Part 12 Menghindar

3.9K 274 14
                                    

berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@twins_identik) dan Patimah_WIZONE atau yang lebih di kenal dengan nama Siti_One_it.

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lain. 😊😊😊

Sebelum para readers baca lanjutan cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum para readers baca lanjutan cerita ini. Authour mau meminta maaf jika alur cerita ini sangat lambat dan tidak sesuai dengan keinginan kalian 🙏🙏🙏

Authour pikir wajah jika Galen dan Fiana belum bisa di pertemukan karena bagi auhour cerita ini masih panjang. Jika kalian tidak berkenan dengan cerita ini. Auhour minta maaf dan auhour tidak memaksa kalian untuk tetap membaca cerita ini.

Terimakasih untuk readers yang masih setia baca ceritanya ini.🙏🙏🙏

💗💗💗

Fiana tengah berbaring lemah di ranjang. Hari ini ia memang tidak masuk kerja karena badannya tiba-tiba saja panas dingin. Sebenarnya tadi Fiana ingin memaksakan diri untuk bekerja tapi kedua sahabatnya melarangnya. Membuat Fiana hanya bisa menurut.

Fiana mengeratkan selimutnya karena ia benar-benar kedinginan. Fiana tidak tahu kenapa tubuhnya lemah padahal selama ini Fiana jarang sakit.

Apa ia kelelahan? Atau ada hal yang lain. Entahlah Fiana sendiri tidak tahu.

Pintu rumah kini di buka oleh Tina. Tina dan Hasna segera masuk ke dalam rumah. Mereka ingin memastikan keadaan sahabatnya itu.

"Fiana."

Hasna mendekati ranjang Fiana. Ia kini duduk di ranjang berhadapan dengan Fiana.

Hasna langsung menempelkan punggung tangannya guna mengecek kondisi Fiana. Hasna terkejut mendapati tubuh panas Fiana.

"Tina."

Panggil Hasna dari dalam kamar. Tina yang mendengar langsung mendekati Sahabatnya.

"Ada apa?"

Tina kini sudah berada di samping Hasna.

"Fiana demam. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit."

Kata Hasna menyarankan. Tapi tiba-tiba Fiana membuka matanya dengan susah payah.

"Aku baik-baik saja tidak perlu ke rumah sakit."

Fiana berkata dengan wajah pucatnya membuat Tina diam-diam mendengus kesal kearah sahabatnya itu.

"Apa yang kau katakan Fi, wajahmu sangat pucat. Bagaimana mungkin kau berkata jika kau baik-baik saja."

Tina terlihat kesal sangat kesal malah karena Fiana sangat keras kepala.

"Fiana, kami benar-benar mencemaskanmu. Kau mau kan ke rumah sakit."

Fiana ( Sequel Pengantin Yang Tertukar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang