"Berikan aku uang! Aku akan bekerja untukmu!" Ucap Taeyong, secara sadar.
–♪–
Pemuda Jung itu membolakkan matanya, kaget dengan apa yang didengarnya. Namun kekagetan itu tidak berlangsung lama, karna ia langsung menampakkan smirk di bibirnya.
(Sumpah ni orang gantengnya ga ada akhlak.y)
"Mengapa kau ingin bekerja, Tae? lalu kenapa kau meminta kepadaku?" Tanya Jaehyun menggoda, sebenarnya ia juga sedikit penasaran mengapa Taeyong meminta pekerjaan kepadanya.
Taeyong menoleh ke arah Jaehyun, wajahnya terlihat putus asa, "Baiklah kalau kamu tidak mau memberikan pekerjaan untukku," Ia berdiri, ingin pergi dari tempat itu.
Namun Jaehyun menahan lengannya, "Beri tahu dulu alasannya, aku akan memberikan pekerjaan untukmu"
Taeyong menghela nafasnya kasar, "Aku ingin membelikan kekasihku mobil! namun ayahku tidak mengijinkanku, makanya aku ingin mengumpulkan uang sendiri!" Jaehyun mengangguk,
"Baiklah, temui aku di parkiran setelah pulang sekolah. Hanya kau sendiri, jangan ajak temanmu untuk ikut menemanimu" ujar Jaehyun lalu pergi meninggalkan Taeyong. Pemuda lee itu mengerjapkan matanya,
"Hmm, kenapa aku seperti di perbudak olehnya?"
Menepati janjinya, Taeyong langsung pergi ke parkiran tepat setelah bel pulang berbunyi, dan ia pergi sendirian.
Taeyong bahkan membatalkan janjinya untuk pergi hangout dengan teman dan kekasihnya, ya, demi pekerjaan yang bahkan Taeyong tidak ketahui apa rupanya.
Tempat parkiran itu sepi, hanya ada beberapa mobil dan motor milik para guru. Karna biasanya para murid lebih memilih untuk memakirkan mobilnya di parkiran mall sebelah sekolah ini.
Taeyong tidak melihat siapapun disana, "Ck, dimana dia?! apakah si brengsek tolol itu membohongiku?" ujarnya, kakinya sudah pegal dan kram karna mengelilingi lahan parkir yang sangat luas itu.
tiba tiba sebuah mobil berhenti di depannya, Taeyong kira ia menghalangi jalan mobil itu, jadi ia menepikan dirinya ke samping, namun mobil tersebut justru ikut menepi dan tetap diam disana.
Taeyong panik bukan main, ia ingin berlari namun kakinya sangat lemas sehingga tidak bisa berlari.
mobil didepannya mulai membunyikan klaksonnya, sekali bahkan sampai tiga kali. Taeyong tidak bergeming, peluh keringat sudah menuruni dahinya, ia takut ini adalah bagian dari penculikkan.
Namun, ia dikagetkan ketika pintu dari mobil itu dibuka, dan tangan yang muncul keluar dari mobil tersebut menarik Taeyong masuk ke dalam.
"Lepaskan! siapa kau?! lepaskan aku sekarang!" Taeyong memberontak, memukulkan tangannya ke udara, ia menutup matanya karna benar benar takut.
"Hei! tenang, tarik nafas, keluarkan..." Taeyong menurutinya, "Bukalah matamu" Taeyong membuka matanya perlahan.
Nafasnya tercekat, ternyata itu Jaehyun.
Pemuda berdimple itu tersenyum tanpa beban, "Wajahmu terlihat sedang ingin diperkosa tadi, haha" ia tertawa lepas.
Taeyong memukul pundak Jaehyun karna marah "Sialan! kau benar benar bodoh! bagaimana kalau tadi aku benar benar diculik?!" wajah Taeyong memerah karna malu.
Jaehyun masih tertawa, "Siapa yang ingin menculikmu? kau sangat merepotkan, mereka pasti langsung membuangmu di sungai kalau mereka mau" Taeyong begidik ngeri, "Hey! aku tidak seperti itu!"
Lalu Jaehyun berhenti tertawa dan melajukan mobilnya.
Selama perjalanan, tidak ada percakapan antara keduanya. mereka berdua menyibukkan diri dengan kegiatannya.
Ya, Jaehyun dengan kemudinya dan Taeyong dengan pikirannya, ingatannya tentang pembicaraannya bersama teman temannya muncul ke dalam pikiran, apakah Jaehyun benar benar sindikat pembunuhan seperti yang apa ia katakan saat itu.
Namun, entah kenapa lidah Taeyong kelu saat ingin menanyakannya kepada Jaehyun, dan pada akhirnya ia tetap diam sampai perjalanannya selesai.
Mobil putih itu sampai di sebuah rumah atau lebih tepatnya mansion yang luasnya 2x lebih besar dari mansion milik Taeyong.
"Apa kau menyuruhku untuk mencuri di mansion ini, Jae..?" Tanya Taeyong, Jaehyun mengerinyitkan dahinya bingung namun setelah itu ia tertawa, "Ini rumah orang tuaku Tae, kau tidak akan mencuri disini dan dimanapun"
"Lalu pekerjaan apa yang kau berikan untukku?" Jaehyun tersenyum, "Bagaimana dengan menjadi seorang maid?"
Taeyong teriak karna kaget, "Apa apaan, aku bukan wanita!" tukasnya, "Tidak semua maid adalah seorang wanita, kalau kau tidak mau, kau bisa pergi"
Mata Taeyong melotot, "Kau tidak adil! baiklah aku ambil pekerjan ini, namun dengan gaji yang sepadan!" Taeyong menjulurkan tangannya.
"Deal?" Jaehyun membalas uluran tangan itu, "Deal" balasnya.
Sampai didepan pintu dari kayu jati yang diukir sedemikian rupa dan diberi cat berwarna putih tulang sehingga menimbulkan aura yang dapat menenangkan Taeyong.
"Orangtuaku sedang pergi keluar kota, aku tinggal bersama sahabat kecilku, aku harap kau betah untuk bekerja menjadi maid disini" Jelas Jaehyun dengan sengaja menekankan kata maid nya.
Taeyong merotasikan matanya malas, kalau bukan karna kekasihnya, ia tak akan rela bekerja dengan bawahannya itu, ups apa Jaehyun pantas disebut bawahannya lagi?
Mereka berdua masuk ke rumah Jaehyun, berbeda dari tampilan luar rumah yang memiliki desain eropa klasik, justru didalam rumah furniture disini memiliki desain yang minimalis dan tidak menguras banyak space untuk meletakannya.
Sampai di ruang tamu, Taeyong melihat seseorang sedang menonton tv dengan santai, "Jae?" mengerti dengan pandangan Taeyong, Jaehyun menunjuk ke arah sesorang yang sedang menonton tv.
"Johnny, itu Johnny, sahabatku yang tinggal disini, hey John!" panggil Jaehyun.
Pria itu menolehkan kepalanya ke arah Taeyong lalu menampilkan senyum ramahnya. "Siapa Jae?" tanyanya lalu menghampiri keduanya.
"Taeyong, Lee taeyong" balas Jaehyun, dapat Taeyong lihat kalau Johnny sedikit kaget.
"Hai Taeyong, kenalkan aku Johnny suh, sahabat Jaehyun," Taeyong membalas uluran tangan pria didepannya, "Aku Taeyong"
"Untuk apa kau membawanya kesini Jae? kalian akan mengerjakan tugas kelompok?" Jaehyun menggeleng, "Mulai sekarang ia akan bekerja disini John, menjadi maid"
"Ah, benarkah? selamat datang di rumah Jaehyun, Taeyong semoga kau betah bekerja disini." Taeyong hanya menampilkan senyum kikuknya.
"Baiklah Taeyong, kau akan bekerja setiap pulang sekolah, makanya kau harus datang ke parkiran pas saat bel pulang sekolah selesai dibunyikan, karna aku tidak bisa menunggu,"
"Maksudmu?! aku tidak bisa keluar bermain bersama teman temanku?!" ujar Taeyong histeris, "Masih ada hari minggu, Tae, kau libur pada hari minggu dan hari libur sebagai mana mestinya"
Taeyong menganggukan kepalanya pasrah, "Baiklah, ikuti aku untuk melihat lihat rumah ini agar kau tidak kebingungan saat bekerja"
Sebelum beranjak pergi ke atas, Johnny sudah lebih dulu membisikkan sesuatu di telinga Jaehyun, sementara Taeyong sibuk menjelajahi rumah tersebut dengan matanya.
"Dude, kau hutang cerita kepadaku" bisik Johnny.
–TBC
→nini's note←
Awowkowkw.
Vote+comment yaw♥
KAMU SEDANG MEMBACA
bossbitch-jaeyong[END]
Fanfictionb o s s b i t c h- Just read it (n.) dom!jae sub!yong -Nini2020