidak ada juga. Aish, di mana buku itu ?"

Sofia bergeser ke rak yang lain dan berharap dia segera mendekap buku  bersampul biru sesuai foto yang dikirimkan gurunya.

Mata Sofia mengamati dalam-dalam sudut rak paling kanan. Setelah merasa dia menjumpai buku yang dicari, segera dia menarik buku itu dari tempatnya.

"Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga." Ujarnya bernafas lega.

Sofia melenggang keluar perpustakaan lalu tak lupa mengunci pintu rapat-rapat. Senyuman manis tergambar jelas di wajahnya, itu adalah sebuah pertanda dia tengah bahagia karena bisa menemukan buku referensi itu. Kalau tidak, bisa habis kelompoknya tak kebagian materi.

Baru satu langkah dia memutar tubuhnya, Sofia dihadapkan dengan tiga orang berbaju serba hitam. Tak sempat melakukan apa-apa, tiba-tiba saja salah seorang di antara mereka melepaskan stick baseball ke arahnya dan langsung membuat Sofia ambruk di tempat.

Setelah memastikan Sofia benar-benar tak sadarkan diri, mereka menyeret tubuhnya menuju gudang olahraga. Diletakkannya tubuh Sofia sembari diikat pada sebuah kursi.

Hempasan cahaya kembali meredup tatkala mereka bertiga menutup kembali pintu rapat-rapat.

💖💖💖

Mengejar Cinta Sofia [TERBIT]✓#MCS1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang