Haripun berlalu, aku sedang berada di gerbang sekolahku sekarang. Aku memakai seragam baruku di sekolah baruku ini. Terlihat banyak murid yang berjalan berpasangan. Ingin sekali aku diantar oleh ibu masuk kesana sampai kelasku, tapi sayangnya ibu harus bekerja dan meninggalkanku untuk masuk kesana sendiri.
"Ingin aku antar masuk tuan putri?"
Aku menggelengkan kepalaku dengan terpaksa. "Ti.. Tidak usah, aku sudah besar kau tahu itu kan."
"Ya, aku rasa begitu. Tapi sayangnya aku harus mengantarmu kesana karena aku harus mengurus administrasimu. Ayo." ibu menarik tanganku memasuki gerbang sekolah.
"Bukannya kau harus bekerja?" tanyaku sambil melihat ke wajahnya sambil berjalan.
"Bekerja? Sekarang masih jam tujuh kurang. Aku mempunyai banyak waktu sebelum bekerja. Mengurus administrasi tidak akan memakan waktu lama, aku tidak belajar disini sepertimu kau tahu."
Kami berjalan melewati kelas-kelas, tidak sedikit juga orang tua yang berkeliaran disini. Mungkin para senior disini berfikir kalau aku adalah murid baru kelas tujuh yang baru masuk, tidak sedikit orang yang memperhatikanku, terutama para murid lelaki.
Setelah itu aku melewati pembagian kelas dan lain sebagainya. Waktu itu aku tidak melihat Mono dimanapun karena mungkin terhalangi oleh banyaknya murid disekitarku. Sebenarnya aku tidak berusaha mencarinya sih, aku terlalu sibuk menghindari para lelaki yang terus mencoba bermain-main denganku, seperti biasa dimana-mana lelaki memang seperti itu.
Waktu itu aku sedang diperkenalkan oleh guruku didepan kelas. Semua murid sedang duduk dibangku dan semuanya melihat kearahku. Aku melihat Mono yang sedang duduk bersama seseorang dibangku ketiga sebelah kiri pojok. Dia juga melihat kearahku, meskipun begitu matanya terlihat kosong dan ekspresinya murung mengerikan.
"Namaku Maval Folster Sus, aku baru saja pindah ke kota ini minggu kemarin dan aku tinggal di jalan Violet nomor dua belas." ucapku dengan keras didepan kelas. Aku lalu menengok ke guru disebelah kananku dengan gugup.
"Apa hobi dan mata pelajaran kesukaanmu Maval?" tanya guru perempuan yang memakai kacamata disebelahku, dia masih kelihatan muda dan suaranya masih lembut. Rambutnya panjang diikat dan lipstiknya terlihat tebal, dia juga memakai seragam yang sedikit terbuka, tipikal guru muda.
Aku melihat ke atas. "Emmm, hobiku menulis dan menggambar, aku juga suka berenang, berkebun, menari dan bernyanyi. Mata pelajaran kesukaanku adalah seni." orang-orang melihatku tanpa membuat kebisingan sedikitpun, sebenarnya aku berharap mereka tidak memperhatikanku dan mengobrol saja, tapi mereka malah fokus kepadaku.
"I.. Itu saja?" bisikku kepada guru sambil tersenyum paksa dan menggoyang-goyangkan tubuhku kecil karena gugup kepada guru.
Dia mengangguk. "Ya, terimakasih banyak. Sekarang duduklah disana bersama Helen, dan juga semoga kau betah disekolah barumu." kata guru itu sambil menunjuk ke seorang wanita berambut dikuncir yang sedang duduk sendirian.
Aku berjalan kesana. Orang yang bernama Helen itu hanya terdiam, dia tidak menatapku sama sekali.
Waktu itu kami belajar pelajaran kimia dan bahasa sampai istirahat. Sebenarnya hari ini tidak sesuai dengan ekspektasiku, aku berfikir kalau dihari pertamaku disekolah aku tidak akan belajar dan hanya akan sebentar, rupanya aku akan pulang jam tiga hari ini.
Aku tidak banyak berinteraksi dengan Helen saat belajar. Dia orangnya pendiam dan malu-malu, dia tidak menatapku kembali saat aku menatap kepadanya dan malah menunduk-nundukkan kepalanya, dia memiliki energi yang sama dengan Mono.
Saat belajar juga aku memperhatikan Mono. Orang yang duduk didepannya kadang melihat kebelakang dan memukul kepala Mono dengan pensil, orang yang duduk bersama Mono hanya tertawa, mungkin mereka sedang bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maval Folster
Teen FictionSebelum pindah rumah Maval menjalani hidupnya secara monoton dan repetitif. Dia selalu melakukan hal-hal yang dia minat secara rutin sendirian. Maval adalah seorang gadis introvert yang eksentrik, aneh, dan berselera anti mainstream, sangat berbeda...