BAB 12

206 22 0
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Sahabat-sahabat Aurel yang pengertian membawa Amanda untuk bermain dan meninggalkan dirinya berjalan berdua bersama Arjun.

Arjun berdehem untuk memulai percakapan. "Rel."

Aurel yang sedang menunduk menatap kedua kakinya yang melangkah langsung menoleh ke arah Arjun. "Yaa?"

"Naik bianglala yuk!" ajak Arjun.

Kedua mata Aurel berbinar. "Ayuk!"

Arjun yang gemas melihat Aurel berseru saking senangnya mengacak puncak kepala cewek itu membuat Aurel mematung beberapa detik.

Cewek itu tersadar ketika Arjun menarik tangannya untuk mengantri membeli tiket.

Setelah membeli tiket, mereka berdua masuk ke dalam salah satu kotak bianglala. Mereka duduk berhadapan. Arjun tersenyum melihat Aurel yang terus mengembangkan senyumnya.

"Rel, gue mau cerita nih."

Aurel menoleh, "apa?"

"Gue udah suka sama seseorang. Bahkan udah sayang sama seseorang itu."

Senyum lebar Aurel memudar berganti dengan senyum tipis. Orang yang ia suka ternyata sudah menyukai orang lain.

"Wihh, cepet banget move on-nya Bang. Siapa orangnya?"

"Temen gue," jawab Arjun sambil tersenyum.

Aurel berusaha tersenyum lebar. "Cantik pasti orangnya."

Arjun mengangguk mantap. "Cantik. Banget. Cantik hati sama wajah."

"Semoga Bang Arjun jodoh sama tu orang ya Bang," ucap Aurel lalu tersenyum tulus. Apapun yang membuat Arjun—orang yang ia sayang—bahagia ia juga bahagia.

"Aamiin."

Arjun menatap wajah Aurel. Lo orang yang gue sayang, Aurel.

---

"Aurel?"

Aurel dan Arjun yang sedang makan bakso menoleh ke arah seseorang yang memanggil nama cewek itu.

Seseorang itu menghela napas lega. Mungkin karena ia tidak salah mengenali orang.

Aurel berdiri dan langsung memeluk orang itu membuat Arjun membelalakkan matanya.

Kalo orangnya cewek mah nggak papa pelukan. Lah ini cowok. Siapa sih dia?

"Malu banget aku kalo salah orang," ucap cowok itu setelah melepaskan pelukannya.

Kenapa aku-kamu sih?

Aurel tertawa kecil. "Ehh, ngapain kamu ke sini?"

"Main."

Aurel memutar bola matanya malas. "Ya iyalah main. Kamu sama siapa?"

"Sendirian. Kangen banget aku sama kamu," orang itu kembali memeluk Aurel erat.

"Emang sih aku orangnya ngangenin," ucap Aurel percaya diri.

Jangan lupakan Arjun yang wajahnya sudah memerah menahan amarah melihat mereka berpelukan dari tadi. "Ekhem."

Mereka melepas pelukannya. Aurel menoleh ke arah Arjun. "Bim, ini kenalin Bang Arjun. Bang, kenalin ini Bimo. Dia-"

"Pacarnya Aurel," potong Bimo sambil mengulurkan tangannya ke arah Arjun.

Arjun membelalakkan kedua matanya. Pacar?

---

Aurel turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah berniat untuk memanggil Papa atau Mamanya untuk menggendong Amanda yang ketiduran.

Ceklek!

Aurel terkejut melihat banyak pecahan kaca yang berserakan di lantai. Kedua matanya menangkap seseorang yang terduduk lemas di lantai sambil menyandarkan punggungnya di sofa.

"Mama!"

Cewek itu berlari menghampiri Shafa dan langsung memeluk wanita yang sudah melahirkannya itu. Shafa menangis di pelukan Aurel.

"Mama kenapa?" tanya Aurel khawatir.

Shafa menggeleng tidak mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. "Amanda mana?"

"Amanda ketiduran di mobil, Ma."

Shafa berdiri dan berusaha untuk tertawa kecil. "Biar Mama yang gendong. Kamu pasti nggak kuat kan gendong Amanda."

---

Jam menunjukkan pukul dua malam. Aurel membuka kedua matanya. Ia menatap wajah Mamanya yang tidur di samping Amanda. Kedua mata Mamanya sembab.

Aurel beranjak bangun. Ia keluar dari kamar Amanda dan berjalan menuruni tangga.

Cewek itu mengambil sapu yang ada di dapur dan mulai membersihkan pecahan kaca yang berserakan di ruang tamu.

Aurel kembali berpikir apa yang dikatakan Mamanya tadi. Kata Mamanya rumahnya kemalingan.

Tapi setelah Aurel periksa semuanya, tidak ada apapun barang berharga yang hilang. Apa Mamanya berbohong padanya?

Aurel teringat dengan seseorang. Kemana Papanya? Kenapa ia tidak berada di rumah malam ini? Apa Papanya sedang berada di kantor dan harus lembur?

---

Arjun menggeram kesal. Cowok itu beranjak bangun lalu mengacak rambut tebalnya. Ia melirik jam yang tertempel di dinding.

Jam menunjukkan pukul tiga pagi. Padahal ia belum tidur sama sekali. Arjun tidak bisa tidur karena terus memikirkan cowok yang begitu dekat dengan Aurel saat di pasar malam.

Siapa namanya? Arjun lupa dengan nama cowok itu. Ahh iya, Bimo. Cowok yang mengaku sebagai pacar Aurel.

Apa benar Aurel sudah mempunyai pacar?








🌿

Bimo beneran pacarnya Aurel bukan ya? 🙄

Selamat membaca bab berikutnya
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊

4-04-2020

Aurel Arjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang