Chapter -17

113 19 1
                                    





IMPORTANT!
Sebelum di baca, boleh lah votenya💆🏻‍♀️
TAPI JANGAN LUPA, DIBACA JUGA SAMPAI HABIS.

___________


-Ini sangat membantu aku, untuk part selanjutnya☺️jangan vote doang tapi gak dibaca ya sayang:)

-----------

               Raffa masih heran dengan tatapan sinis laki-laki tua itu. Suasana hening seketika. Raffa akhirnya memberanikan diri untuk bertanya yang kedua kalinya kepada laki-laki tua itu.

"Maaf pak sekali lagi, apakah benar ini rumah Salma Aurelia Frensisca?" tanya gue dengan lebih sopan.

Belum sempat pertanyaan Raffa di jawab, pria tua itu malah melempar pertanyaan lagi kepada Raffa.

"Mohon maaf anda siapa ya?"

"Oh maaf pak, saya teman Salma. Jadi apa benar rumah ini atas nama Salma?" tanya gue lagi.

"Iya benar. Ada perlu apa ya?" tanya pria tua itu dengan tegas.

"Saya mau tanya, apa tadi Salma membawa teman laki-laki ke rumah ini ?" tanya gue dengan muka yang lebih santai dari sebelumnya, berharap lelaki tua ini tidak berbicara dengan mata sinisnya.

"Iya, kenapa kamu tiba-tiba menanyakan itu?" tanya lelaki tua itu lagi.

"Jadi saya sama Salma dan teman laki-laki nya itu kebetulan kami berteman pak, yang saya tahu mereka pergi ke rumah ini. Apa Salmanya ada di dalam? Saya ingin bertemu dengannya" jawab gue dengan sopan.

          Lelaki tua itu mulai memandang Raffa dengan normal, setelah mendengarkan penjelasan pemuda yang berada di luar jendela pos satpam nya itu.

"Maaf tapi non Salma lagi gak dirumah, tadi mereka keluar. Saya kurang tahu mereka kemana" ujar pak Ucup selaku satpam.

"Ohh gitu ya pak. Yasudah terimakasih" ucap gue sembari tersenyum kecil.

           Setelah bertanya kepada lelaki tua yang diketahui Raffa adalah satpam Salma. Tidak lama kemudian Alvaro datang. Alvaro segera turun dari motornya, membuka helm hitamnya dan kacamata yang warnanya senada.

"Jadi kenapa lu berdua manggil gue kesini?" tanya Alvaro dengan muka seriusnya.

"Kita berdua mau nyembelih lu" sahut Iqbal dengan nada serius.

"Anjier, kebanyakan ngelawak lu" ucap Alvaro tidak percaya.

"Bacot lu berdua, gue disini mau sembelih lu berdua" ujar gue dan langsung mengambil ponsel di saku celana.

         Raffa mengecek ponselnya. Sementara itu, Alvaro dan Iqbal saling menatap, menelan ludah kuat-kuat dengan perkataan Raffa. Bagaimana tidak, di situasi yang sangat serius Raffa tiba-tiba mengeluarkan suatu kalimat yang menegangkan.

"Kenapa?" tanya gue keheranan dengan tatapan mereka berdua.

             Alvaro dan Iqbal seperti curut yang baru saja kena marah oleh orang tuanya. Menggemaskan...

I'm StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang