X (end)

9 1 0
                                    

(baca cerita bintang untuk Dee, supaya nyambung aja)

Enjoy

***

***

"Akhirnya kita perpisahan juga!"

"Eh parah lu orang ternyata doinya samaan"

"Hahaha, kalau gak Bintang ya Candra berputar putar aja di sana"

"Duh Ika, move on dong magnae nanda aja udah move on katanya istrinya ceye?"

"Udah diem diem bini Jungkook mau nyanyi nih"

Begitulah kira kira percakapan di kursi yang isinya Ika,Zahra,Nanda, Fitri,Azumi,Dee, Dhila dan gue. Ya walaupun gue banyak diem tapi percakapan Kita di grup emang bikin syok sih.

Ternyata selama ini, geng ini yang isinya berdelapan berputar putar pada 2 cowok doang.

Kalo gak Candra ya Bintang.

Dhila udah siap siap di belakang panggung, kali ini dia bakal jadi vokalis band yang anggotanya Haris, Candra, Adit,Zahra dan Dhila. Adit jadi drummer, Zahra gitaris bareng Candra, Haris megang bass dan Dhila udah siap siap megang mic nya.

"Oke lagu pertama yang kita bawain spesial banget untuk nineformers yang udah jadi lagu kebangsaan kita"

...Pergi hilang dan lupakan
Maafkan lah diriku
Atas semua kesalahan yang ku perbuat selama ini
Kepada dirimu
Dan ku berjanji akan melepasmu
Dengan senyuman yang akan kau ingat dan kau kenang sampai mati
Selamanya--

Saat itu, bayangan tulisan puisi Candra jadi lebih jelas.

Setelah gue pikir ternyata kita cuma dua orang yang saling mengisi kekosongan dan kebetulan merasa nyaman. Tapi cuma sebentar.

Mungkin ada hati lain yang kita jaga.

Atau mungkin, gue cuma pelarian?

Dan ini semua sebenarnya sebuah kesalahan.

Ada banyak hal yang mungkin teepikirkan, untuk saat ini gue merasa sudah punya jawaban atas semua tingkahnya yang berubah.

Setiap bait nya selalu melekat di pikiran.

Ketika semua bayang menjauh dari tubuh, dan ketika semua angan angan enggan menyapa
Terbaring aku
Terjebak aku di keheningan hati dalam ketiadaan

Kucoba cahayai ruang jiwa ini
Terus berharap dan terang
Kucoba terdiam dan sembunyi

Ku tenggelam dalam kelam
Dan menjauh tanpa bayang
Ku menelan luka yang tak kunjung usai
Sampai aku bertemu sang bidadari

Teriakan namamu
Di kesunyian hati
Merangkul
Di kehangatan hati
Bebaskan aku dari masa yang kelam

Band selesai

Diam sejenak Candra memilih menurunkan gitarnya tersenyum ke arah gue.

Turun dari panggung dia ngeliat gue. Semakin dekat dan sekarang berdiri tepat di depan gue.

"Makasih ya, udah jadi orang baik buat aku makasih juga udah mau ngajarin aku Sif,"

"Iya sama sama."

"Sif, jadi gimana?"

"Cieeeeee!!!!!!"

"Uhuy"

"Apansi" balas gue cepat dan memilih keluar dari geng berisik ini.

Sekarang gue ada di samping gedung bareng Candra.

"Aku emang mau ngomong sama kamu ma, makasih ya udah selama ini udah baik banget sama aku, kamu ngajarin aku yang oon sampe bisa, aku juga bakal kangen buat les bareng sama kamu, kamu orang yang baik ma. Makasih ya," dia ngasih senyum.

"Jadi, selama ini kamu Deket sama aku tiba tiba cuma biar bisa belajar gitu sama aku? Memanfaatkan keadaan can?"

Dia diem, diem aja.

Gue mengela nafas panjang, "Can, aku mau tanya, kenapa kamu gini?"

"Gini gimana?"

"Tiba tiba kamu Dateng, ngisi hari hari aku selama kelas sembilan. Bahkan kita ga pernah ngobrol dari kelas tujuh sampe kelas delapan. Dan sekarang kamu jauh." Jelas gue dengan nafas terputus dan wajah yang udah merah, nahan nangis.

"Sebenernya maksud kamu apa can? Kamu suka atau cuma mainin aku?"

Candra nunduk."Ma, maaf..."

"Iya, aku sempet suka sama kamu tapi gak mungkin ma, kamu sama aku beda banyak hal"

"Gila ya kamu," gue udah nunduk dan nangis saat itu juga. Bukan cuma tentang patah hati, ngerasa dimanfaatin dan cuma dipermainkan doang, rasa rasa itu ternyata lebih sakit dibanding patah hati.

"maaf kayaknya, kita sampe sini aja, aku gak diterima di sekolah favorit, sekolah kamu. Kita gak bisa bareng dan aku gamau kasih harapan palsu."












Sakit.

LCE III :  The Rotatione [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang