[WARNING. ADEGAN 18+
Karena Anggi masih polos saya Enggak tega jika adegannya lebih dari chapter ini.]Alex terkejut dengan pertanyaan dari pria ramping di sampingnya. Apa mungkin pendengarannya salah?
Pulang ke rumahnya? Apa Anggi diusir dari rumahnya? Tapi tangan kosong begitu?
Alex melihat senyum yang belum pernah ditunjukkan sedikitpun padanya. Senyum menggoda. "Kalo Om ngizinin Anggi tinggal di rumah Om dan memberikan apa yang Anggi inginkan, Anggi bersedia jadi pacar Om. Seluruh tubuh Anggi bisa Anggi kasih untuk Om."
Dia sangat-sangat terkejut dengan apa yang diucapkan Anggi. Dan lebih terkejut lagi ketika sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya diikuti gerakan kaku.
Itu bibir Anggi.
Anggi sedang berusaha untuk menciumnya dengan gerakan aneh. Anggi bahkan menggigit bibirnya.
Alex tidak tahu apa alasan Anggi melakukan hal seperti ini padanya. Dan dia juga tidak ingin tahu alasannya. Ciuman Anggi—meskipun itu sangat payah—mampu membangkitkan libidonya.
"Nnnhh...."
Suara desahan yang terdengar sesekali setelah Alex mengambil alih ciuman membuat Alex semakin bernafsu.
Dia ingin lebih.
"Anggi, kita ke mobil." Anggi mengangguk dan mengikutinya menuju mobil, di kursi belakang.
"Apa kita bakal ngelakuin semuanya di dalam mobil?" Pertanyaan Anggi dan tatapannya membuat Alex ingin memperkosa Anggi detik itu juga.
"Jangan menggoda saya."
"Anggi gak lagi godain Om. Anggi hanya bertanya. Lagian Anggi juga sudah bilang kan, Anggi bersedia menjadi pacar Om dan Om bisa memiliki—" Sebelum kalimat itu selesai Alex sudah melumat bibir Anggi. Menghisapnya. Menggigitnya. Bahkan memainkan lidahnya di tiap inci mulut Anggi.
Hanya karena sebuah ciuman, sekarang Alex benar-benar keluar dari kontrolnya. Alex benar-benar ingin merasakan setiap inci dari tubuh laki-laki ramping yang kini ada di pangkuannya.
"Ahhh....Mmnn...."
Sebelumnya Alex tidak pernah dan tidak ingin bermain di mobil. Tapi sekarang, Alex benar-benar ingin melakukannya.
Tiap inci dari leher Anggi tidak luput dari jilatan dan gigitannya.
Tidak puas dengan leher, Alex merobek secara paksa piyama Anggi. Lidahnya menelusuri bagian-bagian yang ditutupi. Bahu Anggi, tulang selangka Anggi, hingga sepasang pentil merah jambu milik Anggi.
Lidahnya terus bermain di dua titik sensitif milik Anggi, membuat Anggi menggelinjang dan terus mendesah.
"Nikmat sayang?" tanya Alex dengan suara berat. Tangannya dengan penuh semangat menggoda pentil Anggi kiri dan kanan, secara bergantian.
"Sayang, kamu ingin lebih?"
Tidak ada respon dari laki-laki dipangkuannya selain desahan dan desahan. Alex tersenyum. Ini pasti pertama kalinya untuk Anggi. Kesadaran Anggi pasti telah hilang karena sentuhan-sentuhan yang dia berikan.
Dengan gerakan cepat Alex melepas celana Anggi hingga Anggi tidak mengenakan sehelai kain pun. Tubuh putih tanpa goresan sedikit pun terpampang di hadapannya. Alex semakin bernafsu. Ciumannya di bibir Anggi semakin bergairah, sedangkan tangannya mulai memainkan kontol milik Anggi.
"Ahhh.... Mmnnnn.... Ahhh...."
"Sayang, bisakah kamu juga menyentuh milik saya?" Alex berbisik pada Anggi. Mengarahkan tangan Anggi menuju pusaka miliknya. Jika kali ini Anggi tidak meresponnya lagi Alex dapat melupakannya. Tapi, hal tak terduga terjadi, tidak hanya Anggi meresponnya, Anggi juga menjilat kepunyaannya. Anggi bahkan berusaha memasukkan miliknya ke mulut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy
RomanceSugar Daddy "New Version" Anggi tidak mengerti menapa kebanyakan orang menganggap dirinya menyedihkan hanya karena dia bodoh. Mengapa ayahnya membencinya karena dia bodoh. Tapi Anggi mengerti satu hal yang orang lain tidak akan percaya. "Anggi meng...