7. Step

93.9K 3.9K 83
                                    

Sean duduk di ruang tamu dan disusul oleh Sena, mereka berdua duduk saling berhadapan.

Sean mengecup bibir Sena sekilas, kemudian telunjuk Sean menunjuk meja yang di atas sudah ada beberapa totebag.

Mata Sena berbinar melihatnya, seakan ia melihat harta karun.

Sena mengambil satu persatu totebag itu dan membukanya, ternyata isinya adalah pakaian untuknya, termasuk pakaian dalam juga.

Sena memicingkan matanya
" Memang kamu tau ukuran dalamanku? "

" Tentu aku tau, aku sudah melihat semuanya "

Bugh!

Sena memukul perut Sean, Sean mengaduh kesakitan.

" Terimakasih atas pakaiannya, pukulan tadi adalah rasa ucapan terimakasihku "

Sena meninggalkan Sean sendiri di ruang tamu, Sean menggelengkan kepalanya, sudah berapa kali ia kena pukul Sena? Mungkin sudah tak terhitung lagi.

Dasar tukang pukul, Gerutu Sean dalam batinnya.

•••••

" Baiklah, jangan lupa belajar, ujian kelulusan kalian akan dilaksanakan dua bulan lagi, kalau begitu saya pamit dahulu, selamat belajar anak- anak, terima kasih " seorang guru laki - laki pamit undur diri setelah beberapa jam mengajar di kelas.

Sena bangkit dari bangkunya, ingin menuju kantin, perutnya berasa sangat lapar, sedari  awal pelajaran pertama, perutnya berdemo terus minta diisi, padahal tadi ia sudah sarapan.

" Sena! Tunggu sebentar " Langkah Sena berhenti tetep di depan pintu.

" Kamu mau ke kantin? " Tanya seorang gadis dengan rambut panjang, bertubuh kurus, dan juga berkulit putih.

" Iya, memangnya kamu mau ikut? " Tawar Sena kepada gadis tersebut

" Tidak biasanya kamu ke kantin, apa ada sesuatu? " Curiga gadis tersebut sambil memicingkan matanya.

" Tidak ada, hanya saja aku lapar " Sena pergi meninggalkan gadis tersebut, tetapi dia menghentikan langkahnya lagi.

" Mina, kamu tidak ingin ikut " Tanya Sena.

Gadis tersebut tidak menjawab, hanya saja dia menyusul langkah Sena.

" Baiklah, aku ikut " Ucap gadis tersebut yang bernama Mina.

Sena menebar senyumnya ketika mendengar jawaban sahabatnya, ia menggandeng tangan sahabatnya dengan rasa bahagia.

" Hari aku yang akan mentraktirmu "

" Memangnya kamu punya uang? " Tanya Mina kemudian duduk di salah satu tempat yang kosong.

" Punya lah, sekarang aku punya bos besar " Jawab Sena ikut duduk di samping Mina.

" Memang siapa? " Tanya Mina penasaran.

" Ada lah, pokoknya seseorang "

Sena pergi meninggalkan Mina untuk memesan makanan.

Setelah memesan makanan, Sena kembali ke tempat semula, makanan yang ia pesan sudah datang, Mina yang melihat semua makanan hanya berdecak kagum.

" Pantas saja tubuhmu sekarang melar " Mina meminum salah satu minuman soda yang di beli Sena .

" Apa kamu bilang?! "

" Tubuhmu memelar, perutmu agak buncit , dadamu agak besar, tapi tinggimu tidak naik " Jelas Mina

" Terserah kau saja "

Sena tidak menghiraukan ucapan Mina , ia melahap semua makanan yang telah ia pesan dengan semangat yang membara.

Tidak apa apa kalau aku gendut, asalkan aku masih hidup, sehat dan juga punya uang, Batin Sena sambil melahap makanannya.

°°°°°°

Sena memasuki rumah yang telah ia tempati satu Minggu ini, rasa lelah mendominasi tubuhnya , pulang sekolah selalu sore terus, belum juga tugas yang diberikan guru, kepalanya sangat pusing sekarang, rasanya ingin meledak sekarang juga.

Sena berjalan dengan lesu menuju sofa yang ada di ruang tamu, tanpa pikir panjang ia merebahkan tubuhnya di sofa, selang beberapa menit ia sudah menuju alam mimpinya.

Baru setengah jam Sena tertidur, ia tersadar bahwa di dadanya ada seorang bayi yang tengah melahap putingnya dengan rakus, siapa lagi kalau bukan Daniel.

" Sean, kenapa Daniel ada di sini ? " Tanya Sena dengan mata yang tertutup lagi.

"Dia haus dan ingin minum jadi aku mencarimu, ternyata kamu sedang tertidur pulas , aku tidak tega membangunkanmu, jadi aku membuka seragammu dan mengeluarkan payudaramu kemudian aku meletakkan Daniel di dadamu " Sean menjawab dengan jelas.

Sena hanya mengangguk, ia terlalu lelah untuk berbicara lagi, akhirnya ia tertidur kembali dengan keadaan Daniel berada di dadanya.

Malam pun tiba, Sena telah membersihkan diri dan langsung menuju ranjangnya, rasanya dia ingin segera tidur dan berselancar di mimpi.

Sebelum Sena meraungi alam mimpi, Sean masuk kamar dengan baju santainya.

" Aku ingin menjelaskan sesuatu kepadamu " Ucap Sean dan ikut merebahkan tubuhnya di samping Sena

Sena hanya mengangguk dengan matanya yang tertutup.

" Kamu tidak penasaran siapa diriku?"

Sena menggeleng, yang terpenting untuk saat ini adalah ia ingin tidur dengan tenangnya.

Sean menoleh ke samping, ternyata Sena sudah nyenyak dalam tidurnya.

Sean mengulas senyum tipis ,menyelimuti dirinya dan Sena kemudian mengecup kening Sena.

" Selamat malam ibu dari anakku " Sean ikut menyusul Sena menuju ke alam mimpi.

R E V I S I 23-08-2020

Monster [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang