Erlan baru saja memasuki pekarangan rumahnya, yang pertama kali yang Erlan lihat di sana adalah sebuah mobil Avansa berwarna hitam yang terparkir di halaman rumahnya. Erlan sudah bisa menebak siapa yang datang.
Erlan segera memasukan motor nya ke dalam garasi dan segera masuk ke dalam rumahanya.
pemandangan pertama yang Erlan lihat di dalam rumah adalah, seorang wanita yang sedang menata makanan di atas meja makan.
"Erlan." pangil wanita tersebut.
Bagai angin yang melintas begitu saja, Erlan tak peduli dengan sapaan nya, menganggap seperti tidak ada orang selainnya di sini.
"Erlan.." suara berat itu mampu menahan langkah Erlan menuju kamarnya.
Erlan menghentikan langkahnya tanpa melirik sama sekali ke belakang yang di sana sudah ada papah nya mau pun wanita yang sedang bersama nya sekarang.
"kenapa kamu pulang malem kaya gini!inget waktu Erlan." peringat Danu.
Erlan tersenyum sinis tanpa peduli ucapannya, Erlan segera melanjutkan langkahnya.
"Dasar anak nggak tau di untung!" ujar Danu penuh penekanan. Erlan hanya bisa mengepalkan ke dua tangannya, tanpa membalasnya.
"Mas," peringatan Ira. "Jangan kasar sama Erlan." pringat Ira tak suka.
Erlan yang mendengar kata-kata wanita itu benar-benar di buat jiji, sampai kapan pun Erlan tak butyh belas kasihannya.
Ira mendekat ke arah Erlan, Ira tersenyum kearah nya, yang mendapat kan respons sama sekali.
"Kita makan malam sama- sama yah Lan. Mamah, udah masakin buat kamu." Lembut Ira sambil mengelus pundak Erlan penuh kasih sayang.
"Pasti kamu laper kan?"
Erlan tak menyahuti ucapan Ira, menepis pegangannya dari punggung Erlan. Dasar caper.
Tanpa mau bicara sepatah kata apa-pun Erlan segera pergi dari hadapan mereka.
"Erlan.!!" teriak Danu, tak suka dengan tingkat anak nya. "Jaga sikap kamu, hargain tante Ira dia sekarang mamah kamu!"
Ucapan Danu mampu membuat langkah terhenti, Erlan menatap ke arah papah nya dengan tatapan tak suka, dari atas sana.
"Apa tadi, Mamah?!" Erlan tersenyum meremehkan "Mamah..," unjar Erlan sambil menggelengkan kepalanya dan masuk kedalam kamarnya.
"Kurang ajar!" umpat Danu tak suka, hendak menyusul Erlan, namun Ira menahan langkahnya.
"Biarin Erlan, dia lagi mau sendiri dulu"
"Apa kata kamu?! di diemin dia ngelunjak Ra!."
"Mas..biarin Erlan, kasih waktu dulu"
Danu hanya mendecak malas.
"Kenapa, dia sekeras ini!?"
"Namanya juga anak muda.,"
Dan menatap Ira yang sedang tersenyum. "Makasih kamu udah mau sabar sama sifat, keras nya Erlan"
"Erlan, sekarang anak aku juga, gimana pun Erlan itu jadi urusan aku juga." Ira memberi pengertian.
"Makasih Ra...," Ira hanya tersenyum. Danu segera memeluk Ira, mendengkap nya mesra.
Sedangkan Erlan di atas sana yang mengintip mereka dari balik kaca,mengepalkan tangan nya kuat.
Rahang nya mengeras seketika, melihat mereka mesra seperti itu.Tanpa tau apa yang Erlan rasakan saat ini.
Apa papah nya tak mempunyai perasaan, bermesraan di dalam rumahnya dengan wanita lain.Apa
ia tak malu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Erlangga
RandomJudul Awal:Bad Boy Erlangga. {PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!!} *** Awal pertemuannya dengan seorang pria berwajah datar dan dingin itu membuat gadis manis yang notabenya murid baru di SMA LORENTINA jatuh hati padanya, entah apa yang membuat nya suka, y...