Chapter -13

168 32 5
                                    


Halo gimana? pada nungguin castnya ya...hmm kayanya untuk castnya aku tunda dulu yaa. Aku juga dari kemarin lagi bingung sama pemeran utamanya, jadi mungkin aku bakal kasih castnya nanti kalau sudah banyak yang baca+vote dan coment. Makasih buat kalian yang udah support aku. Sekarang aku mau kasih part 13 yaa.

IMPORTANT!
Sebelum di baca, boleh lah votenya💆🏻‍♀️
TAPI JANGAN LUPA, BUAT DIBACA JUGA SAMPAI HABIS.

___________


-Ini sangat membantu aku, untuk part selanjutnya☺️jangan vote doang tapi gak dibaca ya sayang:)


Raffel Justin Manuel tidak pernah menyangka, jika moment bersama maminya akan terulangi lagi. Dia sangat senang jika hari-harinya di isi oleh se sosok manusia tangguh yang sudah merawatnya dari dia kecil.

"Mih" panggil gue.

"Kenapa sayang?" jawab nya dengan meletakkan masakannya di atas piring.

"Papa gak tau kan?" tanya gue pelan.

"Engga tau apa?mami disini?" tanyanya balik.

"Iyaa.."

"Engga sayang, mami udah bilang ke satpam. Jangan kasih tau kalau mami ke rumah" jawabnya.

"Ohh bagus deh" ucap gue sambil mengacungkan jempol.

"Kamu gimana Sekolah nya?" tanya Emelia dengan mengelus kepala gue.

"Baik mih"

"Kamu udah gak suka berantem kan?" tanya nya lagi, kali ini dia benar-benar serius.

"Engga mi tenang aja. Selagi gak ada yang nyari masalah, Raffa gak bakal berontak" jawab gue meyakinkan nya.

"Bagusss..jangan kebanyakan berantem. Ga guna, cuma buang buang waktu kamu. Kalau niat nya buat bantuin orang gak papa. Tapi jangan sampai kamu berantem cuma gara-gara kesal dengan perilaku orang lain. Jangan kebanyakan pakai fisik ya sayang, tapi kita pakai juga otak kita" nasihat Emelia.

"Iya mii" jawab gue sembari mengambil makanan yang telah disiapkan.

Raffa dan Emelia pun menyantap makanan kesukaan Raffa. Momen momen seperti inilah yang sangat dirindukan oleh laki-laki berdarah dingin. Dia hanya bisa berharap keluarga nya utuh seperti semula.

------------

Salma duduk di kursinya, ia sekarang sedang menatap langit luar dari jendela, tidak ada hujan atau pun mendung yang ia lihat sekarang. Pikirannya kosong, entah apa yang dipikirkan gadis ini. Dia sangat suka merenung sendiri, terlebih dia tidak terlalu suka keramaian. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan abangnya. Perempuan cantik ini, tidak pernah bisa merasa kan kehangatan dari keluarga utuhnya. Dia memang sangat akrab pada abangnya, tapi tidak dengan selain itu. Kedekatan nya kepada orang tuanya tidak bisa disamakan lagi semenjak masalah datang.

"Sal." panggil Rahma, menyadarkan lamunan gue.

"Eh iya kenapa Rah?"

"Kenapa? lagi ada masalah?" tanya Rahma yang sedari tadi sudah melihat raut muka gue.

"Hah?enggaa cuma lagi pengen ngerenung aja" jawab gue dengan senyum miris.

I'm StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang