"Kok kak Hali bisa pingsan sih?" tanya Solar yang berada di depan Taufan.
Saat ini mereka berada di sofa ruang tamu dengan Halilintar yang pingsan di pangkuan Taufan dan di kelilingi Solar dan Thorn.
"Hm.. Nggak tau juga nih.. Mungkin hari ini dia capek banget, kan lagi nyari kerja." ujar Taufan sembari mengelus rambut Halilintar.
"Eh iya, ngomongin soal kerja, kak Hali sekarang lagi kerja di tempatnya kak Yaya." ucap Solar.
"Ooh.. Bagus deh." balas Taufan. Dan setelahnya hening.
Taufan terus mengelus rambut Halilintar yang pingsan di pangkuannya. Yah.. Tadi tiba-tiba saja Halilintar pingsan di depan mereka.
Taufan tersenyum tipis sembari terus mengelus dan memerhatikan wajah kakaknya itu. Jarang sekali dia bisa seperti ini terhadap kakaknya. Kalo Halilintar sadar dia tak akan bisa seperti ini.
Semua larut dengan pikiran masing-masing.
"Enak ya punya kakak." ujar Solar memecah keheningan.
"Emang kenapa? Lagi pula kamu punya Thorn, kan?" tanya Taufan.
"Iya sih.. Tapi, aku yang jadi kakak makanya–" ucapan Solar terhenti karena di sela oleh Thorn.
"Tunggu. Thorn kakaknya Solar, karena Thorn yang lahir duluan."
"Tapi, katanya kalo kembar yang lahir terakhir itu jadi kakak."
"Nggak, Solar! Thorn itu kakak Solar! Dan Solar itu adiknya Thorn!"
"Eh! Nggak nggak! Solar yang jadi kakak! Thorn itu adiknya Solar!"
"Thorn kakaknya Solar!"
"Thorn itu adiknya Solar!"
"Pokoknya Thorn jadi kakak!"
"Nggak! Solar yang jadi kakak!"
Taufan hanya memerhatikan mereka. Dan terkekeh kecil, melihat Solar dan Thorn bertengkar seperti itu mengingatkannya ketika ia kecil dulu.
"Kalian itu masih mending. Masih saudara kandung." ujar Taufan tiba-tiba.
"Hah? Kamu sama kak Hali juga, kan?"
Taufan hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Solar.
"Kalian bukan saudara kandung?"
Taufan menganggukkan kepalanya.
"Ehm.. Aku nggak tau soal itu. Maaf." ucap Solar.
"Ahaha.. Nggak papa. Lagian aku juga nggak pernah ngasih tau siapa siapa."
"Gimana kak Hali bisa jadi kakaknya Taufan? Terus kok bisa akur gitu sih? Setau Thorn, kalo bukan saudara kandung nggak bisa akur." tanya Thorn setelahnya.
"Thorn." ujar Solar sembari menyenggol sedikit tangan Thorn. Takut pertanyaan Thorn menyinggung Taufan.
"Apa?"
"Nggak papa, Solar." ujar Taufan yang tau maksud Solar. "Gimana ya?"
"Kalo nggak mau di ceritain nggak papa–"
"Waktu itu..."
Taufan's POV
Flashback
Waktu itu... Tiba-tiba Bunda membawaku ke sebuah rumah yang belum pernah ku datangi. Awalnya aku menolak, tapi Bunda terus membujukku sampai akhirnya aku menuruti perkataan Bunda.
"Taufan, kenalin ini Ayah kamu." ucap Bunda sambil menuntunku ke arah lelaki yang tersenyum lembut.
Tapi, aku menolak untuk mendekatinya. Aku nggak kenal siapa dia, dan tiba-tiba dia jadi Ayahku?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Hug
Short Story{ 1 } |✨|「Tamat」 Hanya pelukan yang Halilintar butuhkan saat ini. • BoBoiBoy fanfiction • • Bahasa Indonesia • BoBoiBoy belongs to Animonsta studios Saya tidak memiliki hak atas tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Karena saya hanya meminjamnya~ Catat...