MCS : Tuduhan

1K 96 34
                                    

Sesuai arahannya. Kini Sofia beranjak menuruni anak tangga. Perasaannya sungguh dibuat was-was akan kepergian Erina yang tiba-tiba setelah mendengar pernyataan Excel akan perasaannya pada dirinya. Sofia sangat tahu bagaimana perasaan Erina pada Excel. Sangat disayangkan dan dipertanyakan, bagaimana mungkin, Excel bisa menyukai dirinya yang bahkan tak pernah menggoreskan kenangan manis.

"Apa yang spesial dari aku coba ? Kok bisa-bisanya Kak Excel suka sama aku ? Keterlaluan !" Sungguh, ungkapan perasaan yang Excel utarakan terus saja memenuhi ruang pikirannya. Cukup Sofia ! Ini tidak boleh terus-terusan terjadi, buang secepatnya memorimu tentang Kak Excel hari ini. Ingat prinsipmu !

Lamunan Sofia mencair setelah dipertemukan dengan Teresa yang ingin naik ke tangga dipijaki Sofia.

"Minggir !" Bentak Teresa menatap Sofia tajam.

"Lewat samping kan bisa, kak ? Ngapain saya harus minggir segala ?" Ucap Sofia tak terima dan tak sudi mengalah.

"Lo berani ya nentang perintah gue ?! Lo nggak sadar sekarang lo berhadapan sama siapa ?"

"Sadar, saya sadar. Lalu ? Saya harus takut gitu sama kakak ? Ketakutan itu nggak perlu saya berikan pada kakak kelas seperti kakak !"

Mata predator Teresa makin dibuat geram,"Seperti apa maksud lo !!! Lo benar-benar cewek nggak tahu diri ya !" Telapak tangannya siap menampar pipi Sofia, namun gerakan itu cepat dihadang tangan Sofia.

"He, tamparan ini lagi. Apa kakak nggak bosan mengulangi tamparan yang sia-sia ini lagi. Kakak lupa dengan hari yang lalu, akan apa yang saya lakukan pada tamparan kakak ?" Ucap Sofia tak mau kalah.

Teresa malah tersenyum puas,"Bodoh ! Kali ini nggak akan ada yang sia-sia. Tunggu pembalasan gue, Fia." Tiba-tiba saja, Teresa mendorong tangan Sofia agar seolah dia sedang di dorong oleh Sofia.

"KAK TERESAAAA !!!" Jerit Sofia kala melihat tubuh Teresa menggelinding di anak tangga hingga berujung di lantai dasar.

Dada Sofia sesak seketika melihat keadaan Teresa yang tergeletak tak berdaya di bawah sana. Kakinya tak bisa berkutik di tempat, dia masih tak habis pikir atas apa yang terjadi kini.

Jeritan Sofia akan kejadian itupun mengundang perhatian dan membawa kerumunan di dekat Teresa yang masih tak sadarkan diri.

"Kak Teresa ! Dia kenapa ?"

"Astaga, ini Kak Teresa kan ?"

"Panggil Pak Aryo, cepat !"

"Ayo kita bawa dulu Kak Teresa ke UKS!!!"

Dan masih pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan lain yang mencoba menciptakan suasana yang makin mencekik napas Sofia.

Sebuah mata dari kerumunan itu menangkap kehadiran Sofia yang mematung,"Woi ! Itu kan ? Jangan-jangan, dia pelakunya !" Tuduh seorang di antara mereka.

Lantas, semua orang dibuat percaya dan menghampiri Sofia dengan kemarahan yang ingin dilampiaskan.

"Eh, lo kan yang ngedorong Teresa ! Jawab !" Interogasi seorang cowok sambil menunjuk-nunjuk wajah Sofia.

"Iya ! Pasti kamu kan yang ngedorong Teresa ! Dasar cewek sok alim !"

Masih ada banyak lagi ocehan tidak penting yang tidak perlu kalian dengar. Yang pasti, bila kau berada di posisi Sofia sekarang, asap kemarahan sudah membara di kedua sisi telinga. 

Bagaimanapun situasinya, Sofia harus mengontrol diri. Semakin dia menunjukkan ketakutan akan semakin memberi bukti bahwa dia yang melakukanya. Tapi kenyataan yang ada, dia tidak pernah melakukan apa yang mereka tuduhkan.

"Kalau dia nggak mau jawab, lebih baik kita bawa dia menemui Kepala Sekolah, biar dia dikeluarkan dari sekolah ini ! Setuju !" Kompor seorang lagi pada yang lain.

"Setuju !!!" Serempak beberapa orang.

Diam dan diam. Sofia belum juga menunjukkan aksi kala beberapa siswa mencengkram tangannya untuk diseret ke meja Kepala Sekolah. Karena risih dengan tangan-tangan bukan mahram itu, Sofia memberontak. "Saya bisa jalan sendiri !!!" Alhasil, tangan-tangan itu melepaskan diri, namun tetap, mereka terus berjaga tanpa memberi celah untuk Sofia kabur.

❄️❄️❄️

Mau lanjut atau istirahat dulu sampai di sini ?🤭🤭😁

Mengejar Cinta Sofia [TERBIT]✓#MCS1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang