2

1.9K 204 2
                                    

Dentuman musik begitu menggema ke seluruh ruangan, Hiruk-pikuk bar tampak menyesakkan. Para penari striptease bergelantung dengan tubuh polosnya di sebuah tiang, tampak menggoda para pria belang.

Y/n tengah duduk di salah satu kursi bar, tampak menegak minumannya. Matanya tampak memerah karena terlalu banyak alkohol yg diserap tubuhnya.

Intinya gadis itu telah mabuk, Gadis lain yg tak lain adalah sahabatnya, menguncang bahu tubuh gadis itu.

Y/n hanya bergumam tak jelas.

"Astaga y/n, kamu minum berapa botol?" serunya kaget.

"Aku telah menegurnya, tapi dia begitu keras kepala," jelas sang Bartender.

Gadis bernama Jihyo itu mendesah panjang, sahabatnya mabuk berat.

Seharusnya tadi ia mengawasi y/n, Jihyo tak yakin y/n dapat mengendarai mobilnya sendirian.

Teman one night stand-nya telah menunggu di ujung sana. Lalu apakah ia harus mengantarkan y/n pulang terlebih dahulu?

Jihyo tampak kebingungan, namun senyumnya melebar ketika ia melihat Johnny yg baru saja memasuki club. Gadis itu pun melambaikan tangannya ke arah Johnny.

••••

Johnny melajukan mobil yg ia kendarai dengan kecepatan sedang,Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju sebuah club.

Tempat dimana sahabatnya bekerja,
Sebenarnya ia tak ingin pergi ke sana. Suasana club sangat dibencinya.

Ia benci ketika indra penciumannya harus menghirup bau alkohol yg menyengat. Tapi karena kesetiaannya sebagai seorang sahabat, ia harus rela melakukannya.

Pria itu memakirkan mobilnya ketika ia telah sampai.

Lalu Ia memasuki club tersebut. Langkahnya terhenti ketika ia melihat Jihyo yg melambaikan tangan ke arahnya.

Johnny mengernyit heran, akhirnya ia memutuskan untuk melangkah mendekat.

"Johnny, tolong y/n.."

"Y/n?" Pria itu melirik y/n yg tampak mabuk di meja bar.

"Tolong antarkan dia pulang, aku harus menemui sahabatku."

"Kau sahabatnya, seharusnya kau bisa menjaganya." Protes Johnny.

"Kumohon... dia tak mungkin mengendarai mobilnya sendirian. Oke ini memang salahku, tapi bisakah kau membantunya?" bujuk Jihyo.

Johnny melirik ke arah y/n sekali lagi. Lalu pada akhirnya ia mengangguk. Ia menyerahkan kunci mobilnya pada sang Bartender.

"Berikan ini pada Joy. Katakan bahwa aku ada urusan," jelasnya

Bartender itu mengangguk mengerti. Lalu Johnny menerima kunci mobil milik y/n dari tangan Jihyo. Pria itu segera membawa y/n keluar dari club.

•••••

Johnny menoleh ke arah ranjang tidurnya yang ditiduri oleh seorang gadis. Siapa lagi kalau bukan y/n?

Dalam hati, ia bingung sendiri dan baru pertama kali mengalami hal ini. Seharusnya tadi malam, ia menolak saja mengantar y/n pulang ke rumahnya kalau pada akhirnya akan begini.

Semalaman, ia kebingungan mencari alamat rumah y/n. Entah di mana gadis itu tinggal. Ia mencari-cari ponsel y/n, namun tak ada. Sadar, ternyata ponsel gadis itu berada di tangan Jihyo.

Hingga pada akhirnya, Johnny memutuskan membawa y/n ke rumahnya. Dan di sinilah gadis itu sekarang, di ranjangnyaTengah terlelap.

Tubuh gadis itu menggeliat, mata indahnya pun terbuka. Lalu ia bangkit dan menatap Johnny dengan polos. Seakan tak ada yg ia takuti.

"Kenapa aku bisa ada di sini?" ujarnya dengan suara serak.

"Kau mabuk. Dan sahabatmu, dia menyuruhku membawamu pulang, tapi aku tak tau di mana alamat rumahmu." Ucap Johnny sambil menegak air putih.

Y/n memijit keningnya dengan pelan.

"Minumlah." Johnny menyodorkan sebuah pil dan jus jeruk ke arahnya. Y/n pun segera menegaknya.

"Terima kasih," gumamnya tulus.

Lalu y/n mengedarkan pandangannya ke sekitar kamar Johnny, Kamar pria itu tampak begitu rapi.

"Sekarang pulanglah, ini kunci mobilmu." Johnny melempar kunci mobil y/n.

"Hei? Kau mengusirku?"

"Mungkin."

Y/n mendengus, lalu dengan berat hati gadis itu bangkit melangkah.

Ia merasa sangat mual, rasanya ingin muntah. Semuanya tak dapat ia tahan hingga ia memuntahkan isi perutnya di atas ranjang king size milik Johnny.

"Hoeek! hoeek!"

Johnny yg melihat itu beranjak menjauh dan menutup hidungnya.

"Astaga! Kenapa kau memuntahkannya di sini? Ew... kau begitu menjijikkan," kesal Johnny seraya mendengus jijik.

Y/n hanya terdiam, Ia masih merasakan kepalanya yg pusing berdentum.

Ia sering merasakan ini, tepatnya hang over setelah mabuk berat tadi malam.

Lalu gadis itu pun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi.

Sedangkan Johnny, Ia memanggil pembantunya untuk mengganti sprei ranjangnya. Pria itu tak henti-hentinya mendengus jijik.

Y/n kembali dari kamar mandi setelah beberapa menit. Tubuhnya hanya terbalut handuk milik Johnny, pakaian yg ia kenakan tadi telah kotor ternodai oleh muntahnya.

Tanpa malu ia mendekat ke arah Johnny yg sedang menatapnya.

"Boleh aku meminjam pakaianmu?" ujar y/n seperti biasa, dengan nada angkuhnya.

"Setelah kau tidur dan memuntahkan isi perutmu di ranjangku, Sekarang kau meminta agar aku meminjamkan pakaianku?" Johnny tertawa hambar.

"Please... apa kau tega membiarkan aku seperti ini?" Y/n memasang wajah memelasnya.

Johnny hanya meliriknya sekilas lalu menggeleng.

"Johnny, kau pria bukan? Kau tau kita bisa saja melakukan hal yang tak diinginkan jika aku..."

"Memangnya aku tergoda?" potongnya membuat y/n tertegun.

Oh... mereka benar, Pria ini bukan hanya dingin, tapi juga menyebalkan batin y/n

Sangat menyebalkan sampai² y/n tanpa sadar mengepalkan tangannya.

Jika bukan karena tantangan itu, ia tak akan sudi melakukan ini.

Tapi, melihat Jennie yg begitu angkuh.

Ia tak mau kalah, ia harus tetap menjadi primadona di kampus.

Tapi, apakah ia bisa? Melihat sikap Johnny yg begitu dingin dan menyebalkan dihadapannya sekarang.

"Okay, ku anggap kau gay Dan memang tak tergoda padaku, Aku tak perduli tapi yang jelas.. bolehkah aku meminjam pakaianmu? Satu hari saja?"

"Gay?" Johnny mendengus.

Ia bahkan tak pernah berpikir bahwa dirinya gay, Sialan gadis ini, seenaknya saja mengatakan dirinya gay batin Johnny kesal.

Masalah tergoda? tentu saja tergoda, Johnny normal!

Akhirnya, Johnny membuka lemari dan meraih t-shirt beserta celana pendek miliknya, y/n pun meraihnya dengan senang hati.

"Terima kasih, John."

TBC

Yours Trully ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang