4. Rumah Oma

89 47 2
                                    

"Dasar anak tidak tahu diri! Bisanya cuma nyusahin!"

*********

"Fan... Sella udah siap nih. Pake ini aja boleh ya? Gak usah beliin baju lagi. Sella gapapa kok. Boleh Fan?"

Fano melirik Sella sekilas lalu bergumam.

"Lo mau dianter kemana? Hm, maksud gue, rumah lo dimana?"

Sella bingung. Apa ia kerumah Omanya saja? Ataukah ia pergi kerumahnya saja? Ah iya,  Sella tidak mungkin pulang dengan keadaan seperti ini.

"Hm, anterin Sella kerumah Oma aja boleh gak?" tanya Sella hati hati

"Dimana?"

"Nanti Sella tunjukin arahnya"

"Yaudah."

Diperjalanan kerumah Oma, Sella berpikir keras. Alasan apa yang tepat jika Omanya bertanya? Jika jujur, ia takut Oma akan mengkhawatirkan Sella.

"Lo gak usah takut. Nanti gue yang bakal ngomong ke Oma lo."

Fano menyadari tatapan kosong Sella. Ia tau, Sella pasti ragu untuk memberi tahu keluarganya tentang hal ini. Fano cukup sadar diri. Ia tau semua ini salahnya

"Eh? Gausah. Nggak. Nanti Oma malah khawatir." Sella menatap Fano dengan pandangan terkejut

"Terus? Mau lo?" bingung Fano

"Sella mau Fano jangan bilang apapun ke Oma nanti. Biar Sella aja yang ngasih tau  Oma."

Sella kembali menatap kaca mobil yang menampakkan pemandangan kota yang hampir malam. Setelah itu, tak ada satupun percakapan mereka, terkecuali Sella yang memberi tau arah.

Tibalah mereka di rumah bertingkat dan luas. Omanya Sella tinggal sendirian? Apa Omanya itu mempunyai cucu yang lain dan tinggal disini?

"Lo tinggal dirumah Oma lo?" tanya Fano setelah mobilnya terparkir rapi

"Hah? Eh nggak. Sella tinggal sama Mama Papanya Sella." gugup Sella

Kenapa pakai gugup sih?! Aduh Sella kamu kenapa? gumam Sella dalam hati.

"Terus kenapa kesini? Lo takut sama nyokap bokap lo gitu?"

Kenapa gue banyak tanya banget? Biasanya juga bodoamat sama sekitar. Kenapa gue penasaran banget ya sama si Sella? gumam Fano dalam hati.

"Iya"

Fano tak menjawab. Ia keluar dan membukakan pintu untuk Sella. Membantu Sella turun dan membiarkan Sella yang mengetuk pintu.

"Oma! Ini Sella"

Tak lama, terbukalah pintu besar itu dan menampakkan sosok wanita cantik yang perkiraan umurnya sekitar 70an.

"Sella! Sayang. Kamu kok jadi jarang banget kesini sih? Oma marah nih!" candanya.

"Hm, Oma, bukannya kita ketemu baru dua minggu yang lalu? Kan Oma yang datengin Sella terus ngajakin beli perlengkapan sekolahnya Sella." malu Sella.

"Oh iya. Lupa Oma, biasalah Oma kamu kan udah tua. Eh? Ini siapa? Pertama kali buat Sella ngebawa cowok kerumah. Kerumah Oma lagi. Pacar Sella ya? Setau Oma Sella gak pernah punya pacar. Gimana punya pacar, temen aja gak punya." ada nada getir terdengar di akhir kalimat Oma.

Fano yang tersadar dengan ocehan Oma Sella langsung menyalami Oma. Ternyata mafia mafia gini Fano bisa alim juga ya haha. Eh ingat! Fano sudah pensiun menjadi bos besar mafia.

"Saya Fano Oma. Temannya Sella, bukan pacar hehe" canggung Fano.

Aduh seharusnya tadi Sella suruh Fano langsung pulang aja. Kan jadi gini. Fano pasti gak nyaman. batin Sella

"Oma jangan gitu dong. Nanti temen Sella gak nyaman" ungkap Sella

"Yaudah. Masuk yuk, malah jadi ngobrol diluar." ajak Oma

Fano hanya menatap Sella canggung, begitupun dengan Sella yang menatap dengan raut khawatir. Khawatir jika Fano tidak menginginkan ini. Khawatir Fano tidak akan nyaman dan banyak kekhawatiran yang lain.

Fano sadar tatapan Sella. Ia tersenyum tipis. Fano mengingat apa yang Oma Sella katakan tadi, ia yang pertama dibawa Sella kerumah Omanya? Ini membuat mood Fano naik seketika. Mengapa sampai sesenang ini?

"Fan? Kamu gak nyaman ya? Aku bisa bilangin Oma kok" ungkap Sella

Sella memang selalu mengungkapkan isi hatinya jika ada kesempatan. Tapi, ia akan menyimpannya didalam hati jika itu akan membuat orang sakit hati.

"Nggak. Gue cuma bingung aja, Oma lo kayaknya friendly. Tapi lo? Lo introvert. Gue kira Oma lo gak jauh beda dari lo. Ternyata gue salah"

"Oh gitu, yaudah masuk yuk"

Oma sudah lebih dahulu masuk keruang tamunya. Melihat Sella dan Fano berjalan bersisian membuat Oma tak bisa menahan senyumnya. Tapi tunggu dulu, kenapa baju Sella seperti baju pria? Apakah itu bajunya Fano? Oma bertanya tanya dalam hati.

"Sella baju kamu?"

"Eh iya Oma, tadi sebelum pulang, Sella makan bakso dulu sama Fano terus ketumpahan saos. Fano ngasih baju ini ke Sella" gugup Sella

Maafin Sella Oma. Sella gak bermaksud buat bohong. Sella cuma gak mau Oma khawatir sama Sella dan mutusin buat mindahin Sella. ucap batin Sella

Oma menatap Fano, apa iya seperti itu kejadiannya? Oma memilih untuk diam karena Oma percaya kepada Sella.

"Iya Oma. Kita gak ngapa ngapain kok." bela Fano

Oma menatap Sella intens. Sella yang ditatap seperti itu pun merasa risih. Ia gelisah, ia takut jika Omanya tau yang sebenarnya.

"Yaudah. Kalau gitu, duduk sini" ajak Oma

Sella duduk disamping Oma dengan gelisah. Ini pertama kali untuk Sella berbohong kepada Oma. Sella takut. Sella takut akan berbohong lagi setelah ini.

"Sella kamu nginep disini kan? Iya kan?" tanya Oma

"Tapi Oma, Sella takut nanti Mama malah marahin Oma lagi."

"Gapapa. Asal Sella sama Oma, Oma bakal ngelakuin apapun buat Sella. Ayo dong, Oma sendiri disini. Masa kamu tega biarin Oma sendiri." ucap Oma dengan nada yang dibuat sesedih mungkin

"Oma lebay. Disini kan ada Bi Ida ada Pak Anto juga. Kan gak sendirian"

"Tapi cucu Oma kan kamu! Oma gak mau tau. Oma yang bakal nelfon Mama kamu" rajuk Oma

Sella pasrah akhirnya ia mengangguk. Sella menatap Fano yang kelihatannya bingung. Apa setelah ini Sella memberi tahu semuanya ke Fano? Apa secepat itu? Ah tidak tidak. Fano mungkin tidak ingin tau.

"Sella nginap dirumah ibu kali ini." ucap Oma dingin dengan Mama Sella ditelpon.

"Bu gak bisa gitu dong. Anak itu harus disini. Ini rumahnya Bu!" kasar Mama.

Sella yang mendengar itupun lantas menunduk. Ia tidak ingin lagi mendengar kekasaran Mamanya itu.

"Rumah? Kamu bilang itu rumah? Rumah yang terasa seperti neraka bagi cucu saya? Rumah itu untuk berpulang Rahma! Tempat pulang dan menceritakan keluh kesahnya! Bukan seperti ini!" Oma sudah tidak bisa menahan amarahnya. Ini bukan sekali dua kali, bahkan setiap kali Oma ingin Sella menginap dirumahnya.

"Dia mengadu lagi ke Ibu? Suruh anak itu pulang atau aku akan menjemputnya Bu! Dasar anak tidak tahu diri! Bisanya cuma nyusahin!" geram Mama Sella.

Sella hampir tidak bisa menahan air matanya. Hari ini, sudah berapa kali Sella menangis? Dan kenapa semuanya harus disaksikan oleh Fano? Lelaki yang baru ia kenal saat pulang sekolah. Dan saat tragedi itu terjadi.

*********

Jangan lupa buat ngevote ya! Aku bakal up dua hari sekali. Maaf buat part ini yang agak bertele tele. :)

KELAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang