Alasan pamit

22 1 0
                                    

😌Hah..

Baiklah...

Saya ceritakan
Dulu waktu sekolah, saya selalu membayangkan..

"Bagaimana rasanya menjadi petualang? Bisa mendapat segala hal, persoalan, pengalaman, mengenal dan dikenal ribuan orang?"

Siapa sangka?

Di usia saya yang menginjak 22thn.
Hal tersebut menjadi kenyataan.
Yaa.. meskipun disisipi rutinitas yang mengharuskan berangkat subuh untuk terbang melintas kota dan provinsi.

Tapi,
rasanya tetap saja menyenangkan sekali.

Menjalin persahabatan baru lewat pertemuan, hoby dan kesamaan.

Tertawa bersama, berbagi kepedulian, bertukar, cerita, duka, dan semangat.

Itu semua adalah anugerah.

Tapi.. tak ada yang tetap didunia ini.
Begitu juga dengan impian.

Ditengah perjalanan hidup,
Impian saya pun bergeser.

Dari yang menyukai keramaian, jadi mencintai ketenangan.
Dari yang menyukai kebersamaan, jadi mencintai kesendirian.
Dari yang menyukai tadabur gunung, jadi mencintai tafakur sambung.

Maka itu, saya ingin sejenak pamit.

Bukan, bukan dari dunia tulis.
Mana mungkin saya bisa berhenti menulis?

Itu sama saja dengan kehilangan nafas.

Saya hanya sejenak pamit dari dunia yang saya dapat,

Lalu kembali ke tempat dimana saya semestinya.

Saya tau, kepamitan ini mendadak dan terkesan mengecewakan banyak pihak.

Mengecewakan rekan-rekan yang selama ini berjuang bersama.
Sahabat, saudara, dan mungkin juga kamu. (entah siapa)

Untuk itu, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya.

Namun percayalah..

Perpisahan ini hanya sementara,
dan disuatu saat nanti, diwaktu yang tidak lagi salah
kita akan kembali berjumpa.

Kelak jika saat itu tiba,
Akan menjadi kebahagiaan yang teramat sangat.

Sampai jumpa lagi sahabat..

Terima kasih.

Kediri,6april20
..✍️

Aksara BersuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang