Yours Trully ✔

Prolog

Gadis itu....

Y/n... Gadis bermata emerald dengan rambut hitam pekatnya tak lupa dengan tubuh indahnya bak supermodel.

Begitu dipuja dan digilai banyak pria, namun tak ada satu pun yg menjadi pilihannya.

Ia adalah seorang primadona di kampus, hal tersebut hampir sama dengan ibunya sewaktu muda.

Gadis itu begitu dikenal karena kecantikannya dan juga keangkuhannya.

Wajah dan kemolekan dari ibunya, Tiffany Hwang, kini diwarisi oleh y/n. Wajah malaikatnya bagaikan topeng pelindung dari sifat buruknya, sangat disayangkan bukan?

Walau begitu, y/n tidak sebaik ibunya.

Y/n adalah seorang badgirl.

Y/n melakukan kebebasan sesuai dengan hidupnya, Bukan hanya dipuja, tapi juga ia ditakuti.

Semua orang tunduk kepadanya, tak ada satu orang pun yang bisa melawannya.

Namun, ada satu gadis dikampus yg begitu membencinya. Ia iri dengan kecantikan yg dimiliki oleh y/n, ia iri dengan ketenaran y/n.

dulu... ia selalu menjadi yang utama. Namun, setelah kedatangan y/n. Semuanya berubah.

Gadis itu pun melangkah mendekati y/n.

"Jangan mencoba merebut milikku...," ujar gadis itu penuh peringatan.

"Maksudmu?" Y/n hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Kau menyodorkan tubuhmu hanya demi ketenaran? Haha," gadis itu tersenyum mengejek, "bahkan tak ada satu pun yang menjadi milikmu sekarang."

"Jadi bisakah kau menjaga mulut lebarmu, bi*ch."

Y/n menjawab dengan tenang, "Aku tidak menyodorkan tubuhku kepada mereka. Mereka yg menginginkanku, Mereka yg mengejarku. Satu orang pun, tak ada yg menjadi daya tarikku di sini," jelasnya.

Gadis itu menggeram, "Oh ya? Lalu apakah kau bisa menaklukannya?" tunjuknya pada seorang pria berkacamata yang tengah duduk sambil membaca buku tebal.

Y/n menatap pria yg ditunjuk, lalu kembali melirik si Gadis. "Dia terlalu dingin, tak menantang bagiku."

"Oh, justru itu aku menantangmu. Dia lebih menantang dari yg lainnya jika kau bisa merubah penampilan dan menjadikannya sebagai kekasihmu, ataupun tidur denganmu, maka kau menang."

Y/n terdiam, pria itu adalah orang terdingin. Tapi bagaimana? Ini juga demi kebaikannya.

"Apa kau takut?"

"Ti-dak! Baiklah, aku bersedia. Aku akan merubah penampilannya. Dan aku jamin dia akan berkencan denganku."

"Deal..."

Disisi lain.. di lain waktu dan tempat..

Pria tinggi itu membetulkan letak kacamatanya, darah mengotori tangan besarnya namun itu seakan tidak membuatnya jijik sama sekali.

Ia tersenyum puas setelah melihat wanita itu telah terpotong menjadi beberapa bagian..

Selanjutnya, ia menjilat tangannya yg tadi berlumuran darah.

"Sebaiknya, jangan lihat aku dari penampilan..."

My Beloved Psycopath