BAB 21

208 21 0
                                    

Arjun mengayunkan kakinya berulang kali berusaha menjangkau mobil yang berada sekitar seratus meter darinya. Cowok itu dengan lihai menghindar dari kendaraan yang ada di depannya.

Sedikit lagi ia dapat menjangkau mobil itu tapi ia tidak memperhatikan ada sebuah mobil yang akan berbelok. Tiba-tiba,

Brak!

Badan Arjun terguling di aspal. Cowok itu meringis kesakitan. Ia beranjak duduk ketika orang-orang mendekatinya.

"Mas nggak papa?" tanya orang-orang itu.

Arjun meraih skateboard yang tergeletak tak jauh darinya. "Nggak papa, Pak, Bu. Terima kasih."

Arjun kembali meluncur menggunakan skateboardnya mengejar mobil yang membawa Aurel.

Arjun meringis ketika ia memaksakan kakinya untuk mengayun skateboard. Luka lecet pada siku dan lututnya tidak ia pedulikan.

Yang terpenting sekarang ia harus menyelamatkan Aurel. Tapi ia lupa bagaimana kabar tiga cewek yang tidak bisa menyetir yang ia tinggal bersama mobilnya.

---

Hap!

Arjun berhasil menjangkau mobil Jeep yang membawa Aurel. Cowok itu berpegangan pada ban yang berada di belakang mobil.

Arjun menunduk supaya ia tidak ketahuan oleh para penculik melalui spion mobil. Tiba-tiba mobil itu berhenti membuat tubuh Arjun terbentur mobil lalu terjatuh di aspal.

"Wah, gawat!" Arjun segera berlari untuk bersembunyi.

"Berhenti!"

Ups, ketahuan.

"Ngapain lo?!"

Arjun cengengesan. "I-itu...mmm... kesasar gue, Bang. Lo tau nggak daerah mana ini?" Arjun berjalan mendekat ke arah empat penculik itu.

Para penculik itu mengernyitkan dahi. Arjun menjentikkan jarinya. "Nah, gini aja, Bang. Gue ikut kalian ya. Nanti turunin gue di jalan raya. Gue beneran kagak tau daerah sini."

"Nggak. Nyusahin aja lo!" ucap salah satu dari mereka lalu kembali masuk ke dalam mobil.

Tentu Arjun tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. "Woi!"

Bugh!

Arjun menendang perut salah satu penculik lalu melayangkan sebuah pukulan pada penculik yang lain. Arjun juga terus menghindari pukulan mereka.

Bugh!

Satu pukulan tepat mendarat di rahang kiri Arjun. Cowok itu menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya sebelum kembali melayangkan pukulan tanpa henti pada empat penculik itu.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Arjun berusaha menormalkan deru napasnya yang memburu. Empat penculik tadi sudah tak sadarkan diri.

Arjun memegangi perutnya dan terbatuk-batuk. Para penculik itu memang lawan yang cukup sulit dikalahkan.

Arjun membuka pintu mobil belakang. Cowok itu menepuk-nepuk pipi Aurel. "Aurel...."

Arjun memutari mobil. Cowok itu duduk di kursi depan dan menyalakan mesin mobil. Ia harus membawa Aurel pergi dari sana secepatnya.

Arjun melirik Aurel dari kaca spion. Cewek itu masih belum sadarkan diri dengan luka yang masih belum dibersihkan di bagian wajah akibat kecelakaan beberapa hari yang lalu.

Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, tiba-tiba mobil yang Arjun bawa berhenti sendiri. Cowok itu memukul stir dengan kesal, "bensinnya habis. Dasar penculik nggak modal!"

Arjun menoleh ke belakang lalu menepuk-nepuk pipi Aurel. "Aurel, bangun. Rel..."

Arjun berdecak. Cewek itu masih tidak sadarkan diri. Ia membuka ikatan tali pada kaki dan tangan Aurel lalu membuka lakban yang menutup mulut Aurel.

Arjun turun dari mobil. Ia melihat danau yang terletak tak jauh dari sana. Arjun menggendong Aurel lalu berjalan ke arah danau.

Arjun menurunkan Aurel di pinggir danau. Ia memercikkan air pada wajah Aurel. Cewek itu mengerjapkan kedua matanya.

Ketika kedua matanya sudah jelas melihat Arjun, Aurel beranjak bangun dan langsung memeluk cowok itu. Menangis di dekapannya.

"Bang...Aurel takut..."

Arjun membalas pelukan Aurel dengan erat. Ia sungguh merindukan cewek itu. Arjun berbisik tepat di telinga Aurel.

"Sekarang gue di sini sama lo. Jangan takut lagi ya."








🌿

Cerita Aurel Arjun cuma 30 part kok, dikit lagi lengkap😆

Selamat membaca bab berikutnya
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊

11-04-2020

Aurel Arjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang