Terkadang aku heran dengan wanita yang begitu pandai berkata; "Buktikan saja, jangan banyak bicara",
Eh tapi anehnya, ia terus lari seperti kuda, tak jarang pula ia menghilang tanpa pemberitaan.Lalu pada siapa kita harus membuktikan?!
Apa pada bayang-bayang yang ternyata masih doyan memberi harapan berirama kepalsuan?Diam-diam, sembunyi-sembunyi, aku masih bermain sendiri dengan kalimat-kalimat itu.
Dengar!
Kuberi tahu satu hal, "akan lebih baik jika berkata sejak awal"
"Iya atau tidak?!"
Hanya itu, sederhana kan?
Padahal dengan begitu, paling tidak kita jadi tahu diri
dan segera kembali memainkan peran-peran meyakinkan
Dari pada bergelut dengan penyesalan.Ahh..
Ini hanya sebuah anjuran, agar kelak tak perlu lagi ada yang mengalami patah hati yang serupa.
Sungguh, itu kejam
Sakit dan sangat menyakitkan.Terlalu "nananana" dan pada akhirnya tidak sedikitpun ada celah kesempatan untuk membuktikan.
Bukan, bukan berarti kita tak berminat menempatkan posisi dengan lebih baik.
Tapi andai tahu sejak awal akan begini jadinya.
Sungguh, kita akan lebih memilih mengasingkan diri, menjauh sejengkal demi sejengkal.
Karena untuk merelakan, sangat dan selalu menyebalkan.Bagaimana mungkin ada orang yang bisa terus berpura-pura baik-baik saja?
Oh, apakah tidak terbayangkan olehmu bagaimana caranya membelah diri diantara tawa dalam duka?...Danau batka, 29 Juni 2020
..✍
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Bersuara
Poetrykelak jika aku telah tiada Maka biarkan aksaraku bercerita Bahwa, pernah ada kisah yang luar biasa