16. Sweet Dream

394 119 76
                                    

Kelompok : GREXDA (Gerakan Remaja Xuka Damai)

Ketua: Guanlin'Gilba

Anggota:
-Namjoon'Derren
-V'Arga
-Seungmim'Niel
-Kai'Reynold
-Chanyeol'Josrel
-Jaehyun'Algen

.....

"Kamu tuh anak nggak tau diri! Saya ngebesarin kamu biar jadi anak yang bener, bukannya jadi pembunuh!"

Prangg

Vas bunga dengan harga fantastis itu di lemparkan ke lantai, membuat seorang laki-laki yang baru saja menginjakkan kakinya ke dalam rumah terkejut. Wanita paruh baya itu menghampiri sosok laki-laki yang diam mematung, menyeretnya lalu di lemparkan begitu saja.

"Bukan aku yang bunuh Niel bunda.." Ujar laki-laki itu.

Perempuan paruh baya yang di panggil bunda tertawa sarkas, seakan-akan tidak percaya dengan apa yang di ucapkan salah satu putranya. "Saya dari dulu nggak percaya sama kamu, Gilba!"

Bunda mencengkram kerah seragam Gilba dengan kuat, sorot matanya menatap tajam ke arah kedua netra milik laki-laki itu. "Lebih baik kamu mati."

—OoO—

Sama seperti malam-malam sebelumnya, aktifitas yang biasa Gilba lakukan adalah mendengarkan musik dari ponselnya sambil menikmati semilir angin malam dari balkon. Pria itu menghela napasnya dengan kasar, mengacak surai rambutnya frustasi. Namun kegiatannya itu terhenti pada saat telinganya tak sengaja mendengar suara benda terjatuh dengan cukup keras.

"APAAN ITU WOI?!"

Refleks ia bangun dari duduknya, lalu melihat ke arah sumber suara. Disana, tepatnya di bawah pohon seseorang terjatuh mengenaskan. Gilba buru-buru turun untuk mengecek keadaan, takutnya ada maling yang mencoba masuk ke dalam rumahnya.

Saat ia sampai di tempat kejadian, matanya membelalak melihat seorang pria mengenakan setelan jas rapih yang terduduk.

"LO MAU MALING RUMAH GUE YA? SALAH TEMPAT, INI RUMAH NGGAK ADA EMASNYA."

Pak Gepeng, selaku satpam komplek yang baru saja melintas dari arah garasi buru-buru menghampiri. Senter setianya yang bernama Satria itu di nyalakan. "Ini ada apa?" Ujarnya sambil mengarahkan lampu senter tersebut ke pria yang saat ini terjatuh.

"Loh, mas temennya si bapak kan? Kok bisa jatuh?" Pertanyaan Pak Gepeng membuat Gilba mengkerutkan keningnya.

"Lah, Pak Gepeng kenal?"

"Iya, ini temennya si bapak." 

Gilba hanya menganggukkan kepalanya, lalu membantu Pak Gepeng mengangkat pria itu.

"Mari mas saya antarkan ketemu bapak,"

Mereka bertiga berjalan beriringan memasuki rumah, sampai pada akhirnya Pak Gepeng pergi karena harus melaksanakan tugasnya. Sedangkan Gilba pergi ke kamar, ia takut kembali di perlakukan dengan buruk oleh ibunya.

—OoO—

Tiga hari ini Gilba merasa pusing karena tiba-tiba ia dibuntuti oleh pria yang pada saat itu terjatuh di bawah pohon rumahnya. Kata si pria itu ia di tugaskan untuk menjaga dirinya, namun Gilba merasa tidak perlu karena ia bisa menjaga dirinya sendiri.

"Lo ngapain lagi si? Nggak bosen apa ngintilin gue?" Ucap Gilba kesal.

Pria itu hanya menggeleng tanpa dosa, "nggak, tuh."

"Lo di suruh bokap gue ngapain lagi si? Serius, gue nggak perlu di jaga-jagain. Gue bukan bayi."

"Saya disini hanya melaksanakan tugas saja. Tenang, selama ada saya kamu aman." Tuturnya.

Kapten-TraineeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang