Sean duduk termenung di ruang tamu dengan cahaya remang-remang dari luar.
Hari sudah ingin berganti, tapi Sean tidak bisa tidur, ia memikirkan wanita itu, wanita yang tadi ia lihat di taman.
Sean jadi mengingat bagaimana wanita itu bisa pergi darinya, meninggalkan dirinya dan juga anak-anaknya yang masih kecil saat itu.
Flashback on
Dua tahun yang lalu
Sena membuka matanya dengan perlahan, hari mulai menunjukkan waktu siang, ia beranjak dari tidurnya kemudian membersihkan diri.
Setelah membersihkan diri, Sena melangkah menuju ruang pribadi Sean yang di dalamnya ia ubah menjadi kamar bayi.
Sena membuka pintu, pertama kali yang ia lihat adalah Sean sedang menggendong Yumna sambil mempukpuk bokong Leon, Sena mendekati Sean dengan berat hati dia mengungkapkan keinginannya lagi.
" Aku ingin lepas darimu " Ucap Sena.
Sean langsung menatap Sena tajam, Sena yang ditatap hanya dapat menundukkan kepalanya.
Sean meletakkan Yumna ke box bayi, kemudian mengajak Sena ke kamarnya.
Sean menuntun Sena untuk duduk di tepi ranjang kemudian Sean berjongkok di depan Sena.
" Kenapa kamu ingin lepas dariku?"
" Itu sudah kesepakatan kita Sean , kamu yang bilang kalau aku sudah melahirkan anak ke dua belas mu, maka kamu akan melepaskan ku "
" Tapi, tidak sekarang Sena, anak-anak masih terlalu kecil untuk kamu tinggalkan "
" Tapi, aku ingin hidup seperti dulu Sean, hanya bersekolah dan bekerja tanpa mengurus anak "
Sean menatap Sena tidak percaya, jadi Sena menganggap anaknya adalah sebuah beban.
" Itu yang kamu mau? " Sena mengangguk.
" Aku akan melepaskan mu dengan syarat, kamu tidak boleh menemui anakku setelah kamu keluar dari rumah ini dan lupakan semua yang telah terjadi, besok kamu boleh keluar dari sini, tetapi sebelum keluar tolong temui anak-anak dulu "
Sena mengangguk kemudian keluar dari ruang pribadi Sean dan menuju kamarnya untuk berberes.
Keesokan harinya, Sena telah siap untuk pergi dari rumah ini, ia sudah mantap dengan pilihannya.
Sena menemui anak-anaknya di ruang pribadi Sean, menciumi mereka satu persatu tanpa menyadari Sean melihat itu dari pintu.
"Sebelum kamu pergi, aku ingin berbicara sesuatu"
Sena mendekati Sean yang ada di pintu kemudian berdiri di depan Sean
Sean ikut mendekati Sena dan menggenggam tangannya.
Sean mendekatkan mulutnya di telinga Sena dan berbisik.
" Jangan menolak apa yang aku lakukan "
Sena hanya mengangguk, tidak mengerti apa maksud ucapan Sean .
Sean mendekatkan bibirnya di bibir Sena , Sena terkejut atas apa yang dilakukan Sean .
Sean melumat bibir Sena dengan lembut, tangan Sean berada di tengkuk Sena sedangkan tangan Sena berada di pinggang Sean, Sena mulai terbuai oleh ciuman Sean, Sena memejamkan matanya.
Sena terus memejamkan matanya lama kelamaan Sena tidak sadarkan diri.
Sean yang menyadari itu mulai menggendong Sena, ingatannya seakan dihisap oleh ciuman Sean.
"Maafkan aku telah menghapus ingatanmu, mungkin ini jalan yang terbaik."
Flashback off
Sean menangis mengingat kejadian itu, sesungguhnya ia tak rela jika Sena pergi dari kehidupannya, tapi Sean juga menghargai keputusan Sena menginginkan kehidupannya yang dulu.
"Daddy?" Lyn memanggil Daddy-nya.
Sean menyadari panggilan Lyn, ia kemudian menghapus air matanya.
" Kenapa belum tidur?" Tanya Sean.
Lyn mendekati Sean kemudian duduk di samping Sean.
Tanpa diundang, Daniel dan Leon juga ikut terbangun dan juga duduk di ruang tamu kemudian diikuti dengan Yasdar,Ellen,Lia,Jerome, Jeremy, Jasper,Edward,Elina,dan juga Yumna.
Sean mengerutkan keningnya.
" Kenapa kalian semua belum tidur? " Tanya Sean lagi.
" Entahlah, mungkin ini ikatan batin antara ayah dan anak " Wakil Daniel.
" Aku mendengar bapak menangis, jadi aku turun ke bawah " Jelas Jeremy.
" Jika bapak ada masalah, bapak bisa cerita kepada kita " Jerome ikut berbicara.
" Selain sebagai anak, kita juga bisa menjadi tempat curhat papa " Elina ikut menimbrung obrolan.
" Karena bapak gak punya teman, eh, maksud Leon bapak jarang punya teman, jadi bapak bisa anggap kalau kita semua ini teman bapak " Leon ikut berbicara sambil memeluk gulingnya.
" Kami sayang Papi " Lia mengungkapkan rasa sayangnya kepada Sean.
" Ayah juga sayang kalian "
" Ada sesuatu yang ingin ayah ceritakan " Sean berucap lagi.
Lyn yang mendengar ayahnya akan bercerita mulai membaringkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di paha Sean.
" Ayah masih punya orang tua dan juga saudara, jadi artinya kalian masih punya nenek dan kakek, serta om " Sean bercerita kepada anak-anaknya sambil mengelus rambut Lyn.
" Ayah sudah tidak bertemu mereka mungkin kurang lebih dua tahun sejak kalian lahir, mungkin keluarga ayah tidak tahu kalau ayah sudah punya anak seperti kalian, jadi segeralah tidur, besok ayah akan mengajak kalian bertemu dengan keluarga ayah "
Jasper menatap ayahnya " Ayah tidak bercanda?"
Sean mengangguk, Lyn memeluk Sean dengan hangat dengan diikuti semua kakak-kakaknya.
Sean tersenyum bahagia, walaupun tidak ada Sena , dirinya tetap bisa hidup dengan anak-anaknya.
R E V I S I 23-08-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster [✓]
Hayran Kurgu[PART SUDAH TIDAK LENGKAP/SEBAGIAN ADA DI KARYAKARSA] Langit malam tak menghentikan langkahnya, jika suatu hal sudah ada keinginannya, maka tak akan ada yang dapat menghalanginya. Sean terjun bebas, meninggalkan jembatan tempat dirinya berpijak. Tuj...