Suasana kelas terasa sangat senyap, hanya diisi oleh suara sang guru yang tengah menjelaskan.Sena mencerna kata perkata yang diucapkan guru itu, memasukkan apa yang iya ketahui ke dalam otak.
Guru itu pun selesai menjelaskan, kemudian memberikan tugas kepada seluruh anggota kelas ini.
Tugas adalah hal yang sangat ia hindari, karena sudah tau, pada akhirnya ia akan mendapatkan nilai yang sempurna.
"Ada yang sudah selesai? Jika sudah, bawa buku kalian ke depan dan kalian boleh istirahat."
Dengan langkah percaya dirinya, Sena maju ke depan membawa bukunya dengan diselingi suara sorakan dan tepuk tangan teman-temannya.
Baru dua menit guru itu memberi soal, tapi Sena sudah menyelesaikannya, padahal soal itu terdiri dari sepuluh nomer.
Dengan langkah pelannya, Sena keluar dari kelas dan langsung menuju kantin, bukan untuk membeli makanan, tapi untuk mencari uang, ya Sena membantu ibu kantin, setidaknya ia bisa mendapatkan uang dengan bekerja di kantin.
Sena melayani para pembeli di kantin dengan senangnya, ia tidak malu bekerja di kantin, yang terpenting adalah ia mendapatkan uang.
Sena menggertakkan giginya, lagi, gadis pembuat onar itu membuat masalah lagi di kantin, yang membuat pengunjung lainnya merasa terganggu.
Gadis dengan gaya sok kayanya padahal pada kenyataannya ia bukan gadis dari kalangan atas, Sena muak melihat gaya berpakaian gadis itu.
Gadis itu tengah memalaki gadis lainnya yang terlihat sangat ketakutan, Sena sudah tak tahan melihatnya, memang gadis itu tak diberi uang saku apa?
Plak!!
Sena langsung menampar gadis itu, yang membuat Sena langsung tertawa puas.
Gadis itu memegang pipinya, sakit adalah rasa yang sedang ia rasakan sekarang.
Sena bersedekap tangan dan menatap gadis itu remeh.
Gadis itu balik menatap Sena dengan tajamnya.
"Yakkk!!!!! Sena gila!!!!!"
Gadis itu tiba-tiba menyerang Sena dengan menjambak rambut Sena, Sena balik menjambak rambut gadis itu, alhasil mereka saling menjambak rambut yang membuat keributan di kantin, tak ada yang melerai mereka.
Mereka yang melihatnya hanya terus mengadu domba keduanya, ada juga yang menatap malas atas keduanya, ada juga yang tengah mengvideo perkelahian mereka berdua.
"YAK! SENA, ADELIN, HENTIKAN!"
•••••
Ketukan pena dan meja mendominasi ruangan kepala sekolah, sedari tadi kepala sekolah itu tak memberikan ucapan sekata pun, yang ia lakukan hanyalah menatap dua gadis yang duduk di hadapannya.
"Bapak tanya siapa yang memulai perkelahian itu?"
Sena dan Adelina menunjuk satu sama lain.
"Bapak sudah bilang kan, kalau kalian ingin berkelahi jangan di sekolah, tapi di luar sekolah, mau di mana pun terserah, asalkan bukan termasuk lingkungan sekolah, bapak sudah bosan menasihati kalian berdua, sudah berapa kali kalian berkelahi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster [✓]
Fanfiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP/SEBAGIAN ADA DI KARYAKARSA] Langit malam tak menghentikan langkahnya, jika suatu hal sudah ada keinginannya, maka tak akan ada yang dapat menghalanginya. Sean terjun bebas, meninggalkan jembatan tempat dirinya berpijak. Tuj...