10.

2.5K 140 6
                                    

"Tutup tirainya Hin~silau"

"Sengaja. Biar kamu bangun Tee"

"......"

"Ini sudah siang Tee. Kamu gak berniat sarapan, mandi dan siap-siap untuk bertemu n'gun dan p'off?"

"......"

"Aku hitung sampe 1. Kalo gak bangun juga, kamu malem ini tidur di sofa. Sa--"

"Iyaaa Hin. Ini bangun"

"Bangun dari tempat tidur Tee. Gak cuma buka mata"

"Aku bener-bener masih ngantuk Hin"

"Tapi kamu juga harus bangun. Atau sarapan kamu aku kasih ke Khaotang. Dan janji sama mereka aku cancel"

"Iya Hin. Iya. Aku mandi sekarang. Yuk bareng. Kebiasaan. Suka banget pergi gitu aja waktu aku lagi ngomong."
.
.
.
.
.
.
.
"Pagi Hinny~"

"Jangan peluk peluk Tee. Gak liat aku lagi goreng telur"

"Liat. Makanya aku kasih semangat lewat pelukan penuh cinta ini Hin"

"Masih pagi Tee. Jangan buat aku kesal"

"Digombalin kok kesal Hin?"

"Berapa kali aku bilang, gombalan kamu tuh gak mutu"

"Jahatnya~"

"Udah dong Tee. Lepas. Gak bebas aku geraknya. Mending kamu duduk manis sambil nunggu makanan siap. Eumm?"

"Morning Kiss dulu"

"Sini sama Teflon panas"

"Kok Teflon panas. Melepuh dong bibir aku Hin"

"Iya biar kamu bisa diem jangan berisi-- Hmpfhttt~"

"......."

"Eumpfhtt"

"Nahkan. Selesai. Udah aku bakal duduk sambil nunggu makanan dateng"

"Tee Tawan!!!"

"Iyaaa~ Hin sayang. 5555+"

----

"Kamu sudah buat rencana kemana sama p'off Tee?

"Aku enggak. Aku serahin semua rencana ke Peng"

"Kamu yakin?"

"Heum. Lagian aku gak punya ide mau ajak kalian kemana. Kan aku lebih suka ditempat tidur sama kamu Hin"

"Jangan mukul ditempat makan Hin. Aku tebak Peng cuma ngajak kita nonton, makan, belanja, pulang. Kita juga kan tau Peng gak lebih pintar daripada aku Hin"

"Cihh."

"Ohh ya. Kamu jadi resign Hin?"

"Pengen. Tapi aku masih bingung"

"Kenapa?"

"Aku masih gak yakin sama rencanaku setelah resign Tee"

"Kan kita udah obrolin Hin. Kamu dapet dukungan penuh dari aku"

"Tapi kalo hasilnya gak sesuai rencana?"

"Minimal kamu udah nyoba, dan itu juga sudah jadi impian kamu dari dulu Hin, kalo ada kesempatan kamu pengen punya tempat dessert sendiri. Biar kamu bisa puas nyoba dan buat dessert yang kamu suka."

"Heum. Nanti aku pikirin waktu yang pas buat resign"

"Inget Hin sampe kapanpun kamu gak boleh lupa kalo aku akan selalu ada di samping kamu"

"Terimakasih"

"Kapanpun"

"Ngapain kamu majuin bibir gitu?"

LUCKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang