"HALILINTAR!! DIMANA LO??!"
Teriakkan seseorang terdengar jelas. Di susul bunyi sepatu yang beradu dengan lantai mengarah ke tempat Halilintar berada.
Tap! Tap! Tap!
Halilintar hanya diam. Dirinya lelah dan rasanya seperti tidak ada harapan baginya untuk hidup.
Nafasnya sudah sangat pelan, dan matanya, ingin sekali dia menutup matanya dan tidur sebentar.
Tapi, dia tau kalau dia melakukan itu dirinya akan benar-benar tidur dan tak akan pernah bangun lagi.
Samar samar Halilintar melihat bayangan beberapa orang melewati jendela yang kusam di depannya.
Braak!!
Pintu kayu di dobrak dengan mudah. Serpihan pintu itu tersebar kemana mana.
"Disini ternyata."
Orang itu masuk dan di belakangnya di ikuti oleh beberapa orang lainnya. Dan yang menarik perhatian Halilintar, diantara semua orang itu terdapat sosok yang sangat dia sayangi.
"Taufan.." gumam Halilintar sambil terus memperhatikan sosok yang di tahan oleh dua orang berbadan kekar dalam keadaan lemas.
Di samping kanan dan kiri Taufan, terlihat Solar dan Thorn yang bernasib tak jauh berbeda.
"Gue udah bilang kan? Jauhin Ying!"
Dia berjalan mendekati Halilintar. Kerah baju Halilintar dia cengkeram sembari melihat mata Halilintar tepat pada iris merah ruby nya.
"Hikps.. F-Faangh.. Jangan sakitin Hal.. Hiks.. Haliii!" ujar Ying menatap Fang yang terlihat akan memukul Halilintar.
Tinju Fang terhenti di udara tepat di depan pipi kanan Halilintar sesaat setelah Ying berkata seperti itu.
Perlahan Fang menurunkan tangan kirinya yang hendak meninju Halilintar dan juga tangan kanannya yang mencengkeram kerah baju Halilintar mulai terlepas.
Fang berjalan ke arah Ying sembari menundukkan kepala. Fang berlutut tepat di depan Ying. Helaan nafas terdengar.
Semua terdiam memperhatikan apa yang akan Fang lakukan.
"Ying..."
"Kenapa??"
"KENAPA LO LEBIH PILIH DIA DARIPADA GUE?!"
"Gue udah lakuin semua buat lo! Kayak sekarang.. Gue nyelamatin lo yang mau di perkosa sama dia kan?! Buka mata lo Ying! Buka!"
Jeritan Fang membuat Ying ketakutan dan malah menangis.
"Kenapa malah nangis?! Baru sadar! Lo mau di perkosa sama dia ka-"
"KEBALIK BODOH!!"
Kali ini Halilintar yang menjerit. Yah.. Siapa yang terima kalau kenyataannya kebalik kan?
"Lo yang harusnya sadar Fang! Buka mata lo Fang!"
Fang terdiam mendengar kata yang di ucapkan Halilintar.
Perlahan dia membalikkan badan dan tiba-tiba melemparkan pisau lipat ke arah Halilintar.
Untung saja Halilintar sempat melihatnya dan berhasil sedikit menghindar. Ya, sedikit. Karena pisau tersebut berhasil menggores pipi kanan Halilintar.
"Diem lo!"
"Lo yang diem! Dasar bucin! Lepasin adek gue!"
"Lo, mau adek lo?"
Halilintar hanya diam. 'Tadi kan udah dibilang! gegara bucin jadi tuli ya!' Batin Halilintar geram, sambil memperhatikan Fang yang mulai berjalan ke arah Taufan.
Pipi Taufan di tampar kuat.
Plak!
"Bangun!"
"Weyh! Berani banget nampar adek gue!"
"Dia nggak bangun Hali. Hah!? jangan-jangan..."
Kalo untuk Taufan, Halilintar sanggup melakukan apa pun. Perlahan dia berdiri. Semua rasa sakit dia abaikan.
"Uh~ Taufan, kakak lo mau ke sini tuh. Cepet bangun!" ujar Fang lalu perlahan tangannya berada di bahu Taufan sambil memegang sesuatu.
"Ssstth~ sakit!" ucap Taufan saat dia merasakan sesuatu menancap pada bahunya.
"Nah! Bangun. Kirain dah mati, Fan."
Bugh!!
Terlalu fokus pada Taufan, Fang tak menyadari Halilintar sudah ada di dekatnya dan tanpa basa basi langsung meninju pipi Fang.
"Jauhin adek gue!"
Dua 'bodyguard' yang memegangi Taufan dengan sigap menjauh dari Halilintar.
"Huh? Kak... Hali. KAKAK!!"
🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸
Vote ⭐ sama komen 💬 ya...
26 Mei 2020
dyrannosaur
KAMU SEDANG MEMBACA
A Hug
Short Story{ 1 } |✨|「Tamat」 Hanya pelukan yang Halilintar butuhkan saat ini. • BoBoiBoy fanfiction • • Bahasa Indonesia • BoBoiBoy belongs to Animonsta studios Saya tidak memiliki hak atas tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Karena saya hanya meminjamnya~ Catat...