MCS : Tereliminasi or Mengundurkan diri ?

1.1K 107 22
                                    

"Fia ? Itu baju kamu...." Pak Himawan menujuk baju putrinya yang penuh tepung yang lengket dengan baluran telur.

Dia cepat-cepat menjawab, dia tidak ingin Abahnya curiga atas apa yang sudah terjadi di sekolah tadi,"Oh ini, tadi ada teman yang ulang tahun Bah  dan dia dikerjain pakai tepung sama telur, eh, Sofia juga kena deh," apapun itu, bohong memang tidak dibenarkan. Apalagi sama orang tua. Namun, untuk kondisi seperti ini, layak diberikan jempol pada Sofia atas kebijaksanaannya yang tak ing6 Abahnya menanggung beban atas apa yang terjadi. Dan perihal dia di skors, ada kebohongan lagi yang akan dia ambil. Mungkin, kelas 12 sedang ujian, jadi adik kelas harus belajar di rumah. Ya, alasan yang cukup masuk akal.

"Ckckck, lain kali, Abah tidak mau ya kamu ikut acara ulang tahun ulang tahun seperti ini lagi. Sofia tahu kan ?"

Sofia mengulum senyum,"Iya, Bah. Sofia janji."

"Ya udah ya, Bah. Sofia bersih-bersih dulu, udah nggak tahan nih."

"Sana-sana. Abah juga udah nggak tahan sama baunya Sofia," ledek Pak Himawan mencubit hidungnya.

"Iya, Abah."

🍭🍭🍭

Hal yang tak jauh berbeda juga terjadi di seberang tempat.

"Wah, tinggal goreng tuh mendoan," ejek Gilang pada kedatangan Lee.

"Ya elah, malah diledek, kasian dikit Napa ?"

Gilang yang masih stand by dengan stick game pun tertawa saja,"Kasian gimana ? Lucu tuh yang ada."

"Lucu apaan sih ?" Tanya Lee duduk samping Gilang yang langsung membuat lubang hidungnya tersengat aroma amis.

"Eh, jangan main duduk aja dong, mandi sono ! Bau tahu nggak !" Suruh Gilang. Lee melesu dan menuruti.

"Ya elah. Iya iya."

🍭🍭🍭

Dan jauh berbeda dari Sofia dan Lee. Cowok berpostur model itupun makin kalut dalam diorama yang tercipta di masa lalu hingga kini berlanjut di masa depan.

"Udahlah, Than. Lupain hal tadi, berapa kali gue bilang, mau gimana pun lo melampiaskan amarah lo sama Excel, Fanya nggak akan pernah kembali." Wajah datar Nathan melirik Joan yang berdiri tepat di samping kirinya. Wajah itu kembali menatap cakrawala yang tergambar begitu apik dari rooftoop rumah mewahnya.

"Fanya sudah kembali, Jo. Dia kembali dalam wujud Sofia. Jujur, sejak pertama kali gue lihat Sofia di foto itu, entah kenapa gue merasakan kehadiran Fanya pada dirinya. Ya, mungkin bedanya, Fanya yang mengejar gue, tapi sekarang, gue yang harus mengejar cinta Fanya dalam rupa Sofia." Nathan menarik senyumnya tipis.

"Gue nyesel, dulu, saat Fanya masih hidup, gue menyia-nyiakan perjuangan dia. Bahkan kala dia memprovokasi gue supaya gue cemburu dengan bersandiwara menyukai Excel. Lalu, apa yang terjadi, Fanya menjadi target geng misterius di SMA Nagaswara. Dan itu semua gara-gara Excel !" Kini, Nathan memutar tubuhnya menyenderkan punggung di pembatas rooftoop.

"Dan untuk itulah, gue nggak akan biarin hal yang sama terjadi pada Sofia. Lo tahu sendiri, udah berapa cewek yang merenggang nyawa secara misterius setelah dekat sama Excel ? Dan itu nggak akan pernah berlaku pada Sofia. Karena itulah, gue berupaya membuat Excel menyerah untuk mendekati Sofia dengan cara..." Ucapannya tertahan.

Joan bertanya penuh penasaran,"Dengan cara ?"

"Membantu Erina mendapatkan Excel."

"Erina ? Erina yang temannya Sofia itu ?"

"Hem."

Inilah yang sebenarnya terjadi sebelum pertemuan Erina dengan Excel di depan rumahnya membawa sekotak cheesecake kesukaan Excel.

Mengejar Cinta Sofia [TERBIT]✓#MCS1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang