Chapter -7

295 67 3
                                    






IMPORTANT!
Sebelum di baca, boleh lah votenya💆🏻‍♀️
TAPI JANGAN LUPA, DIBACA JUGA SAMPAI HABIS.

___________


-Ini sangat membantu aku, untuk part selanjutnya☺️jangan vote doang tapi gak dibaca ya sayang:)

  ********

Jam masih menunjukkan pukul 14.00, tidak asing lagi bagi ketiga genk Grexmoz untuk nongkrong di pojok Kantin. Apalagi yang mereka lakukan kalau tidak bolos pelajaran, sudah menjadi kebiasaan mereka untuk sekedar bercanda santai dan meminum segelas kopi. Padahal, sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian nasional. Tetapi, tetap saja raga dan jiwa mereka masih seperti anak tk yang baru masuk sekolah, yang tujuannya hanya untuk bermain main dan masih belum tau apa yang akan dilakukan setelah ini.

"Eh jadi gimana hubungan lu sama si anak baru raf?" tanya Alvaro, membuka obrolan.

"Ya gak gimana gimana" jawab gue datar, dan masih asik bermain game.

"Elah lu gengsi amet jadi cowo, kalau suka ya bilang lah Raff" sambar Iqbal.

"Bisa diem gak?" ucap gue dengan tatapan sinis.

"Iye deh maaf. Gue cuma mau ngasih tau sama lu, dia tuh anti sama cowo. Apalagi kakel." ucap Alvaro.

"Kakel?" tanya gue dengan langsung menurunkan handphone gue, sambil melihat ke arah Alvaro.

Wajah Raffa mendadak serius sekali dengan informasi yang ia dapat dari sahabatnya itu.

"Iyaa, kakel kaya kita gini. Gue si engga tau lebih jelas kenapa dia lebih anti sama kakel, mungkin aja dulu pernah ada masalah dan dia jadi trauma" jawab Alvaro.

"Hah?cewe kaya gitu anti? gue si engga percaya. Buktinya aja kemarin dia pegangan sama si brengsek" ucap gue dengan nada meremehkan.

"Brengsek?Si Bintang?" tanya Iqbal dengan penasaran.

"Engga usah nyebut namanya gue geli" jawab gue dengan nada kesal.

"Ya iyalah bloon, emang siapa lagi bal. Mungkin aja karena dia udah deket sebelum pindah Raff, atau engga mereka sahabatan. Kita kan gak tau" ucap Alvaro.

"Lu mau aja di tipu sama tuh cewek, paling juga dia baperan orangnya"

"Yah lu gimana si Raff, dia itu anak baik baik. Engga mungkin murahan. Lagian juga dari awal gue ketemu dia, ketahuan banget orangnya dingin kek lu" jawab Alvaro dengan membela gadis itu.

"Nah tuh bener. Cewe kaya gitu mah jangan di raguin lagi. Prestasi dimana mana, cakep. Dah idaman banget" sambar Iqbal dengan langsung membayangkan gadis itu.

"Lu suka sama dia?" tanya gue.

"Ada benih benih cinta nih kayanya" ucap Alvaro dengan sedikit meledek.

"Iya gue suka sama dia Raff, kalau lu gak mau pacaran sama dia. Yaudah buat gue aja" ucap Iqbal dengan senyum meledek.

"Apaan si lu" jawab gue dengan ketus.

"Eh santai bang, becanda kali. Ya kali gue nikung sahabat sendiri"

"Lagian lu juga, heran gue sama lu. Bisa bisanya gak tau info tentang dia" ucap Alvaro sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Ngapain gue nyari info kaya gitu. Engga penting"

"Gue kasih tau ya, dia tuh dulu pernah juara umum lomba sains se internasional. Dan dia itu pindah ke Jakarta karena dia kangen sama tempat lahirnya" ucap Iqbal.

I'm StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang