°{Bagian Delapan}°

85 23 3
                                    

HAPPY REDDING💜💜
***

"A..a..aku.." Hazel terbata-bata, namun Erlan makin mendekat wajah pada Hazel, yang membuat Hazel memalingkan wajahnya.

Erlan terseyun miring, kemudian menjauhkan badannya dari hadapan Hazel.

"Gue pernah ngomong sama lo, jangan pernah manggil nama gue kalo lo mau selamat, inget!"

Hazel hanya diam, berusaha untuk bersikap tenang, sikap kasar Erlan membuatnya makin belajar untuk mengerti bagai mana Erlan.

Hazel memang takut dengan perlakuan Erlan saat ini pada dirinya, tapi apa itu akan mengurangi rasa suka nya?

Hazel mendekat ke arah Erlan, tanpa takut sedikit pun, Hazel tersenyum pada Erlan.

Erlan melirik Hazel sinis, "lo masih belum ngerti"

Hazel masih tersenyum "Aku masih di sini karna aku ngerti."unjar Hazel. "Makasih"

Erlan hanya diam, dalam hati ia merasa aneh dengan sikap gadis di hadapannya ini, apa katanya makasih? tapi bodo amat lah.

"Makasih udah bawa aku ke Uks kemarin." lanjut Hazel, memperjelas maksudnya.

Ya. Hazel harus berterima kasih pada Erlan karna Erlan telah membawanya ke Uks, mungkin kalo Erlan tak menolongnya, bagai mana nasib Hazel?

Hazel tau karna ia bertanya pada PMR di sana, siapa yang membawanya, dan mereka bilang kalo Erlan yang membawanya.

"Udah kan..?" datar Erlan. "Pergi, sana!" usir Erlan.

"Aku nggak akan pergi."

"Gue harus pake bahasa apa biar lo nggak deketin gue, hah!!"

"Kamu butuh temen Erlan"

Erlan tersenyum sinis, dengan tatapan
tak lepas dari Hazel, "Apa kata lo, temen?!" Erlan menggeleng "Tanpa temen gue bahagia."

"Erlan, kamu ke sepian, kamu butuh temen aku tau kamu__"

"BACOT!JING!" kasar Erlan, Hazel tersentak kaget. "Pergi sebelum gue, pake cara kasar sama lo!"

Hazel terus tersenyum"Bukan nya dari tadi kamu kasar sama aku yah, Erlan?" pelan Hazel.

"Lo tau gue kasar sama lo, kenapa lo nggak pergi"

"Karna aku tau kamu butuh temen
Erlan"

"Sekali lagi, gue tegasin sama lo, gue nggak butuh temen, jadi pergi lo dari sini!" unjar Erlan penuh penekanan.

"Erlan_

"Pergi, lo cewe harus nya lo punya harga diri, jangan ngejar ngejar cowo kaya gini, nggak malu hah!"

"Iya Erlan baik, aku nggak akan ngejar ngejar kamu lagi asal.." Hazel menjeda ucapannya "Asal.. kamu yang ngejar-ngejar aku."

"Lo, gila ha!" bentak Elan, Erlan benar- benar di buat bingung pada gadis di depannya ini. Sudah di luar kata gila.

"Itu caranya supaya aku nggak ngejar-ngejar kamu, lagi" Hazel sambil tersenyum.

Erlan hanya diam, membuang muka malas, kenapa perasaannya jadi seperti ini, ahk kenapa Erlan yang jadi bingung  sekarang.

Erlan menggeleng kuat, Erlan tak boleh sampai suka pada Hazel,. Dia hanya gadis, manja, lebay, bukan tipe Erlan.

"Kasarnya kamu sama aku, aku anggap sebagai cara kamu ngerespone, perbuatan aku selama ini sama kamu"

"Aku tau kamu nggak jahat, aku tau kamu baik Erlan, kamu cuma butuh temen"

"Aku siap jadi temen kamu, tapi sekarang aja, ntar lebih dari kata. temen" manis Hazel.

 Boy ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang