Flashback on
Sore hari dengan angin yang berhembus kencang, awan yang mendung dan juga keadaan yang sunyi.
Daniel duduk dengan rasa gelisahnya, di ruang pribadi ayahnya, sedari tadi ia hanya mengamati komputer yang ada di situ, mengamati ke mana ayahnya pergi.
Sebenarnya, Daniel ingin ikut pergi bersama ayahnya, tapi ayahnya itu melarang, ia bilang bilang tunggu saja di rumah, jaga adik-adikmu , dan tunggu tanda yang akan ayah berikan, itulah yang ayahnya katakan kepadanya.
Tanda yang dimaksud Sean adalah tanda bahaya yang akan datang, yang ditandai dengan perubahan warna jam tangan yang mereka pakai, jam tangan tersebut sudah diberikan oleh Sean sekitar satu tahun lalu.
Daniel menatap jam tangannya, belum ada tanda yang ia tunggu sedari tadi.
Daniel melangkah menuju ke mini bioskop yang ada di rumah, tadi setelah mereka menyelesaikan tugas, mereka berencana untuk menonton film.
Daniel masuk ke dalam dan duduk di bagian paling belakang, bersampingan dengan Leon dan Edward.
Tiba-tiba, Edward menatap Daniel dan memperlihatkan jam tangannya yang kini tengah berubah warna menjadi merah.
Daniel juga ikut memperhatikan jam tangan miliknya, jam nya juga berubah warna.
Semuanya kini menatap Daniel dengan penasaran,ia menghela nafas berat.
"Ayo bersiap, kita akan kedatangan tamu. " Ucap Daniel, mereka semua langsung bubar dan melangkah menuju kamar masing-masing, mereka tau apa yang dimaksud dengan "tamu" itu.
Flashback off
"APA YANG SEBENARNYA TERJADI?!"
Sean menatap anaknya satu persatu, ia baru sadar kalau mereka kini sudah lengkap dengan peralatan mereka masing-masing.
"Sudah membuat strategi? Berhati-hatilah, wanita itu punya kekuatan yang hebat, ayah akan mengawasi kalian dari ruang pribadi ayah, tetap semangat dan bunuh wanita itu." Semuanya mengangguk, membunuh mungkin sudah menjadi kegiatan kesukaan mereka.
Sean pergi menuju ruang pribadinya, semuanya kini tengah memasang earphone mereka yang tersambung antara satu sama lain.
"Jangan gunakan kekuatan kalian jika belum darurat. " Ujar Sean yang diangguki oleh semuanya.
Daniel, Leon, Yasdar, dan Jerome turun ke bawah, mereka berjalan dengan mengendap-endap, sedangkan Lia, Edward, dan Elina berada di lantai atas sebelah kanan dan Jeremy, Jasper, Yumna, dan juga Jesselyn berada di lantai atas sebelah kiri.
"Wah!! Ternyata kalian yang akan melawanku?" Airin tersenyum miring ketika melihat Daniel , Leon, Yasdar, dan Jerome yang sudah ada di lantai bawah.
"Kalian pikir, kalian bisa mengalahkan ku?"
"Tentu saja" Daniel tersenyum miring.
"Baiklah ayo kita mulai!" Seru Airin.
Dalam sekejap Airin hilang entah kemana, membuat Daniel dan adik-adiknya bingung .
Semuanya yang tadi berada di lantai atas ikut turun ke bawah, mereka saling tatap satu sama lain.
Bingung, hanya satu kata itu yang terlintas di pikiran mereka.
Mereka menghela nafas kasar secara bersama, semangat mereka untuk membunuh tengah menggebu-gebu, tetapi kenapa orang yang ingin mereka bunuh malah menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster [✓]
Fanfiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP/SEBAGIAN ADA DI KARYAKARSA] Langit malam tak menghentikan langkahnya, jika suatu hal sudah ada keinginannya, maka tak akan ada yang dapat menghalanginya. Sean terjun bebas, meninggalkan jembatan tempat dirinya berpijak. Tuj...