Part. 6

750 95 5
                                    

“Jadi, bagaimana?”

“Kami sudah menemukan lokasi tempat tinggal tuan muda Hyunjin, tuan.” Donghae tersenyum puas mendengar laporan salah satu anak buahnya.

Tak sia-sia usahanya selama beberapa minggu ini mencari keberadaan anaknya. Akhirnya pun membuahkan hasil. Ia sudah tak peduli lagi siapa itu Jeongin dan bagaimana keluarganya.

Ia hanya ingin membahagiakan anaknya. Rasa bersalahnya pada keluarga Na dan Jaemin di masa lalu membuatnya sadar cinta tak bisa dipaksakan.

“Bagaimana kedaan mereka berdua?” tanyanya sembari mengusap foto sang istri yang selalu bertengger rapi diatas meja kerjanya.

“Jeongin bekerja sebagai pegawai kafe dekat dengan tempat tinggal mereka. Sedangkan Hyunjin membantu para pedagang di pasar ikan.”

Tuan Lee tersentak mendengar pekerjaan yang dilakukan Hyunjin, anaknya. Sosok yang dulu angkuh, bagaimana mungkin bersedia bekerja di pasar ikan?”

Apa Hyunjin telah berubah?

“Mereka tinggal di salah satu rumah susun. Tuan Hyunjin benar-benar hidup sederhana sekarang.”

Walau Donghae sulit membayangkan kesulitan anaknya, namun dalam hatinya ia bersyukur. Sepertinya Jeongin memang telah membuat Hyunjin sosok yang tangguh dalam menjalani hidup.

“Biarkan dulu. Aku ingin melihat sejauh mana mereka berusaha hidup. Tetap awasi dia.”

“Baik, tuan.”

Sepeninggal anak buahnya tadi Donghae kembali mengulum senyuman.

“Sepertinya aku harus membiarkan mereka bersama, Taeyeon-ah.”



🐱🐱🐱



“Aku tidak mau menikahi Jaemin karena perjodohan itu, Ayah. Dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri dan aku mencintai Jeongin bukan dia.”

Donghae menggeram melihat kerasnya hati sang anak sulung yang terus-terusan menolak perjodohannya dengan anak sahabat lamanya, Tuan Na.

"Jaemin itu tak kalah cantik dengan kekasihmu. Dia juga lelaki yang baik dan berasal dari keluarga yang baik-baik. Apa bedanya menikahi kekasihmu itu dengan menikahi Jaemin, toh aku tetap mengijinkanmu menikah dengan laki-laki?” bentak Tuan Lee kesal.

Keduanya saling bertatapan tajam. Sama-sama keras kepala dan tak ada yang mau mengalah.

“Tapi aku hanya mencintai Jeongin. Hanya dia yang bisa membuatku berdebar, bukan Jaemin.” lirih Hyunjin.

Wajahnya menyiratkan luka. Ia mengeratkan genggaman pada jemari kekasihnya dengan erat, memberikan kekuatan pada Jeongin yang sedari tadi menunduk dan menangis dalam diam.

“Kau tahu ayahnya telah membuat ibumu pergi, Hyunjin. Ayahnya yang pemabuk itu menabrak mobil ibunu di tengah keramain.”

“....”

“Apa kau bisa membayangkan betapa sakitnya ibu dan adikmu? Tergeletak di dinginnya aspal jalan dengan warna  merah yang mengerikan itu. Bisakah kau bayangkan, Lee Hyunjin!”

“Aku tahu...” jawab Hyunjin pelan. “Aku juga sempat marah pada Jeongin dan membencinya. Tapi itu semua bukan salah Jeongin. Ayah. Aku mengencaninya jauh sebelum kejadian mengerikan itu tiba.”

Tatapan yang diberikan Hyunjin pada Jeongin, mengingatkan Donghae akan pertemuannya dengan sang istri. Perlakuan Hyunjin membuatnya mengenang masa-masa kebersamaanya dengan Taeyeon.

Jughead SpouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang