Natal tahun ini adalah natal terburuk yang pernah di rasakan Jaemin. Bagaimana tidak, orang yang selama ini kau harapkan merayakan natal bersama, nyatanya lebih memilih untuk merayakannya bersama Renjun?
Seminggu yang lalu Jeno sudah diperbolehkan pulang dan mereka pun menempati apartemen mereka kembali. Jaemin bekerja seperti biasanya, namun Jeno enggan menempati rumah yang menurutnya masih asing itu sendirian.
Ia memilih untuk datang ke rumah sakit ㅡentah atas ijin Jaemin atau pun tidak. Dalam seminggu ini pun, tidak ada interaksi yang berarti. Mereka berdua justru tampak seperti orang asing. Keadaannya canggung dan Jaemin bersumpah kalau ia merindukan Jeno yang dulu.
Bukan hal yang aneh lagi ketika Jaemin pulang sore itu dengan keadaan apartemen yang kosong. Beberapa jam yang lalu Jeno mengirim pesan padanya bahwa ia ingin merayakan natal bersama Renjun di rumah sakit.
Sebenarnya Jeno pun mengajaknya, tapi Jaemin sadar di mana posisinya sekarang. Suami hanyalah status. Hati lelaki sipit itu bahkan sudah diambil Renjun dan tak ada yang tersisa untuknya.
Jaemin hanya tersenyum kecut.
Matanya menangkap hiasan pohon natal yang dibuatnya kemarin dengan tatapan sendu.
Kemarin ia sudah merencanakan berbagai hal untuk menyambut natal, bahkan ia membatalkan acara kumpul teman-temannya dan menolak ajakan makan malam orang tuanya karena ia ingin sekali merayakannya berdua dengan Jeno.
Ini natal pertama mereka, yang ia pikir akan sangat istimewa.
Jaemin mengepalkan tangannya hingga buku jarinya memutih. Perasaan kesalnya benar-benar sampai ke ubun-ubun. Ia sudah cukup bersabar dengan tindakan Jeno yang terlihat mengasingkannya.
Jika Jeno mencintai Renjun, harusnya lelaki itu menceraikannya saja. Ia sudah muak dengan hidupnya yang berantakan. Dengan kaki yang melangkah cepat, ia berjalan menuju hiasan pohon natalnya itu.
"AAAGGHHH!"
Jaemin menarik semua hiasan yang ada pada pohon itu hingga telapak tangannya sobek ㅡtergores ranting pohon.
Sakit sebenarnya, namun hatinya lebih perih lagi. Ia hanya ingin dicintai.
Kenapa sesulit itu? Kenapa Tuhan masih belum juga mengijinkannya untuk mendapatkan cinta dari orang yang dikasihi? Apa kesalahan yang telah dibuatnya dulu?
Tetesan air mata berlomba-lomba keluar dari kelopaknya. Ia menangis dalam diam sebelum ia akhirnya ia terjatuh dan menangis lebih keras. Meluapkan semua emosi yang ditahannya selama ini.
Tangannya yang tergores tadi mulai mengeluarkan darah. Namun Jaemin mengabaikannya dan memilih untuk meraih hiasan-hiasan yang lain dan menghancurkannya detik itu juga.
Malam itu Jeno tak pulang.
Dan sosok rapuh Jaemin tertidur diatas karpet ruang tamunya dengan lumuran darah yang mengering pada luka ditangannya.
***
"Oh, kau belum pulang?"
Jeno menoleh pada lelaki berjas putih yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu. Jeno tersenyum ramah lalu membungkuk pelan.
"Tak usah terlalu formal, aku adalah dokter pribadi suamimu sekaligus dokter yang merawat Renjun. Jadi, jangan terlalu sungkan."
Jeno hanya mengangguk perlahan. Matanya mengawasi setiap gerakan dokter tampan itu. Bagaimana lelaki itu mengganti infus Renjun, bagaimana lelaki itu memeriksa tubuh kakaknya, dan lain-lain. Semua dilakukan dokter itu dengan sangat lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jughead Spouse
Fanfiction이제노,나 재민 -Hyunjin tiba-tiba lari pada hari pernikahannya berlangsung. Untuk menutupi rasa malu keluarga, Jaemin pun dinikahkan dengan Jeno, adik Hyunjin yang mengalami keterbelakangan. [remake] author : btypeb Story/pairing : jughead spouse/chanbaek