"Tee~ lepas Tee"
"Gak mau"
"Apaan sih Tee. Lepas"
"Aku pengen meluk kamu gini Hin"
"Iya tapi ganggu tau. Aku kan lagi prepare buat kita liburan nanti"
"Kan masih lama Hin"
"Aww. Hinn~"
"Apa? Apa? Pengen aku pukul lagi kepalamu Tee?"
"Yak !! Tee!! Ouii~ beratt. Minggir Tee. Tee Tawan. Minggir!!!! Sakit badanku Tee~"
"Bilang dulu "Tay Tawan pria yang paling tampan di seluruh negeri, pria yang paling aku cintai, pria yang baik hati, rajin menabung dan pria yang selalu mentraktirku dessert yang enak. Ampuniii akuuu~". Begitu. Coba aku ingin dengar versimu Hin"
"ARGHHH!!! Hin gimana kamu-Arghhhh. Sakit Hin. Aww. Pantatku~ tulang ekorku sepertinya retak"
"Jangan lemah. Please Tee. Kamu pikir aku gak bisa nglawan perlakuan kamu yang semena-mena tadi hah!?!. Aku ini kan laki-laki"
"Seriuss Hin, ini benar benar sakit. Ughhh~"
"Aku kan tadi nendangnya pelan Tee Tawan sayang"
"Pelan?? Sampai aku terjengkang gini kamu dibilang pelan??"
"Kamu yang mulai nindihin aku Tee"
"...."
"Tee?"
"...."
"Beneran sakit sayang?"
"...."
"Tee~ Tee Tawan~. Bangun dong Tee kotor tau dilantai gitu"
"Sini"
"Ngapain?"
"Sini dulu"
"...."
"Aku mau kamu elus rambut aku Hin~"
"Iyaa~terus begitu Hin. Hhhh~ sudah lama kayaknya kamu gak bersikap manis gini Hin"
"Abis kamu akhir akhir ini nyebelin Tee"
"Kan kalo gak nyebelin bukan Tay Tawan namanya"
"Udah ah. Keenakan kamu tee"
"Cepat bangun, bantuin aku packing. Udah kayak kucing aja kamu Tee, maunya dielus-elus"
"Aku rela jadi kucing asal kamu bisa manjain aku tiap hari Hin"
"Jangan aneh aneh deh. Mana ada sih kucing muka jelek mesum kayak kamu Tee, yang ada nanti kamu dikarungin terus dibuang"
"...."
"Ouiii~ Hin. Lagi Hin. Jarang jarang loh kamu mulai nyium aku duluan, dibibir lagi"
"Mau dapet lebih?"
"Mau. Mau. Mau. Mauu~ Hin"
"Bantu prepare"
"Kan masih lama Hin"
"Lusa Tee. Lusa kita berangkat. Masih lama gimannya?"
"Kan besok bisa. Sekarang aku mau minta DP buat bayaran bantuin prepare dulu aja gimana?"
"Awww. Hin. Geger Otak lama lama kalo kamu sering pukul gitu Hin. Aishh"
"Hin"
"Hin. Kok pergi sihh?"
"Bodo ah. Pulang sana Tay Tawan otak mesum"
"Hin. Ya ampun. Buka pintunya Hin. Kok dikunci segala"
"Hin"
"Aku kan mau nginep malem ini Hin, buat bantuin prepare, buka dong pintu kamernya"
"Kalau mau nginep tidur aja disofa"
"Gak enak dong Hin, sempit trus gak bisa peluk kamu juga nanti"
"Bodo"
"Hinn~Hinn~Hinn~Newwie Thitipoom Vihokratana~ Buka pintunya~ Hinn~Newwiee~"
"Berisik Tee. Ishh"
"Makanya bukain pintunya. Janji aku bakal bantuin kamu prepare,gak jahilin lagi. Aku Tay Tawan Vihokratana calon suami Newwie Thitipoom bersumpah"
"Nahh gitu dong, kalo gini kan aku bisa liat muka lucu kamu Hin"
"Mulutmu itu Tee perlu aku tutup pakai kaos kakimu yang berlubang itu"
"Ouii~ nanti kamu gak bisa cium kayak tadi lagi Hin."
"Iya. Iya. Iya aku diem"
"Kamu jadi nginep malem ini?"
"Jadi dong"
"Yaudah sekarang kamu ambil barang barang yang bakal kamu perluin di Jepang"
"Aku ikut kamu aja Hin. Aku mau tinggal packing, apa yang perlu dibawa kamu atur sendiri aja"
"Hahhh~kapan sihh kamu berguna banyak Tee"
"Kalo aktifitas di tempat tidur?"
"Awww. Ouii Hin. Sakit"
"Janjimu mana yang gak bakal jahilin, hahh?!?"
"Ya tapi gak perlu kamu pukul mulutku juga Hin"
"Kalo gak gitu kamu gak sadar sadar sama kelakuan kamu Tee"
"Gak usah nyebil, gak cocok sama muka"
"Hahh~ sabar. Sabar"
"Harusnya aku yang bilang gitu Tee. Ishh"
"Cepet Tee bantuin biar cepet selesai, keburu malem, aku udah capek pengen tidur"
"Baik Newwie Thitipoom Vihokratana"
_______________________________________________
Tee kalo ada kamera suka kasih perhatian-perhatian kecil ke Newwie, jadi aku bayangin kalo dibelakang kamera dia ngasih perhatian berlebihan ke Newwie, jadi sebenernya aslinya Tee kalo ke Newwie ya begitu. My opinion. :)
Ada masukan dan saran boleh yaa :)
