5

1.7K 185 9
                                    

Setelah pulang dari rumah Johnny, y/n langsung bergegas pergi ke apartement Jihyo dan mengajak gadis itu pergi shoping ke mall lalu clubbing hingga larut malam.

Jam sudah menunjukkan angka 12, y/n berjalan mengendap-endap agar tidak membangunkan orang rumah.

'Blar!'

Ia kaget sekali karena lampu tiba² menyala semua.

Diatas tangga ujung sudah berdiri Tiffany Hwang, ibu y/n.

"Dari mana saja kau, y/n?" Tanya Tiffany datar.

Y/n mengerjapkan mata sejenak, lalu dengan gugup ia menoleh ke arah ibunya.

"Emm.. dari apart--"

Belum selesai ia berbicara, ibunya memotong pembicaraan dengan cepat.

"Apartement Jihyo maksudmu?"

"Um iya." Jawabnya dengan senyum kikuk.

"Dan siapa Johnny?" Tanya Tiffany lagi.

"Dia..." y/n menelan ludah,

ibunya bukannya seseorang yg bisa dibohongi dengan mudah. Karena Tiffany bisa membaca pikiran orang hanya dari bahasa tubuh,gerak gerik apalagi tatapan mata.

"Kenapa dia begitu memenuhi pikiranmu?" Cecar Tiffany.

"Dia kekasihku, kami baru saja menjalin hubungan."

"Benarkah? Jika benar dia kekasihmu, lalu kenapa kau masih mendatangi club sialan itu? Bukankah kekasihmu sudah melarangnya?" sindir Tiffany.

Y/n hanya menggigit bibir bawahnya dengan gugup.

"Kartu debit, kartu kredit, dan mobilmu, mulai saat ini Mom sita, y/n."

Y/n menatap ibunya dengan pandangan tidak percaya.

"Apa?" Kagetnya.

"Ya, kau hanya bisa menghambur uangku tanpa tau  bagaimana jerih payahnya mencari selembar won tersebut," jelas Tiffany dengan nada bicara yg begitu dingin.

"Jadi, mom tak pernah rela aku memakai uang itu?" Air mata y/n kini mulai menetes.

"Kau tau apa jawaban mom, mom tidak pernah rela jika uang itu kau pergunakan untuk hal yg sia²."

"Oh baiklah. Ambil saja semuanya, ambil kunci mobilku." Y/n melempar kunci mobil dan dompetnya ke atas sofa,

"Aku sudah tak membutuhkannya," lanjut y/n.

Kemudian gadis itu berlari menuju keluar rumah, tidak peduli dengan Tiffany yg memanggil namanya.

Y/n hanya terus berlari.

Hujan turun begitu derasnya, tubuh y/n basah kuyup.

Badannya mulai menggigil kedinginan, mata indahnya melirik kanan-kiri, berharap ada taksi yang lewat.

Tengah malam seperti ini mana ada taksi yg lewat, y/n merutuki dirinya sendiri lalu terduduk di kursi halte bis.

Hujan bukannya berhenti, semakin malam semakin deras rintikan itu membasahi bumi.

Y/n memeluk tubuhnya sendiri, Lalu ia merasakan ponselnya yg bergetar.

Syukurlah dia masih membawa ponselnya.

Dia menatap layar ponsel dengan nanar. Seseorang menelpon y/n tengah malam, bahkan nomornya tak terdaftar di kontak.

Y/n mengernyit heran dan segera mengangkatnya.

"Halo?" ujarnya sedikit serak.

"Halo? Jam berapa aku menjemputmu besok?"

Seseorang di telefon menjawab, y/n tersenyum dalam hati.

Itu Johnny.

"Johnny?" gumamnya senang.

"Ya, jam berapa aku harus menjemputmu besok?"

"John, jemput aku sekarang." Pinta y/n

"Hah? Apa?"

"Jemput aku please..." rengek y/n.

"Y/n kau di mana?"

"Aku di halte bis, kumohon jemput aku."

Gadis itu hampir saja kembali menangis, Johnny satu²nya harapan y/n.

Bukan karena dia tidak memiliki nomor Jihyo, Tapi karena dia tidak memiliki pulsa.

Hening.

Telepon masih tersambung namun Johnny tampak tak menjawab.

Y/n terus mendesah lelah, apa Johnny sudah gila membiarkan dirinya memegang telepon tanpa ada suara? Pikir y/n.

"Kau di halte bis? Aku telah sampai."

Y/n tidak menjawab ucapan Johnny dan mendesah lega ketika sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya.

Sang pemilik mobil tersebut tampak menunjukkan batang hidungnya, Johnny mendekat ke arah y/n dengan jaket yg tersampir di pundaknya. Johnny dengan lembut membungkus tubuh y/n dengan jaket itu.

"Ayo masuk!" perintahnya.

Merekapun masuk ke dalam mobil, Johnny menancap pedal gas dan mobil pun melaju.

"Apa yg terjadi padamu?" tanya Johnny.

Y/n memilih to the point, "Bolehkah aku tinggal di rumahmu untuk sementara?"

***

Akhirnya setelah beradu mulut cukup lama, Johnny menyerah dan membiarkan gadis itu tinggal dirumahnya.

Y/n kembali menggenakan pakaian Johnny karena pakaiannya sendiri sudah basah kuyup karena hujan tadi.

"terima kasih, John.." y/n menjinjit sedikit dan mengecup singkat bibir Johnny.

Johnny hanya mengangguk sebentar, kemudian y/n berbalik dan mengeringkan rambutnya.

Johnny menatap datar dari arah belakang, tiba² ia memeluk gadis itu lalu menumpukan dagunya di bahu y/n.

"Yya! Kau membuatku kaget." Ujar y/n lalu menghentikan aktifitasnya.

"Hm." Gumam Johnny semakin mempererat pelukannya.

"Ada apa denganmu? Kemarin² kau menolakku sekarang malah lengket begini?"

Johnny diam, dia memejamkan matanya.

10 menit, 20 menit, 30 menit mereka tetap dalam posisi begitu.

"John, sampai kapan kau akan membiarkanku begini? Kau berat heh!" Protes gadis itu.

Johnny membuka matanya, lalu berbisik.

"once you deal with me, forever you will stay stuck with me.."

Johnny mengecup singkat leher y/n lalu melepaskan pelukannya dan berbalik pergi, perkataan Johnny tadi sukses membuatnya sangat terkejut.

"Ap.. apa maksudnya??"

TBC

Yours Trully ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang