📌2⃣📌

5.4K 395 102
                                    

"Ish! Kesel!"

"Aduh..."

Taufan yang mendengar ringisan kesakitan itu langsung berjalan menghampirinya.

"Eh.. Maaf, tadi nggak.. sengaja.. hm? Thorn?"

"Aduuuhh.. Hm? Taufan?"

"Haduh.. Maaf ya, habis aku lagi kesel! Kamu nggak apa apa kan?" Tanya Taufan pada Thorn, sahabatnya dari kecil.

Oh iya takut keliru, Thorn sama Solar aku buat jadi perempuan di sini, dan nggak ada bantahan :)

Ok.. Lanjut..

"Hm.. Aku nggak apa apa." Jawab Thorn sedikit kaku.

"Coba liat."

Thorn mengedipkan 2 kali mata nya dengan cepat menangkap maksud Taufan.

"Apanya?"

"Ya.. Bagian yang kena kerikil yang aku tendang tadi."

"Oh.. Tapi, udah nggak pa-pa. Kan cuma.. " Thorn terdiam saat Taufan menangkup kedua pipinya dan memperhatikannya secara intens.

Taufan meneliti wajah Thorn, lebih tepatnya bagian dahi yang biasanya jadi sasaran empuk untuk batu mendarat.

Saking seriusnya, tanpa sadar jarak mereka terlalu dekat.

Thorn merasa kedua pipinya mulai memanas, dan ketika sadar Thorn langsung mendorong pelan tubuh Taufan untuk segera sedikit menjauh.

"Aku... nggak papa." Ucap Thorn sambil melihat ke arah lain selain Taufan.

"Sini deh."

Taufan menarik pelan tangan Thorn menuju bangku yang ada di bawah pohon depan rumahnya. Yap.. Taufan belum pergi terlalu jauh kok, baru beberapa langkah dan hal ini terjadi.

Thorn duduk terdiam memerhatikan Taufan yang mengutak-atik tas kecilnya.

Taufan mengambil botol kecil air minum, selembar tisu, dan plester.

Taufan mulai membasahi sedikit tisunya lalu tubuhnya di hadapkan pada Thorn dan mulai menyapu dahi Thorn yang dia lihat sedikit terluka. Setelah itu, dia menempelkan plester di tempat yang terluka yang sudah ia bersihkan dengan air tadi.

Thorn hanya diam memerhatikan Taufan yang sedang mengobatinya.

"Baiklah.. Sudah. Aku hanya membersihkan lukamu dan menutupnya dengan plester, kau bisa lakukan pengobatan lainnya di rumah nanti." Ucap Taufan dengan senyum ramahnya.

"Hm.. Makasih."

Taufan hanya mengangguk swbagai jawaban 'iya' sambil membereskan tasnya.

"Oh iya.. Tadi kenapa kamu kayak kesel banget gitu?"

"Hm.. Biasalah. Kak Hali cari gara-gara."

"Bukannya biasanya kamu yang cari gara-gara?"

"Aku kan cuma cari gara-gara di sekolah doang. Kalo di rumah aku mah anak baik."

Thorn tersenyum mendengar jawaban Taufan. Thorn dan Taufan tidak satu sekolah, tapi dia dengar-dengar dari temannya yang bersekolah di sana kalau Taufan suka cari masalah dan pembuat onar.

"Btw.. aku mau ngapain ya keluar rumah?" gumam Taufan pelan tapi masih cukup terdengar oleh Thorn.

"Lah.. bisa gitu."

"Erk.. hehe.. Btw kamu ngapain lewat rumahku?"

Thorn terdiam sejenak.

"Hm.. aku ngapain ya kesini?"

"Lah sama aja."

"hehe.. "

Keadaan hening sejenak, masing-masing memikirkan apa yang mau mereka lakukan tadi.

"OH IYA.. KAN AKU MAU KETEMU SAMA KAMU." ucap mereka bersamaan sambil menunjuk satu sama lain.

"Ya ampun.. Kecil kecil pikun nih.. hehe.."ucap Taufan sambil mengusap belakang lehernya.

"Kamu juga sama."

"Lagian kak Hali.." Taufan belum selesai bicara tapi tangannya di tarik oleh Thorn untuk segera pergi dari sana.

"Udah udah.. Kamu kalo nyalahin kak Hali nggak akan pernah selesai, mending sekarang kita pergi kesana."

"Huft.. iya iya."

🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸

Haaah.. Update!

Padahal aku bilang nggak bakal update seminggu kedepan, tapi aku bosen.. nggak ada yang menarik dan beginilah jadinya.



Vote ⭐ dan komen 💬 yah..

6 April 2020

dyrannosaur

A HugTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang