Sena menatap tubuhnya yang semakin membengkak, perutnya, pipinya, pinggulnya, juga dadanya semakin besar.
Kenapa tubuhku membesar? Sena membatin dengan mata yang berkaca - kaca.
Tanpa mengetuk pintu Sean masuk ke kamar yang di dalamnya terdapat seorang perempuan yang telah melahirkan anaknya.
Sean mendekati Sena, Sena yang melihatnya terkejut dan tanpa sengaja menampar pipi Sean.
" Apa yang kamu lakukan?! " Sean bertanya dengan nada yang tinggi.
" Ups! Maaf, aku kira kamu hantu " Sena meminta maaf dengan tangan yang menutup mulutnya, sebenarnya ia ingin tertawa sekeras-kerasnya, tapi ia urungkan, takut Sean bertambah marah.
" Kamu sengaja menamparku? "
" Begitulah "
Tawa Sena tak tertahan, pada akhirnya ia tertawa terbahak-bahak, menertawai Sean.
Sean dan Sena duduk berhadapan, membahas tentang pertumbuhan Daniel juga membahas tentang kegiatan sekolah Sena , tanpa disadari hari telah berganti malam.
Sean mendekati Sena terus menerus, hingga Sena sudah terpepet di kepala ranjang, Sean menyentuh kaos Sena dan ingin melepaskannya, tetapi sebelum melepaskannya Sena lebih dulu mencekal tangan Sean
" Tolong jangan lakukan itu " Pinta Sena dengan tangannya yang menahan tangan Sean.
" Jika aku melakukannya, tubuhmu bisa menjadi kurus lagi, apa kau mau?" Sean lebih menaikkan kaos Sena
" Jangan bodohi aku Sean, kamu pikir aku anak kecil ? "
Sean berbisik di telinga Sena
" Kamu adalah anak kecil yang dapat melahirkan anak kecil "Sean meniup telinga Sena, bulu kuduk Sena meremang.
Sean menaikkan kaos Sena kemudian melepaskannya kemudian membuangnya ke sembarang arah, Sena menatap dada Sena yang semakin membesar, tangannya bergerak menyentuh dada Sena. Menyentuh, mengelus, meremas dan juga menghisapnya.
Sena tak menolaknya, ia sudah terlarut dalam kenikmatan yang dibuat oleh Sean, pikirannya sudah tak jernih lagi.
Tanpa pikir lagi Sean membuka seluruh pakaian yang masih melekat di tubuh Sena dan dirinya, kemudian melanjutkan misinya kembali, yaitu menghamili Sena lagi dan juga memberikan Daniel seorang adik.
Lenguhan panjang terdengar, menandakan pelepasan mereka telah sampai, seperti tak lelah Sean menggempur Sena sampai pagi lagi.
••••••
Sena bangun dengan keadaan telanjang juga tubuh yang pucat, ia meraba ranjang di sampingnya, kosong dan juga dingin.
Sena memilin dahinya, tiba-tiba pusing menyerang kepalanya, Sena membuka selimutnya, alangkah terkejutnya ketika ia melihat perutnya buncit.
" Yak! Sean! Apa yang kamu lakukan kepadaku? " Sena berteriak dari kamar dan menarik selimutnya kembali ketika Sean masuk ke kamar.
" Aku hanya memberikan benihku kepadamu " Sean berucap dengan muka datarnya.
" Sean! Kenapa kamu tega kepadaku? " Sena mulai terisak dalam tangisannya, ia tidak menyangka kalau ia akan hamil lagi.
" Aku sudah membayarmu, Sena." Sean tidak mengalihkan pandangannya dari jendela .
Wajah Sena terlihat semakin pucat, badannya terasa panas, ia teringat dari kemarin siang dia belum makan sama sekali.
Apa aku sakit ?
Sena mulai terbaring lemah dengan wajah pucat serta tangannya tengah mengelus perutnya yang buncit.
" Dua menit lagi kamu akan melahirkan jadi tenangkan dirimu dan fokus, aku tidak ingin anakku terlahir terlalu lama " Ucap Sean yang tengah berdiri menatap Sena tanpa ada rasa kasihan.
"Di mana Daniel?" Tanya Sena dengan suara yang lirih.
"Tidak usah cemas dengan Daniel, walaupun dia baru berumur satu bulan, tetapi dia tidak seperti anak yang pada umunya, umurnya satu bulan berarti dia sudah berumur satu tahun." Sean menjawab tanpa menatap Sena, akhirnya rasa penasaran Sena terjawab.
"Aku ingin punya anak sebanyak banyaknya tanpa ada penolakan darimu, aku bisa membuahimu tanpa berhubungan badan, tetapi rasanya tidak menyenangkan jika tidak ada hubungan badan, jadi aku melakukannya,persiapkan dirimu setiap bulan aku akan membuahimu, dan seperti yang kamu ketahui pertumbuhan janinmu tidak akan memakan waktu yang lama, selama satu menit berarti kandunganmu berumur 1 bulan, maka selama 9 menit dirimu seperti hamil 9 bulan , dan setelah itu kamu akan melahirkan " Sean berucap kembali sambil mengelus perut buncit Sena.
" Akh!!! Tolong perutku sakit! Sean tolong aku, sepertinya dia akan keluar sekarang " Rintih Sena.
" Marilah kita lihat bayi seperti apa yang akan kamu lahirkan " Ucap Sean sambil tersenyum yang entah apa artinya.
Sean menarik selimut Sena kemudian membuka kaki Sena lebar-lebar dan menekuknya.
" Ikutilah apapun yang aku ucapkan, mengerti?" Sean berucap kemudian memegang tangan Sena.
" Mengejanlah setelah aku menghitung sampai tiga " Sean menginterupsi Sena.
" Oke satu, dua, tiga, mengejanlah!!"
Sena mengejan dengan kuat serta tangannya terus memegang tangan Sean, setelah satu dorongan yang kuat terdengar suara bayi yang menggelegar di kamar tersebut.
Sean mengambil bayi tersebut kemudian menggendongnya.
" Bayinya laki - laki, dia sangat tampan seperti Daniel " Sean membawa bayi tersebut mendekat kepada Sena.
Sean meletakkan bayi tersebut ke dada Sena, bayi tersebut sepertinya sangat lapar sehingga bayi tersebut menghisap puting Sena dengan rakus.
" Terima kasih telah melahirkan putraku lagi " Sean mengecup kening Sena
Sena hanya mengangguk, tubuhnya terasa lemas, matanya berkunang-kunang, Sena menutup matanya, ia tak sadarkan diri yang terakhir ia ingat adalah suara seorang bayi dan juga suara seorang laki laki yang memanggilnya.
Apa aku meninggal ?, Batin Sena saat akhir-akhir kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster [✓]
Fanfiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP/SEBAGIAN ADA DI KARYAKARSA] Langit malam tak menghentikan langkahnya, jika suatu hal sudah ada keinginannya, maka tak akan ada yang dapat menghalanginya. Sean terjun bebas, meninggalkan jembatan tempat dirinya berpijak. Tuj...