3. No Break

109K 4.1K 46
                                    


"Aku ingin kamu hamil anakku."

Ucapan Sean yang dilontarkan tadi siang terngiang-ngiang terus di otak Sena, rasanya Sena ingin menangis, ia terus mengutuk Sean di dalam hatinya.

"DASAR OM-OM GILA!"

Sena berbaring di kamarnya alias kamarnya Sean yang tadi pagi ia tiduri, memikirkan perkataan Sean, apa yang harus ia pilih, hamil anak Sean atau berhenti sekolah?

Pilihan itu sangat berat bagi Sena, ia tidak ingin hamil karena dia masih sangat muda, tapi di lain sisi dia masih ingin sekolah.

Ya Tuhan tolang beri aku petunjuk, haruskah aku memilih hamil anak Sean dan tetap melanjutkan sekolah? Ataukah aku harus putus sekolah?

Sena duduk di atas ranjang membelakangi pintu masuk kamar.

"Sena!" Teriak Sean dan langsung memeluk Sena dari belakang, Sean ikut duduk di belakang tubuh Sena dan membawa Sena ke atas pangkuannya.

Sena meneguk air ludahnya dengan susah, ia tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang, ia mengepalkan kedua tangannya.

Sean mengusap-usap punggung Sena yang terbuka, yang membuat Sena mengerjapkan matanya berkali-kali. Entah apa yang ia rasakan, tapi ia menikmatinya.

Kesadarannya kini telah hilang entah kemana, tali spaghetti dress putih itu sudah dilepas oleh Sean, dress itu pun masih melekat di tubuh Sena dari bagian dada sampai selangkangannya, ia sengaja menahannya, agar dress itu tak bergerak dari tempatnya.

Sean menciumi punggung dan juga pundak Sena, memberi tanda di situ bahwa Sena adalah miliknya.

Tangan Sean bergerak ke depan, turun ke bawah dan masuk ke dalam dress Sena, mengelus perut Sena dengan pelan, kepala Sean diletakkannya di pundak Sena, menciumi leher jenjang Sena.

Sena hanya bisa menggenggam celana Sean dengan eratnya, ini pertama kalinya ia mendapatkan perlakuan seperti itu, Sena melenguh panjang yang membuat Sean tambah bersemangat menggerayangi tubuh Sena.

Sean merebahkan tubuh Sena dengan pelan, ia langsung menghujami bibir Sena dengan ciuman panas, Sena yang ada di bawah Sean hanya diam menikmati.

Sean mendekatkan kepalanya ke arah telinga Sena, menggigitnya berkali-kali kemudian membisikkan sesuatu.

"Nikmati malam kita yang panjang sayang, terima kejutan di esok hari."

Seakan tak punya hati, Sean menggempur Sena sampai matahari muncul, tak peduli dengan Sena, yang terpenting saat ini adalah ia berhasil membuat Sena hamil anaknya.

R E V I S I  21-08-2020

Monster [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang