13. Don't Touch

71.9K 3K 167
                                    

" Wake up! Boy!! " Sena terkejut mendengar suara itu.

Ternyata suara itu milik Bara, sahabat Sean.

Bara mendekati ranjang yang ditiduri Daniel, kemudian mengelus pipi Daniel.

" Ternyata dia tidak terkejut dengan suaraku " Bara berucap dengan menatap Sena.

" Daniel tidak akan bangun karena suaramu, dia terlalu nyaman tidur sampai suaramu seperti angin yang berlalu saja " Sena menjelaskan.

" Perkenalkan namaku Bara aku adalah dokter yang memeriksa mu tadi pagi " Bara mengulurkan tangannya, Sena menanggapi ukuran tangan Bara yang terasa halus di tangannya.

" Aku Sena Andriana, terimakasih karena telah menjaga Daniel dan juga telah memeriksaku " Sena mengulum senyum

" Ekhem !!"

Terdengar suara deheman seseorang, ternyata pernah itu adalah Sean, ia masuk ke kamar dengan menggendong Leon.

" Tolong tangannya Bar " Ingat Sean kepada Bara.

" Eh maafkan tanganku yang terus menempel di tanganmu " Maaf Bara kepada Sena .

" Tidak apa-apa, maafkan aku juga yang tidak menarik kembali tanganku " Sena tersenyum dengan canggung.

Sean ikut duduk di ranjang, menatap Daniel kemudian memberikan Leon kepada Sena.

" Ayo pulang, aku akan membangunkan Daniel kamu tunggu saja di mobil " Tanpa membalas ucapan Sean, Sena bangkit dari ranjang dan keluar dari kamar.

Bara yang melihatnya hanya tersenyum, gadis penurut ternyata, Batin Bara.

Sean membangunkan Daniel dengan cara menyentuh bibir dan hidung Daniel, Daniel membuka mata dan mengerjapkan matanya.

" Yahh.....Yayah " Oceh Daniel.

" Daniel, ayo pulang ibumu sudah menunggu di mobil " Sean mengangkat tubuh Daniel dan menggendongnya di depan.

Bara mendekati Sean dan mengelus rambut Daniel .

" Kamu benar, Daniel bukan anak yang nakal" Bara mencubit pipi Daniel.

" Awww! Uncle atit " Daniel mengeluh sakit karena cubitan Bara.

" Sudah lah Bar, aku pulang dulu, terimakasih karena telah menjaga Daniel " Ucap Sean dengan tulus.

" Jaga anakmu dan ibunya dengan baik Sean , aku akan merahasiakan semua ini dari keluargamu " Ucap Bara.

"Thanks, bro. Semoga cepat mendapat pasangan" Sean berucap dengan senyum mengejek.

" Lihat saja nanti, saat anakmu belum 12 aku akan punya anak 20 " Balas Bara dengan mantapnya.

" Baiklah, terserah kau saja Bar " Sean melangkah keluar menuju mobilnya.

" Bye Uncle " Daniel melambaikan kedua tangannya kepada Bara dengan gerakan kecil.

" Bye Daniel , Uncle sayang Daniel " Ucap Bara.

°°°°°°

Sean dan Sena beserta kedua anaknya sampai di rumah saat sore hari.

Sean sedang menggendong Leon, karena Sena sedang bermain dengan Daniel.

Sean turun menuju lantai bawah, melihat Sena dan Daniel sedang bermain, senyum Sean merekah melihat putranya tersenyum lebar.

Sean melangkah mendekati Sena dan Daniel di ruang tamu dan ikut bergabung dengan mereka.

" Sena! Jika kau lelah istirahatlah, aku akan menjaga Daniel " Sean masih menggendong Leon
yang tidur dengan pulas nya.

" Terus bagaimana denganmu yang sedari pagi tadi mengurus Leon, apa kau tidak lelah? " Sena malah bertanya kepada Sean.

" Tapi aku tidak punya lelah, jadi jangan pikirkan aku, kamu istirahatlah dan juga jangan lupa kurang dari setengah bulan kamu akan ujian kelulusan, maka belajarlah aku tidak ingin uangku habis sia - sia untuk membayar biaya sekolah mu tetapi kamu tidak lulus " remeh Sean terhadap Sena.

" Baiklah, tuan. Tolong jaga kedua anakku, akan ku buktikan bahwa aku akan lulus sekolah " Tekad Sena.

Sena mencium kening Daniel kemudian berganti mengecup kening Leon.

" Aku tidak sekalian dicium ? " Tanya Sean

" Memang kau siapa ? " Tanya balik Sena

Sean diam, tidak menjawab pertanyaan Sena.
Sena melangkah menuju lantai atas untuk istirahat dan juga untuk belajar dahulu.

Sena masuk ke kamar, mengambil buku di meja kemudian membawanya ke atas ranjang.

Sena menarik selimutnya dan bersandar di kepala ranjang sambil membaca buku.

Selang beberapa menit pintu terbuka, menampakkan sesosok manusia yang telah membuatnya hamil.

Sena mengalihkan pandangannya kepada Sean , saat Sean ingin mendekati ranjang Sena lebih dulu membuka suara.

" Mau apa kamu ke sini ? " Tanya Sena.

" Ingin tidur "

" Maaf, kamu dilarang tidur di sini"

" Tapi ini kamarku Sena " Jelas Sean

" Pokoknya, jangan tidur di sini dan juga jangan pernah menyentuhku lagi titik "

" Memangnya aku tidak boleh menyentuhmu? Kesepakatan kita, aku membayar biaya hidupmu dan kamu membayarnya dengan melahirkan anakku "

" Aku tau , tapi pokoknya jangan tidur di sini atau kamu akan aku laporkan atas kasus pelecehan seksual "

Sean menghembuskan nafasnya dengan kasar,baiklah dia harus mengalah, ingat! Sena masih remaja.

Sean melangkah keluar dari kamar menuju ruang pribadinya, ia tidur di sana di ranjang yang sudah ia sediakan di sana.

Untuk malam ini dan seterusnya mungkin ia akan tidur di sini bersama dengan 12 box bayi beserta dua putranya tanpa didampingi ibu dari anak-anaknya.

R E V I S I. 23-08-2020

Monster [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang