°{Bagia Duabelas}°

74 18 14
                                    

Ucapan Hazel terhenti karna yang ia lihat sekarang di depan nya bukan Abangnya.


"Jastin."

Jasti tersenyum. "lo lagi ngapain disini?" tanya Jastin The point.

"beli buku"

"sama siapa? sendiri?"

"nggak, Sama A_

"maaf yah De, Abang ke laman soal nya ngantri" unjar Zuno yang baru datang dengan satu es-cream di tanganya."nih buat kamu" sodor Zuno, Hazel segera mengambilnya.

"yang abang mana?" tanya Hazel.

"kamu ajah" Hazel hanya mengangguk.

Tatapan Zuno beralih kearah Jasti yang berada di samping Hazel, Zuno mengernyit heran.

Sadar dengan tatapan sang Abang, Hazel segera ambil suara "sampai lupa, Abang kenalin ini Jasti temen sekolah Hazel.."

Jastin tersenyum ke arah Zuno ramah kemudian mengulurkan tangan nya dan Zuno pun membalas nya.

"Jastin"

"Zuno"

"gue kira lo ke sini sama pacar lo"

"Hazel nggak punya pacar, ada nya calon pacar" celetuk Hazel tak sengaja, Hazel membulatkan
matanya kemudian menutup mulut nya sendiri yang sudah lancang bicara seperti itu.

Jastin dan Zuno menatap ke arah Hazel, Hazel hanya cengir.

"itu kaya nya, kode yah De..,buat Jastin kan?." tanya Zuno dengan tangan yang yang sengaja ia masukkan ke dalam saku celana.

Hazel hanya menggeleng, kemudian menatap ke arah Jastin sambil menggeleng kan kepalanya. "Jastin, Abang jangan kamu dengerin yah. Abang Hazel emang suka bercanda"

Jastin tersenyum. "terus gue harus dengerin siapa? kan di sini yang bicara cuma kamu sama abang kamu"

Hazel jadi kikuk sendiri. "lo suka sama ade gue Tin?" Jastin terdiam sambil menatap Hazel, kemudian tersenyum kikuk.

Hazel mencubit pinggang Zuno keras membuat Zuno meringis kesakitan. "Abang apaan sih nanya kaya gitu ke jastin!?"

"nanya aja, kenapa kamu
cemburu?" tanya Zuno di akhiri dengan kekehan. Hazel hanya mendengus kesal, malas menghadapi sikap abang nya yang terkadang menyebalkan seperti ini.

"maaf yah Jastin, Bang Zuno emang kaya gini" cengir Hazel, Jastin hanya mengangguk.

Seketika ponsel Jastin bergetar menampilkan notifikasi pesan
masuk kedalam ponselnya dengan cepat Jastin membaca isi pesan tersebut, setelah betes membaca
nya segera mematikan nya
kembali.

"Hazel..,bang, gue pamit pulang dulan"

"ko kamu pulang Jastin?"

"sabar De.., besok juga ketemu lagi" Hazel langsung memberi tatapan tak bersahabat pada sang abang, Jastin lagi lagi hanya tersenyum.

"gue kesini nganter nyokop, barusan gue tinggal dulu sebentar."

"ko kamu tinggal, kasian mamah kamu"

"lagian, lagi belanja juga." unjar Jastin jujur "ya udah gue duluan" pamit Jastin lagi. Hazel hanya tersenyum kemudian mengangguk.

"jangan di liatin kaya gitu, suka kan?" goda Zuno berbisik di telinga Hazel.

Hazel menatap Abang nya cepat, secepat badai kilat, kemudian mencubit Zuno, yang membuat Zuno meringis kesakitan. "Auww...sakit De..,"

"kenapa sih, ngeselin mulu!" geram Hazel.

 Boy ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang