📌8⃣📌

2.9K 277 63
                                    

"HEY KAU..."

Halilintar mengabaikan panggilan yang mungkin memang bukan untuknya.

"Hey.. Lelaki manis berbaju merah.."

Halilintar mempercepat langkahnya dan tak melihat ke arah depan. Sehingga Halilintar menabrak seseorang yang lebih tinggi darinya.

Halilintar mendongak, melihat siapa yang ia tabrak.

"Jika kami memanggilmu harusnya kau menjawab jika kau tak ingin terjadi sesuatu yang buruk padamu."

Lelaki di depannya mulai melangkah semakin dekat dengan Halilintar.

"Menyingkirlah."

Sedaya upaya Halilintar menakutinya dengan sikap dinginnya.

Namun, pria di depannya ini malah menyunggingkan sebuah seringai dan mendorong Halilintar ke tembok dengan kencang.

"Akh.."

"Heh.. Mau nakutin gue? Nggak mempan, justru sikap lo bikin kita makin penasaran."

Dari belakang pria itu, datang enam orang lainnya yang memandang Halilintar seperti..

"Tahan tangan dan kakinya!"

Mereka mulai memegangi tangan dan kaki Halilintar. Halilintar? Tentu saja tidak terima. Dia memberontak lebih kuat dibanding saat dia melawan warga yang menuduhnya tadi.

"Diam! Jangan melawan!"

"Siapa lo hah! Lepasin gue!"

"Wah.. Dapet yang agresif ternyata, menarik."

Keenamnya langsung merubuhkan Halilintar dengan posisi terlentang dan pria itu mulai menduduki perut Halilintar.

"Dengar ya, gue pemilik komplek ini.. Dari ujung sanaaaa ke sana.." ujarnya sambil menunjukkan wilayah yang di cap sebagai kekuasaannya.

"Jadi, lo ngapain pagi-pagi gini jalan sendirian?" lanjutnya sambil kembali melihat Halilintar yang sedari tadi mencoba melepaskan diri.

Halilintar tak mendengarkan semua ocehan pria tua itu. Dari tadi dia mencoba bangun. Kakinya memberontak begitu juga tangannya.

Pria itu mulai kesal dengan Halilintar, tangannya refleks meninju pipi kiri Halilintar.

Dan seketika hening.

"BERANI BANGET LO!"

Halilintar mulai marah, entah dari mana dia mendapat kekuatan untuk melepaskan diri dan juga mendorong pria yang menindihnya.

Ke tujuh pria itu jatuh sambil menahan sakit. Ini kesempatan Halilintar untuk kabur.

Gila kali, cari perempuan kek kalo mau perkosa orang.

Monolog Halilintar yang mulai berlari menjauh. Tapi, belum jauh ia berlari keluar gang kakinya mulai lelah sehingga membuatnya terduduk.

Nafasnya tidak beraturan. Sebisa mungkin Halilintar mengatur nafasnya dulu sebelum berlari lagi.

Namun..

"Mau kemana lo?"

Tanpa peringatan, seseorang membuat Halilintar terbaring di tanah dan menindihnya lagi.

Halilintar menoleh ke belakang dan mendapati pria tadi kembali menindihnya.

Pria itu membalikkan badan Halilintar yang tadinya tengkurap menjadi terlentang sambil masih menindihnya.

Kerah baju Halilintar di cengkram kuat, dan mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Halilintar.

"Lo nggak bisa kemana-mana lagi"

Setelah itu, pria itu menempelkan bibirnya dengan bibir Halilintar. Dan kenapa Halilintar baru tersadar ada bau alkohol yang menyengat darinya.

Halilintar membulatkan matanya, tak percaya salah satu hal yang selama ini ia jaga telah di rampas oleh orang yang sama sekali tak ia kenal.

Halilintar memberontak, menggerakkan kaki, tangan, pokoknya semua tubuhnya agar bisa lepas dari cumbuan pria itu yang sekarang mulai bergairah.

"HEY.. YANG DISANA, KALIAN JANGAN BERANTEM!"

Seseorang berteriak dari jauh, membuat pria itu melepaskan ciuman nya secara terpaksa dan kabur begitu saja.

Ternyata, orang itu merupakan satpam yang sedang berkeliling wilayah sekitar.

"Hey nak, kau tak apa?"

"Hm.. Saya permisi."

Ya.. Halilintar tak ingin memperpanjang masalah, dia memutuskan untuk merahasiakan ini dari semua orang. Dan Halilintar mulai pergi dari sana.

"Dasar anak jaman sekarang. Udah di tolongin malah kabur, nggak ngucapin makasih lagi."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hm.. Thorn, kok perasaanku nggak enak ya."










🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸

Masalah belum selesai...

Ok.. Vote ⭐ dan komen 💬 ya...



13 April 2020

dyrannosaur

A HugTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang